Al-Qariah,At-Takatsur, Surah Al-’Asr,Al-Humazah,Al-Fil,Al-Quraisy,Al-Ma’un,Al-Kautsar,Al-Kafirun,An-Nasr,Al-Lahab,Al-Ikhlas,Al-Falaq,An-Naas

  


Terjemah Kitab Tafsir Jalalain lengkap dari Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia

 

Nama kitab: Tafsir Al-Jalalain (Tafsir oleh Dua Jalaluddin)

Nama penafsir:

1. Jalaluddin Al-Mahalli. (Lahir: 791 - 864 Hijriyah / Wafat: 1389 - 1459 Masehi)

Nama lengkap: Jalaluddin, Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim Al-Mahalli Al-Syafi'i (محمد بن أحمد بن محمد بن إبراهيم المحلي الشافعي)

2. Jalaluddin Al-Suyuti (Lahir: 3 Oktober 1445 M / 1 Rajab 849 H; wafat: 18 Oktober 1505 M / 19 Jumadi Ula 911 H)

Nama lengkap: Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Al-Suyuti (جلال الدين عبد الرحمن بن أبي بكر السيوطي)

 

Daftar Surat

Al-Fatihah (Pembukaan) Ayat 1-7

Al Baqarah (Sapi Betina) Ayat 1-69Ayat 70-134Ayat 135-196Ayat 197-248Ayat 249-286

