أعْلَنَ تَاجِرٌ أَنَّهُ
يُرِيْدُ أَنْ يَسْتَخْدِمَ عِنْدَهُ شَابًّا كَاتِبًا. فَتَقَدَّمَ لِهَذِهِ الوَظِيْفَةِ
عَدَدٌ مِنَ الشُّبَّانِ غَيْرُ قَلِيْلٍ. وَحَضَرُوْا لِمُقَابَلَتِهِ فِيْ سَاعَةٍ
مُعَيَّنَةٍ. فَكَانَ التَّاجِرُ يَدْعُوْهُمْ إِلَى مَكْتَبِهِ وَاحِدًا وَاحِدًا.
وَيُحَادِثُهُمْ فِيْ مَسَائِلَ كَثِيْرَةٍ، لِيَعْلَمَ مِقْدَارَ فِطْنَتِهِمْ وَآدَابِهِمْ.
وَأَخِيْرًا اخْتَارَ أَحَدَهُمْ بَعْدَ مُحَادَثَةٍ قَصِيْرَةٍ. فَاسْتَغْرَبَ هَذِهِ
السُّرْعَةَ صَدِيْقٌ لَهُ كَانَ حَاضِرًا. وَقَالَ لَهُ : " عَلَى أَيِّ شَيْءٍ
بَنَيْتَ اخْتِيَارَكَ هَذَا الشَّابَّ، فَإِنَّكَ لَمْ تُحَدِّثْهُ إِلَّا قَلِيْلًا
".
فَقَالَ : " إِنَّهُ
مَسَحَ نَعْلَيْهِ عَلَى الْمِمْسَحَةِ عِنْدَ دُخُوْلِهِ، وَأَقْفَلَ الْبَابَ بِلُطْفٍ
وَسُكُوْنٍ، فَفَهِمْتُ أَنَّهُ نَظِيْفٌ وَمُنْتَظِمٌ. ثُمَّ أَشَارَ إِلَيَّ بِالسَّلَامِ،
وَجَاوَبَنِيْ بِنَشَاطٍ وَاحْتِرَامٍ، فَفَهِمْتُ أَنَّهُ حَسَنُ الْأَدَبِ. وَقَدْ
لَبِثَ يَنْتَظِرُ دَوْرَهُ وَلَمْ يُدَافِعْ غَيْرَهُ لِلْحُضُوْرِ بَيْنَ يَدَيَّ،
فَفَهِمْتُ أَنَّهُ مُتَوَاضِعٌ. وَمَتَى اجْتَمَعَتْ هَذِهِ الصِّفَاتُ فِيْ شَخْصٍ،
كَانَ أَفْضَلَ مِمَّنْ سِوَاهُ ".
الـمُفْرَدَاتُ : Kosakata
أَعْلَنَ : Mengumumkan
تَاجِرٌ : Pedagang
اسْتَخْدَمَ – يَسْتَخْدِمُ : Mempekerjakan
وَظِيْفَةٌ : Tugas/Pekerjaan
مَكْتَبٌ : Kantor
فِطْنَةٌ : فَطَانَةٌ : Kecerdasan
اسْتَغْرَبَ – يَسْتَغْرِبُ : Merasa aneh
لُطْفٌ : Lemah lembut
مُنْتَظِمٌ : Orang yang teratur/tertib
جَاوَبَ – يُجَاوِبُ : Menjawab
لَبِثَ – يَلْبَثُ : Tinggal (menunggu)
دَوْرٌ : Giliran
بَيْنَ يَدَيَّ : Di
depanku
Terjemahan:
Seorang
pedagang mengumumkan bahwa ia ingin mempekerjakan seorang pemuda sebagai
sekretaris. Maka datanglah banyak pemuda untuk mendapatkan pekerjaan ini.
Mereka pun hadir untuk menghadiri wawancara dengannya di jam yang sudah
ditentukan. Kemudian pedagang tersebut memanggil mereka ke kantornya satu per
satu, lantas bertanya kepada mereka tentang berbagai macam persoalan untuk
mengetahui level kecerdasan dan juga adab mereka. Akhirnya, ia pun memilih
salah satu dari mereka setelah percakapan yang singkat. Seorang teman pedagang
itu yang saat itu hadir di sana pun merasa heran akan singkatnya wawancara
tersebut. Lantas ia pun bertanya: “Apa alasanmu memilih pemuda tersebut padahal
engkau belum berbicara dengannya kecuali sedikit saja?”.
Ia pun
menjawab: “Sesungguhnya pemuda tersebut membersihkan sandalnya pada keset
ketika ia masuk ruangan, ia juga menutup pintu dengan lembut dan pelan, maka
dari situ aku paham bahwa ia adalah seseorang yang bersih dan tertib. Kemudian
ia juga memberi salam kepadaku, serta menjawab pertanyaan-pertanyaanku dengan
penuh semangat dan hormat, maka dapat aku pahami bahwa ia adalah orang yang
berakhlak mulia. Selain itu, ia juga menunggu gilirannya tanpa melangkahi
giliran orang lain untuk bisa hadir di depanku, maka aku paham bahwa ia adalah
orang yang rendah hati. Ketika sifat-sifat tersebut telah terkumpul pada diri
seseorang, maka orang tersebut pasti lebih baik dari orang-orang selainnya.”.