Ali Imran (Keluarga Imran) Ayat 1-70Ayat 71-132Ayat 133- 200

An Nisa (Wanita) Ayat 1-65Ayat 66-79Ayat 80-176

Al Ma'idah (Jamuan) Ayat 1-64Ayat 65-120

Al An'am (Hewan Ternak) Ayat 1-59Ayat 60-131Ayat 132-165

Al-A'raf (Tempat yang Tertinggi) Ayat 1-67Ayat 68-137Ayat 138-206

Al-Anfal (Harta Rampasan Perang) Ayat 1-75

At-Taubah(Pengampunan) Ayat 1-72Ayat 73-129

Yunus (Nabi Yunus) Ayat 1-53Ayat 54-109

Hud (Nabi Hud) Ayat 1-62Ayat 63-123

Yusuf (Nabi Yusuf) Ayat 1-63Ayat 64-111

Ar-Ra'd (Guruh) Ayat 1-43

Ibrahim (Nabi Ibrohim) Ayat 1-52

Al-Hijr (Gunung Al Hijr) Ayat 1-99

An-Nahl (Lebah) Ayat 1-87Ayat 88-128

Al-Isra' (Perjalanan Malam) Ayat 1-66Ayat 67-111

Al-Kahfi (Penghuni-penghuni Gua) Ayat 1-53Ayat 54-110

Maryam (Maryam) Ayat 1-98

Taha (Ta Ha, Toha) Ayat 1-76Ayat 77-135

Al-Anbiya (Nabi-Nabi) Ayat 1-57Ayat 58-112

Al-Hajj (Haji) Ayat 1-78

Al-Mu'minun (Orang-orang mukmin) Ayat 1-74Ayat 75-117

An-Nur (Cahaya) Ayat 1-64

Al-Furqan (Pembeda) Ayat 1-77

Asy-Syu'ara' (Penyair) Ayat 1-111Ayat 112-227

An-Naml (Semut) Ayat 1-93

Al-Qasas (Kisah-kisah) Ayat 1-88

Al-'Ankabut (Laba-laba) Ayat 1-69

Ar-Rum (Bangsa Romawi) Ayat 1-60

Luqman (Keluarga Luqman) Ayat 1-34

As-Sajdah (Sajdah) Ayat 1-30

Al-Ahzab (Golongan-golongan yang Bersekutu) Ayat 1-73

Saba' (Kaum Saba') Ayat 1-54

Fathir (Pencipta) Ayat 1-45

Yasin (Yaasiin) Ayat 1-83

As-Saffat (Barisan-barisan) Ayat 1-182

Sad (Shaad) Ayat 1-88

Az-Zumar (Rombongan-rombongan) Ayat 1-75

Al-Mu'min, Ghafir (Yang Mengampuni) Ayat 1-85

Fussilat (Yang Dijelaskan) Ayat 1-54

Asy-Syura (Musyawarah) Ayat 1-53

Az-Zukhruf (Perhiasan) Ayat 1-89

Ad-Dukhan (Kabut) Ayat 1-59

Al-Jasiyah (Yang Bertekuk Lutut) Ayat 1-37

Al-Ahqaf (Bukit-bukit Pasir) Ayat 1-35

Muhammad (Nabi Muhammad) Ayat 1-38

Al-Fath (Kemenangan) Ayat 1-29

Al-Hujurat (Kamar-kamar) Ayat 1-18

Qaf (Qaaf) Ayat 1-45

Adz-Dzariyat (Angin yang Menerbangkan) Ayat 1-60

Aht-Thur (Bukit) Ayat 1-49

An-Najm (Bintang) Ayat 1-62

Al-Qamar (Bulan) Ayat 1-55

Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) Ayat 1-78

Al-Waqi'ah (Hari Kiamat) Ayat 1-96 

Al-Hadid (Besi) Ayat 1-29

Al-Mujadilah (Wanita yang Mengajukan Gugatan) Ayat 1-22

Al-Hasyr (Pengusiran) Ayat 1-24

Al-Mumtahanah (Wanita yang Diuji) Ayat 1-13

Ash-Shaff (Satu Barisan) Ayat 1-14

Al-Jumu'ah (Hari Jumat) Ayat 1-11

Al-Munafiqun (Orang-orang yang Munafik) Ayat 1-11

At-Taghabun (Hari Dinampakkan Kesalahan-kesalahan) Ayat 1-18

Ath-Thalaq (Talak) Ayat 1-12

At-Tahrim (Pengharaman) Ayat 1-12

Al-Mulk (Kerajaan) Ayat 1-30

Al-Qalam (Pena) Ayat 1-52

Al-Haqqah (Hari Kiamat) Ayat 1-52

Al-Ma'arij (Tempat Naik) Ayat 1-44

Nuh (Nabi Nuh) Ayat 1-28

Al-Jinn (Jin) Ayat 1-28

Al-Muzzammil (Orang yang Berselimut) Ayat 1-20

Al-Muddatstsir (Orang yang Berkemul) Ayat 1-56

Al-Qiyamah (Kiamat) Ayat 1-40

Al-Insan (Manusia) Ayat 1-31

Al-Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus) Ayat 1-50

An-Naba' (Berita Besar) Ayat 1-40

An-Nazi'at (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut) Ayat 1-46

'Abasa (Ia Bermuka Masam) Ayat 1-46

At-Takwir (Menggulung) Ayat 1-29

Al-Infithar (Terbelah) Ayat 1-19

Al-Muthaffifin (Orang-orang yang Curang) Ayat 1-25

Al-Insyiqaq (Terbelah) Ayat 1-25

Al-Buruj (Gugusan Bintang) Ayat 1-22

Ath-Thariq (Yang Datang di Malam Hari) Ayat 1-17

Al-A'laa (Yang Paling Tinggi) Ayat 1-19

Al-Ghasyiyah (Hari Pembalasan) Ayat 1-26

Al-Fajr (Fajar) Ayat 1-30

Al-Balad (Negeri) Ayat 1-20

Asy-Syams (Matahari) Ayat 1-15

Al-Lail (Malam) Ayat 1-21

Ad-Dhuha (Waktu Matahari Sepenggalahan Naik (Dhuha) Ayat 1-11

Al-Insyirah, Asy-Syarh (Melapangkan) Ayat 1-8

At-Tin (Buah Tin) Ayat 1-8

Al-'Alaq (Segumpal Darah) Ayat 1-19

Al-Qadr (Kemuliaan) Ayat 1-5

Al-Bayyinah (Pembuktian) Ayat 1-8

Az-Zalzalah (Kegoncangan) Ayat 1-8

Al-'Adiyat (Berlari Kencang) Ayat 1-11

Al-Qari'ah (Hari Kiamat) Ayat 1-11

At-Takatsur (Bermegah-megahan) Ayat 1-8

Al-'Ashr (Masa) Ayat 1-3

Al-Humazah (Pengumpat) Ayat 1-9

Al-Fil (Gajah) Ayat 1-5

Quraisy (Suku Quraisy) Ayat 1-4

Al-Ma'un (Barang-barang yang Berguna) Ayat 1-7

Al-Kausar (Nikmat yang Berlimpah) Ayat 1-3

Al-Kafirun (Orang-orang Kafir) Ayat 1-6

An-Nasr (Pertolongan) Ayat 1-3

Al-Lahab (Gejolak Api) / Al-Masad (Sabut) Ayat 1-5

Al-Ikhlas (Memurnikaan Ke-Esaan Allah) Ayat 1-4

Al-Falaq (Waktu Subuh) Ayat 1-5

An-Nas (Umat Manusia) Ayat 1-6

 

 

 

Tafsir Al Quran:

Surah Al-Qariah, Surah At-Takatsur, Surah Al-’Asr, Surah Al-Humazah, Surah Al-Fil, Surah Al-Quraisy, Surah Al-Ma’un, Surah Al-Kautsar, Surah Al-Kafirun, Surah An-Nasr, Surah Al-Lahab, Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq, Surah An-Naas

 

 

Tafsir Al Quran Surah ke-101 Al-Qariah, Al-Qori’ah, Al-Qaaria (Hari Kiamat), 11 ayat


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

{ القارعة } القيامة التي تقرع القلوب بأهوالها

1. (Hari kiamat) dinamakan Al-Qaari'ah karena kengerian-kengerian yang terjadi di dalamnya sangat menggentarkan kalbu.

 

{ ما القارعة } تهويل لشأنها وهما مبتدأ أو خبر خبر القارعة

2. (Apakah hari kiamat itu?) ungkapan ini menggambarkan tentang kengeriannya; ayat yang pertama dan ayat yang kedua merupakan Mubtada dan Khabarnya.

 

{ وما أدراك } أعلمك { ما القارعة } زيادة تهويل لها وما الأولى مبتدأ وما بعدها خبره وما الثانية وخبرها في محل المفعول الثاني لأدري

3. (Tahukah kamu) atau apakah kamu tahu (apakah hari kiamat itu?) ungkapan ayat ini menambah kengerian yang terdapat di hari kiamat. Lafal Maa yang pertama adalah Mubtada sedangkan lafal sesudahnya yaitu lafal Adraaka merupakan Khabarnya; dan Maa yang kedua berikut Khabarnya berkedudukan sebagai Maf'ul kedua dari lafal Adraa.

 

{ يوم } ناصبه دل عليه القارعة أي تقرع { يكون الناس كالفراش المبثوث } كغوغاء الجراد المنتشر يموج بعضهم في بعض للحيرة إلى أن يدعوا للحساب

4. (Pada hari itu) dinashabkan oleh lafal yang disimpulkan dari pengertian yang terkandung di dalam lafal Al-Qaari'ah yakni lafal Taqra'u, artinya pada hari yang menggentarkan itu (manusia adalah seperti anai-anai yang dihambur-hamburkan) atau seakan-akan belalang-belalang yang dihambur-hamburkan; sebagian di antaranya terbang beriring-iringan dengan yang lainnya secara semrawut. Demikian itu karena mereka dalam keadaan kebingungan, hal ini terus berlangsung hingga mereka dipanggil untuk menjalani perhitungan amal perbuatan.

 

{ وتكون الجبال كالعهن المنفوش } كالصوف المندوف في خفة سيرها حتى تستوي مع الأرض

5. (Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan) atau bagaikan wool yang terhambur-hamburkan, karena ringannya, sehingga jatuh kembali rata dengan tanah.

 

{ فأما من ثقلت موازينه } بأن رجحت حسناته على سيئاته

6. (Dan adapun orang yang berat timbangannya) artinya amal kebaikannya lebih berat daripada amal keburukannya.

 

{ فهو في عيشة راضية } في الجنة أي ذات رضى بأن يرضاها أي مرضية له

7. (Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan) yaitu berada di dalam surga; atau dengan kata lain kehidupan yang diterimanya itu sangat memuaskannya.

 

{ وأما من خفت موازينه } بأن رجحت سيئاته على حسناته

8. (Dan adapun orang yang ringan timbangannya) artinya amal keburukannya lebih berat daripada amal kebaikannya.

 

{ فأمه } فمسكنه { هاوية }

9. (Maka tempat kembalinya) yaitu tempat tinggalnya (adalah neraka Haawiyah.)

 

{ وما أدراك ما هي } أي ما هاوية

10. (Dan tahukah kamu, apakah Haawiyah itu?) atau apakah neraka Haawiyah itu?

 

هي { نار حامية } شديدة الحرارة وهاء هيه للسكت تثبت وصلا ووقفا وفي قراءة تحذف وصلا

11. Neraka Haawiyah itu adalah (api yang sangat panas) yang panasnya luar biasa; huruf Ha yang terdapat pada lafal Hiyah adalah Ha Sakat, baik dalam keadaan Washal ataupun Waqaf tetap dibaca. Tetapi menurut suatu qiraat tidak dibaca bila dalam keadaan Washal.

 

Tafsir Al Quran Surah ke-102 At-Takatsur, At-Takasur, Al-Takathur (Bermegah-Megahan), 8 ayat

 

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

{ ألهاكم } شغلكم عن طاعة الله { التكاثر } التفاخر بالأموال والأولاد والرجال

1. (Telah membuat kalian lalai) atau telah melalaikan kalian dari taat kepada Allah (bermegah-megahan) yaitu saling bangga-membanggakan harta, anak-anak dan pembantu-pembantu.

 

{ حتى زرتم المقابر } بأن متم فدفنتم فيها أو عددتم الموتى تكاثرا

2. (Sampai kalian masuk ke dalam kubur) hingga kalian mati dikubur di dalam tanah; atau hingga kalian menghitung-hitung banyaknya orang yang telah mati.

 

- { كلا } ردع { سوف تعلمون }

3. (Janganlah begitu) kalimat ini mengandung hardikan dan cegahan (kelak kalian akan mengetahui.)

 

{ ثم كلا سوف تعلمون } سوء عاقبة تفاخركم عند النزع ثم في القبر

4. (Dan janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui) akibat buruk dari perbuatan kalian itu di kala kalian menjelang kematian, kemudian sewaktu kalian telah berada di dalam kubur.

 

{ كلا } حقا { لو تعلمون علم اليقين } علما يقينا عاقبة التفاخر ما اشتغلتم به

5. (Janganlah begitu) sesungguhnya (jika kalian mengetahui dengan pengetahuan yang yakin) tentang akibat perbuatan kalian itu, niscaya kalian tidak akan lalai taat kepada Allah.

 

{ لترون الجحيم } النار جواب قسم محذوف وحذف منه لام الفعل وعينه وألقيت حركتها على الراء

6. (Niscaya kalian benar-benar akan melihat neraka Jahim) Jawab Qasamnya tidak disebutkan, yaitu niscaya kalian tidak akan sibuk dengan bermegah-megahan yang melalaikan kalian dari taat kepada Allah. Lafal Latarawunna pada asalnya adalah Latarawunanna, kemudian Lam Fi'il dan 'Ain Fi'ilnya dibuang, kemudian harakatnya diberikan kepada Wau, sehingga jadilah Latarawunna.

 

{ ثم لترونها } تأكيد { عين اليقين } مصدر لأن رأى وعاين بمعنى واحد

7. (Dan sesungguhnya kalian benar-benar akan melihatnya) kalimat ayat ini mengukuhkan makna ayat sebelumnya (dengan pengetahuan yang yakin) lafal 'Ainal Yaqiin adalah Mashdar; demikian itu karena lafal Ra-aa dan lafal 'Aayana mempunyai arti yang sama.

 

{ ثم لتسألن } حذف منه نون الرفع لتوالي النونات وواو ضمير الجمع لالتقاء الساكنين { يومئذ } يوم رؤيتها { عن النعيم } ما يلتذ به في الدنيا من الصحة والفراغ والأمن والمطعم والمشرب وغير ذلك

8. (Kemudian kalian pasti akan ditanyai) lafal Latus-alunna dibuang daripadanya Nun alamat Rafa' karena berturut-turutnya huruf Nun, dibuang pula daripadanya Wawu dhamir jamak, tetapi bukan karena 'Illat atau sebab bertemunya kedua huruf yang disukunkan; bentuk asal daripada Latus-alunna adalah Latus-aluunanna (pada hari itu) yakni di hari kalian melihat neraka Jahim (tentang kenikmatan) yang kalian peroleh semasa di dunia, yaitu berupa kesehatan, waktu luang, keamanan, makanan, minuman dan nikmat-nikmat lainnya. Artinya dipergunakan untuk apakah kenikmatan itu?

 

 

Tafsir Al Quran Surah ke-103 Al-’Asr, Al-Ashr, Al-Ashar (Masa), 3 ayat

 

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

{ والعصر } الدهر أو ما بعد الزوال إلى الغروب أو صلاة العصر

1. (Demi masa) atau zaman atau waktu yang dimulai dari tergelincirnya matahari hingga terbenamnya; maksudnya adalah waktu shalat Asar.

 

{ إن الإنسان } الجنس { لفي خسر } في تجارته

2. (Sesungguhnya manusia itu) yang dimaksud adalah jenis manusia (benar-benar berada dalam kerugian) di dalam perniagaannya.

 

{ إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات } فليسوا في خسران { وتواصوا } أوصى بعضهم بعضا { بالحق } الإيمان { وتواصوا بالصبر } على الطاعة وعن المعصية

3. (Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh) mereka tidak termasuk orang-orang yang merugi di dalam perniagaannya (dan nasihat-menasihati) artinya sebagian di antara mereka menasihati sebagian yang lainnya (supaya menaati kebenaran) yaitu iman (dan nasihat-menasihati dengan kesabaran) yaitu di dalam menjalankan amal ketaatan dan menjauhi kemaksiatan

 

 

Tafsir Al Quran Surah ke-104 Al-Humazah (Pengumpat), 9 ayat

 

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

{ ويل } كلمة عذاب أو واد في جهنم { لكل همزة لمزة } أي كثير الهمز واللمز أي الغيبة نزلت فيمن كان يغتاب النبي صلى الله عليه و سلم والمؤمنين كأمية بن خلف والوليد بن المغيرة وغيرهما

1. (Kecelakaanlah) lafal Al-Wail ini adalah kalimat kutukan, atau nama sebuah lembah di neraka Jahanam (bagi setiap pengumpat lagi pencela) artinya yang banyak mengumpat dan banyak mencela. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang suka mengumpat Nabi dan orang-orang mukmin, seperti Umaiyah bin Khalaf, Walid bin Mughirah dan lain-lainnya.

 

{ الذي جمع } بالتخفيف والتشديد { مالا وعدده } أحصاه وجعله عدة لحوادث الدهر

2. (Yang mengumpulkan) dapat dibaca Jama'a dan Jamma'a (harta dan menghitung-hitungnya) dan menjadikannya sebagai bekal untuk menghadapi bencana dan malapetaka.

 

{ يحسب } لجهله { أن ماله أخلده } جعله خالدا لا يموت

3. (Dia menduga) karena kebodohannya (bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya) dapat menjadikannya hidup kekal dan tidak mati.

 

{ كلا } ردع { لينبذن } جواب قسم محذوف أي ليطرحن { في الحطمة } التي تحطم كل ما ألقي فيها

4. (Sekali-kali tidak!) kalimat ini mengandung makna sanggahan. (Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan) menjadi Jawab Qasam dari lafal yang tidak disebutkan; artinya sesungguhnya dia benar-benar akan dicampakkan (ke dalam Huthamah) dan segala sesuatu yang dimasukkan ke dalamnya pasti hancur berkeping-keping.

 

{ وما أدراك } أعلمك { ما الحطمة }

5. (Dan tahukah kamu) atau apakah kamu mengetahui (apa Huthamah itu?)

 

{ نار الله الموقدة } المسعرة

6. (Yaitu api -yang disediakan- Allah yang dinyalakan) yang dinyalakan dengan besarnya.

 

{ التي تطلع } تشرف { على الأفئدة } القلوب فتحرقها وألمها أشد من ألم غيرها للطفها

7. (Yang naik) maksudnya panasnya naik membakar (sampai ke hati) lalu membakarnya; rasa sakit yang diakibatkan api neraka jauh lebih memedihkan daripada api lainnya, karena api neraka sangat lembut dan dapat memasuki pori-pori, lalu membakar hati.

 

{ إنها عليهم } جمع الضمير رعاية لمعنى كل { مؤصدة } بالهمز وبالواو بدله مطبقة

8. (Sesungguhnya api itu atas mereka) di dalam ayat ini Dhamir dijamakkan karena memandang dari segi makna (ditutup rapat-rapat) dapat dibaca Mu`shadah dan Muushadah; artinya mereka dibakar dengan api itu dalam keadaan ditutup rapat.

 

{ في عمد } بضم الحرفين وبفتحهما { ممددة } صفة لما قبله فتكون النار داخل العمد

9. (Pada tiang-tiang) dapat dibaca 'Amadin dan 'Umudin (yang panjang) lafal ini menjadi sifat dari lafal sebelumnya; dengan demikian maka api itu berada dalam tiang-tiang tersebut.

 

Tafsir Al Quran Surah ke-105 Al-Fil (Gajah), 5 ayat

 


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

{ ألم تر } استفهام تعجب أي اعجب { كيف فعل ربك بأصحاب الفيل } هو محمود وأصحابه أبرهة ملك اليمن وجيشه بنى بصنعاء كنيسة ليصرف إليها الحاج عن مكة فأحدث رجل من كنانة فيها ولطخ قبلتها بالعذرة احتقارا بها فحلف أبرهة ليهدمن الكعبة فجاء مكة بجيشه على أفيال اليمن مقدمها محمود فحين توجهوا لهدم الكعبة أرسل الله عليهم ما قصه في قوله :

1. (Apakah kamu tidak memperhatikan) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna takjub; artinya sepatutnya kamu merasa takjub (bagaimana Rabbmu telah bertindak terhadap tentara bergajah) orang yang mempunyai gajah itu bernama Mahmud yang disertai oleh teman-temannya, yaitu raja negeri Yaman yang bernama Abrahah berikut tentaranya. Dia telah membangun sebuah gereja di Shan'a dengan tujuan supaya orang-orang berpaling dari menziarahi Mekah dan tidak menziarahinya lagi. Pada suatu hari ada seseorang lelaki dari Kinanah telah membuat kejadian di gereja tersebut, ia melumuri bagian gereja yang dijadikan kiblat dengan kotoran unta dengan maksud menghinanya. Abrahah bersumpah untuk menghancurkan Ka’bah. Lalu ia datang ke Mekah bersama tentaranya, beserta gajah-gajah milik Mahmud tadi. Ketika mereka mulai bergerak hendak menghancurkan Ka’bah, Allah mengirimkan kepada mereka apa yang dikisahkan-Nya melalui firman selanjutnya yaitu:

 

{ ألم يجعل } أي جعل { كيدهم } في هدم الكعبة { في تضليل } خسارة وهلاك

2. (Bukankah Dia menjadikan) telah menjadikan (tipu daya mereka itu) dalam rangka menghancurkan Ka’bah (sia-sia) maksudnya hanya menjerumuskan mereka ke dalam kerugian dan kebinasaan.

 

{ وأرسل عليهم طيرا أبابيل } جماعات جماعات قيل لا واحد له كأساطير وقيل واحدة : أبول أو إبال أو إبيل كعجول ومفتاح وسكين

3. (Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong) atau yang bergelombang secara berturut-turut. Menurut suatu pendapat bahwa lafal Abaabiil ini tidak ada bentuk Mufradnya, sama halnya dengan lafal Asaathiir. Menurut pendapat yang lain bahwa bentuk tunggalnya adalah Abuul atau Ibaal atau Ibbiil yang wazannya sama dengan 'Ajuul, Miftaah dan Sikkiin.

 

{ ترميهم بحجارة من سجيل } طين مطبوخ

4. (Yang melempar mereka dengan batu berasal dari tanah yang terbakar) yakni tanah liat yang dibakar.

 

{ فجعلهم كعصف مأكول } كورق زرع أكلته الدواب وداسته وأفنته أي أهلكهم الله تعالى كل واحد بحجره المكتب عليه اسمه وهو أكبر من العدسة وأصغر من الحمصة يخرق البيضة والرجل والفيل ويصل إلى الأرض وكان هذا عام مولد النبي صلى الله عليه و سلم

 

5. (Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan) atau bagaikan daun tanaman yang dimakan oleh ternak, kemudian diinjak-injak dan dicabik-cabiknya. Allah telah membinasakan setiap orang dari mereka dengan batu yang padanya telah tertulis nama orang yang dikenainya. Setiap batu bentuknya lebih besar sedikit daripada biji 'adasah dan agak kecil daripada biji kacang Humsh; batu itu dapat menembus topi baja tentara yang berjalan kaki dan gajah yang dibawanya, kemudian batu itu jatuh ke tanah setelah menembus badan mereka. Hal tersebut terjadi pada tahun kelahiran Nabi  

 

 

Tafsir Al Quran Surah ke-106 Al-Quraisy, Al-Quraish (Suku Quraysy), 4 ayat

 

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

{ لإيلاف قريش }

1. (Karena kebiasaan orang-orang Quraisy.)

 

{ إيلافهم } تأكيد وهو مصدر آلف بالمد { رحلة الشتاء } إلى اليمن { و } رحلة { الصيف } إلى الشام في كل عام يستعينون بالرحلتين للتجارة على المقام بمكة لخدمة البيت الذي هو فخرهم وهم ولد النضر بن كنانة

2. (Yaitu kebiasaan mereka) lafal ini mengukuhkan makna lafal sebelumnya (bepergian pada musim dingin) ke negeri Yaman (dan musim panas) ke negeri Syam dalam setiap tahunnya; mereka bepergian dengan tujuan untuk berniaga yang keuntungannya mereka gunakan untuk keperluan hidup mereka di Mekah dan untuk berkhidmat kepada Baitullah yang merupakan kebanggaan mereka; mereka yang melakukan demikian adalah anak-anak An-Nadhr bin Kinanah.

 

{ فليعبدوا } تعلق به لإيلاف والفاء زائدة { رب هذا البيت }

3. (Maka hendaklah mereka menyembah) lafal ini menjadi ta'alluq atau tempat bergantung bagi lafal Li-iilaafi; sedangkan huruf Fa adalah huruf Zaidah (Rabb rumah ini.)

 

{ الذي أطعمهم من جوع } أي من أجله { وآمنهم من خوف } أي من أجله وكان يصيبهم الجوع لعدم الزرع بمكة وخافوا جيش الفيل

4. (Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar) agar mereka tidak kelaparan (dan mengamankan mereka dari ketakutan) artinya supaya mereka tidak merasa takut lagi. Sesungguhnya mereka sering mengalami kelaparan, karena di Mekah tidak terdapat lahan pertanian, sebagaimana mereka pun pernah dicekam oleh rasa takut, yaitu ketika tentara bergajah datang kepada mereka dengan maksud untuk menghancurkan Ka’bah

 

 

Tafsir Al Quran Surah ke-107 Al-Ma’un, Al-Maun, Al-Maauun (Barang-Barang yang Berguna), 7 ayat


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

 { أرأيت الذي يكذب بالدين } بالجزاء والحساب أي هل عرفته وإن لم تعرفه :

1. (Tahukah kamu orang yang mendustakan hari pembalasan?) atau adanya hari hisab dan hari pembalasan amal perbuatan. Maksudnya apakah kamu mengetahui orang itu? Jika kamu belum mengetahui:

 

{ فذلك } بتقدير هو بعد الفاء { الذي يدع اليتيم } أي يدفعه بعنف عن حقه

2. (Maka dia itulah) sesudah huruf Fa ditetapkan adanya lafal Huwa, artinya maka dia itulah (orang yang menghardik anak yatim) yakni menolaknya dengan keras dan tidak mau memberikan hak yang seharusnya ia terima.

 

{ ولا يحض } نفسه ولا غيره { على طعام المسكين } أي إطعامه نزلت في العاصي بن وائل أو الوليد بن المغيرة

3. (Dan tidak menganjurkan) dirinya atau orang lain (memberi makan orang miskin) ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang yang bersikap demikian, yaitu Al-'Ash bin Wail atau Walid bin Mughirah.

 

{ فويل للمصلين }

4. (Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat.)

 

{ الذين هم عن صلاتهم ساهون } غافلون يؤخرونها عن وقتها

5. (Yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya) artinya mengakhirkan shalat dari waktunya.

 

{ الذين هم يراؤون } في الصلاة وغيرها

6. (orang-orang yang berbuat ria) di dalam shalatnya atau dalam hal-hal lainnya.

 

{ ويمنعون الماعون } كالإبرة والفأس والقدر والقصعة

7. (Dan enggan menolong dengan barang yang berguna) artinya tidak mau meminjamkan barang-barang miliknya yang diperlukan orang lain; apalagi memberikannya, seperti jarum, kapak, kuali, mangkok dan sebagainya.

 

 

Tafsir Al Quran Surah ke-108 Al-Kautsar, Al-Kauthar, Al-Kausar (Nikmat yang Banyak, berlimpah), 3 ayat


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 { إنا أعطيناك } يا محمد { الكوثر } هو نهر في الجنة هو حوضه ترد عليه أمته والكوثر : الخير الكثير من النبوة والقرآن والشفاعة ونحوها

 1. (Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu) hai Muhammad (Al-Kautsar) merupakan sebuah sungai di surga dan telaga milik Nabi  kelak akan menjadi tempat minum bagi umatnya. Al-Kautsar juga berarti kebaikan yang banyak, yaitu berupa kenabian, Alquran, syafaat dan lain sebagainya.

 

{ فصل لربك } صلاة عيد النحر { وانحر } نسكك

 

2. (Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu) yaitu shalat Hari Raya Kurban (dan berkurbanlah) untuk manasik hajimu.

 

{ إن شانئك } أي مبغضك { هو الأبتر } المنقطع عن كل خير أو المنقطع العقب نزلت في العاصي بن وائل سمى النبي صلى الله عليه و سلم أبتر عند موت ابنه القاسم

3. (Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu) yakni orang-orang yang tidak menyukai kamu (dialah yang terputus) terputus dari semua kebaikan; atau putus keturunannya. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang yang bersikap demikian, dia adalah 'Ash bin Wail, sewaktu Nabi  ditinggal wafat putranya yang bernama Qasim, lalu 'Ash menjuluki Nabi sebagai Abtar yakni orang yang terputus keturunannya.

 

Tafsir Al Quran Surah ke-109. Al-Kafirun, Al-Kaafiroon, (Orang-orang Kafir), 6 ayat

 

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

{ قل يا أيها الكافرون }

1. (Katakanlah, "Hai orang-orang kafir!)

 

{ لا أعبد } في الحال { ما تعبدون } من الأصنام

2. (Aku tidak akan menyembah) maksudnya sekarang aku tidak akan menyembah (apa yang kalian sembah) yakni berhala-berhala yang kalian sembah itu.

 

{ ولا أنتم عابدون } في الحال { ما أعبد } وهو الله تعالى وحده

3. (Dan kalian bukan penyembah) dalam waktu sekarang (Tuhan yang aku sembah) yaitu AllahDescription: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY-r__aA_g29tAu95jBwnldxhJzxtf987JVUQlpzQpRT1DWmAYsxP9n_IArNY6z4KunLaz0AHK2uGUYS-ccdid_hsUcT7ZV-r9Ig9YJDauYxATjrCxIKc2wlRIA_IEltAZ8WS2SLCoHVA/s15/subhanahu.pngsemata.

 

{ ولا أنا عابد } في الاستقبال { ما عبدتم }

4. (Dan aku tidak mau menyembah) di masa mendatang (apa yang kalian sembah.)

 

{ ولا أنتم عابدون } في الاستقبال { ما أعبد } علم الله منهم أنهم لا يؤمنون وإطلاق ما على الله على وجه المقابلة

5. (Dan kalian tidak mau pula menyembah) di masa mendatang (Tuhan yang aku sembah) AllahDescription: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY-r__aA_g29tAu95jBwnldxhJzxtf987JVUQlpzQpRT1DWmAYsxP9n_IArNY6z4KunLaz0AHK2uGUYS-ccdid_hsUcT7ZV-r9Ig9YJDauYxATjrCxIKc2wlRIA_IEltAZ8WS2SLCoHVA/s15/subhanahu.pngtelah mengetahui melalui ilmu-Nya, bahwasanya mereka di masa mendatang pun tidak akan mau beriman. Disebutkannya lafal Maa dengan maksud Allah adalah hanya meninjau dari segi Muqabalahnya. Dengan kata lain, bahwa Maa yang pertama tidaklah sama dengan Maa yang kedua.

 

{ لكم دينكم } الشرك { ولي دين } الإسلام قبل أن يؤمر بالحرب وحذف ياء الإضافة القراء السبعة وقفا ووصلا وأثبتها يعقوب في الحالين

6. (Untuk kalianlah agama kalian) yaitu agama kemusyrikan (dan untukkulah agamaku") yakni agama Islam. Ayat ini diturunkan sebelum NabiDescription: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoxVo625mAzii0s9zmVCFKhwXnxrraXxeBl82VQstVuA37SOsyY5XFqjpgvqfctKkz4thP5A2i0BjkdBs_Wz7mjkuzHvjs7NUUI1KvCIIoDzdnUa4aXRFsy3F97uunYn4ZaEPPBtjh21k/s15/shallallahu.pngdiperintahkan untuk memerangi mereka. Ya Idhafah yang terdapat pada lafal ini tidak disebutkan oleh ahli qiraat sab'ah, baik dalam keadaan Waqaf atau pun Washal. Akan tetapi Imam Ya'qub menyebutkannya dalam kedua kondisi tersebut.

 

 

Tafsir Quran Surah ke-110 An-Nasr, Al-Nashr, An-Nasar (Pertolongan), 3 ayat


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

  {إِذَا جَاءَ نَصْر اللَّهنَبِيّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَعْدَائِهِ {وَالْفَتْحفَتْح مَكَّة

1. (Apabila telah datang pertolongan Allah) kepada Nabi-Nya atas musuh-musuhnya (dan kemenangan) yakni kemenangan atas kota Mekah.

 

{وَرَأَيْت النَّاس يَدْخُلُونَ فِي دِين اللَّهأَيْ الإسلام {أفواجاجماعات بعد ما كَانَ يَدْخُل فِيهِ وَاحِد وَاحِد وَذَلِكَ بَعْد فَتْح مَكَّة جَاءَهُ الْعَرَب مِنْ أَقْطَار الْأَرْض طائعين

2. (Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah) yaitu agama Islam (dengan berbondong-bondong) atau secara berkelompok, yang pada sebelumnya hanya secara satu persatu. Hal tersebut terjadi sesudah kemenangan atas kota Mekah, lalu orang-orang Arab dari semua kawasan datang kepada Nabi  dalam keadaan taat untuk masuk Islam.

 

{فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبّكأَيْ مُتَلَبِّسًا بِحَمْدِهِ {وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًاوَكَانَ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْد نُزُول هَذِهِ السُّورَة يُكْثِر مِنْ قَوْل سُبْحَان اللَّه وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِر اللَّه وَأَتُوب إِلَيْهِ وَعَلِمَ بِهَا أَنَّهُ قَدْ اِقْتَرَبَ أَجَله وَكَانَ فَتْح مَكَّة فِي رَمَضَان سَنَة ثَمَان وَتُوُفِّيَ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَبِيع الأول سنة عشر

3. (Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu) artinya bertasbihlah seraya memuji-Nya (dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat) sesungguhnya Nabi  sesudah surah ini diturunkan, beliau selalu memperbanyak bacaan: Subhaanallaah Wa Bihamdihi, Astaghfirullaaha Wa Atuubu Ilaihi, yang artinya: "Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya, aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya." Dengan turunnya surah ini dapat diketahui bahwa saat ajalnya telah dekat. Peristiwa penaklukan kota Mekah itu terjadi pada bulan Ramadan tahun delapan Hijriah, dan beliau wafat pada bulan Rabiulawal, tahun sepuluh Hijriah.

 

 

Tafsir Al Quran Surah ke-111 Al-Lahab (Gejolak Api) atau Al-Masad (Pintalan Sabut), 5 ayat


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

لما دعا النبي صلى الله عليه و سلم قومه وقال : إني نذير لكم بين يدي عذاب شديد فقال عمه أبولهب : تبا لك ألهذا دعوتنا نزل { تبت } خسرت { يدا أبي لهب } أي جملته وعبر عنها باليدين مجازا لأن أكثر الأفعال تزاول بهما وهذه الجملة دعاء { وتب } خسر هو وهذه خبر كقولهم : أهلكه الله وقد هلك ولما خوفه النبي بالعذاب فقال : إن كان ما يقول ابن أخي حقا فإني أفتدي منه بمالي وولدي نزل :

1. (Binasalah) atau merugilah (kedua tangan Abu Lahab) maksudnya diri Abu Lahab; di sini diungkapkan dengan memakai kata-kata kedua tangan sebagai ungkapan Majaz, karena sesungguhnya kebanyakan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia itu dikerjakan dengan kedua tangannya; Jumlah kalimat ini mengandung makna doa (dan sesungguhnya dia binasa) artinya dia benar-benar merugi. Kalimat ayat ini adalah kalimat berita; perihalnya sama dengan perkataan mereka: Ahlakahullaahu Waqad Halaka, yang artinya: "Semoga Allah membinasakannya; dan sungguh dia benar-benar binasa." Ketika Nabi  menakut-nakutinya dengan azab, ia berkata, "Jika apa yang telah dikatakan oleh anak saudaraku itu benar, maka sesungguhnya aku akan menebus diriku dari azab itu dengan harta benda dan anak-anakku." Lalu turunlah ayat selanjutnya, yaitu:

 

{ ما أغنى عنه ماله وما كسب } أي وكسبه أي ولده ما أغنى بمعنى يغني

2. (Tidaklah berfaedah kepadanya harta benda dan apa yang ia usahakan) maksudnya apa yang telah diusahakannya itu, yakni anak-anaknya. Lafal Aghnaa di sini bermakna Yughnii, artinya tidak akan berfaedah kepadanya harta dan anak-anaknya.

 

{ سيصلى نارا ذات لهب } أي تلهب وتوقد فهي مآل تكنيته لتلهب وجهه إشراقا وحمرة

3. (Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak) yang besar nyalanya; kata-kata ini pun dijadikan pula sebagai julukan namanya, karena ia mempunyai muka yang berbinar-binar memancarkan sinar merah api.

 

{ وامرأته } عطف على ضمير يصلى سوغه الفصل بالمفعول وصفته وهي أم جميل { حمالة } بالرفع والنصب { الحطب } الشوك والسعدان تلقيه في طريق النبي صلى الله عليه و سلم

4. (Dan begitu pula istrinya) lafal ini di'athafkan kepada Dhamir yang terkandung di dalam lafal Yashlaa, hal ini diperbolehkan karena di antara keduanya terdapat pemisah, yaitu Maf'ul dan sifatnya; yang dimaksud adalah Umu Jamil (pembawa) dapat dibaca Hammalaatun dan Hammaalatan (kayu bakar) yaitu duri dan kayu Sa'dan yang banyak durinya, kemudian kayu dan duri itu ia taruh di tengah jalan tempat Nabi  lewat.

 

{ في جيدها } عنقها { حبل من مسد } أي ليف وهذه الجملة حال من حمالة الحطب الذي هو نعت لامرأته أو خبر مبتدأ مقدر

5. (Yang di lehernya) atau pada lehernya (ada tali dari sabut) yakni pintalan dari sabut; Jumlah ayat ini berkedudukan menjadi Haal atau kata keterangan dari lafal Hammaalatal Hathab yang merupakan sifat dari istri Abu Lahab. Atau kalimat ayat ini dapat dianggap sebagai Khabar dari Mubtada yang tidak disebutkan.  

 

 

Tafsir Al Quran Surah ke-112 Al-Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah), 4 ayat

 

 


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

سئل النبي صلى الله عليه و سلم عن ربه فنزل : { قل هو الله أحد } فالله خبر هو وأحد بدل منه أو خبر ثان

1. (Katakanlah, "Dialah Allah Yang Maha Esa") lafal Allah adalah Khabar dari lafal Huwa, sedangkan lafal Ahadun adalah Badal dari lafal Allah, atau Khabar kedua dari lafal Huwa.

 

{ الله الصمد } مبتدأ وخبر أي المقصود في الحوائج على الدوام

2. (Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu) lafal ayat ini terdiri dari Mubtada dan Khabar; artinya Dia adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu untuk selama-lamanya.

 

{ لم يلد } لانتفاء مجانسته { ولم يولد } لانتفاء الحدوث عنه

3. (Dia tiada beranak) karena tiada yang menyamai-Nya (dan tiada pula diperanakkan) karena mustahil hal ini terjadi bagi-Nya.

 

{ ولم يكن له كفوا أحد } أي مكافئا ومماثلا وله متعلق بكفوا وقدم عليه لأنه محط القصد بالنفي وأخر أحد وهو اسم يكن عن خبرها رعاية للفاصلة

4. (Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia) atau yang sebanding dengan-Nya, lafal Lahu berta'alluq kepada lafal Kufuwan. Lafal Lahu ini didahulukan karena dialah yang menjadi subjek penafian; kemudian lafal Ahadun diakhirkan letaknya padahal ia sebagai isim dari lafal Yakun, sedangkan Khabar yang seharusnya berada di akhir mendahuluinya; demikian itu karena demi menjaga Fashilah atau kesamaan bunyi pada akhir ayat.

 

 

Tafsir Al Quran Surah ke-113 Al-Falaq (Waktu Subuh), 5 ayat

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

{ قل أعوذ برب الفلق } الصبح

1. (Katakanlah, "Aku berlindung kepada Rabb Yang menguasai falaq) atau waktu subuh.

 

{ من شر ما خلق } من حيوان مكلف وغير مكلف وجماد كالسم وغير ذلك

2. (Dari kejahatan apa yang telah diciptakan-Nya) yaitu dari kejahatan makhluk hidup yang berakal dan yang tidak berakal; serta dari kejahatan benda mati seperti racun dan lain sebagainya.

 

{ ومن شر غاسق إذا وقب } أي الليل إذا أظلم والقمر إذا غاب

3. (Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita) artinya dari kejahatan malam hari apabila telah gelap, dan dari kejahatan waktu purnama apabila telah terbenam.

 

{ ومن شر النفاثات } السواحر تنفث { في العقد } التي تعقدها في الخيط تنفخ فيها بشيء تقوله من غير ريق وقال الزمخشري معه كبنات لبيد المذكور

4. (Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus) yaitu tukang-tukang sihir wanita yang menghembuskan sihirnya (pada buhul-buhul) yang dibuat pada pintalan, kemudian pintalan yang berbuhul itu ditiup dengan memakai mantera-mantera tanpa ludah. Zamakhsyari mengatakan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh anak-anak perempuan Lubaid yang telah disebutkan di atas tadi.

 

{ ومن شر حاسد إذا حسد } أظهر حسده وعمل بمقتضاه كلبيد المذكور من اليهود الحاسدين للنبي صلى الله عليه و سلم وذكر الثلاثة الشامل لها ما خلق بعده لشدة شرها

5. (Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki) atau apabila ia menampakkan kedengkiannya lalu berusaha atas kedengkian yang dipendamnya itu, sebagaimana yang telah dikerjakan oleh Lubaid si Yahudi tadi; dia termasuk orang-orang yang dengki terhadap Nabi  Ketiga jenis kejahatan yang disebutkan sesudah lafal Maa Khalaq, padahal semuanya itu telah terkandung di dalam maknanya, hal ini tiada lain mengingat kejahatan yang ditimbulkan oleh ketiga perkara tersebut sangat parah.

 

 

Tafsir Al Quran Surah ke-114 An-Nas, al-Nas, An-Naas (Manusia), 6 ayat

 

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

{ قل أعوذ برب الناس } خالقهم ومالكهم خصوا بالذكر تشريفا لهم ومناسبة للاستعاذة من شر الموسوس في صدورهم

1. (Katakanlah, "Aku berlindung kepada Rabb manusia) Yang menciptakan dan Yang memiliki mereka; di sini manusia disebutkan secara khusus sebagai penghormatan buat mereka; dan sekaligus untuk menyesuaikan dengan pengertian Isti'adzah dari kejahatan yang menggoda hati mereka.

 

{ ملك الناس }

2. (Raja manusia.)

 

{ إله الناس } بدلان أو صفتان أو عطفا بيان وأظهر المضاف إليه فيهما زيادة للبيان

3. (Sesembahan manusia) kedua ayat tersebut berkedudukan sebagai Badal atau sifat, atau 'Athaf Bayan, kemudian Mudhaf Ilaih. Lafal An-Naas disebutkan di dalam kedua ayat ini, dimaksud untuk menambah jelas makna.

 

{ من شر الوسواس } الشيطان سمي بالحدث لكثرة ملابسته له { الخناس } لأنه يخنس ويتأخر عن القلب كلما ذكر الله

4. (Dari kejahatan bisikan) setan; setan dinamakan bisikan karena kebanyakan godaan yang dilancarkannya itu melalui bisikan (yang biasa bersembunyi) karena setan itu suka bersembunyi dan meninggalkan hati manusia bila hati manusia ingat kepada Allah.

 

{ الذي يوسوس في صدور الناس } قلوبهم إذا غفلوا عن ذكر الله

5. (Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia) ke dalam kalbu manusia di kala mereka lalai mengingat Allah.

 

{ من الجنة والناس } بيان للشيطان الموسوس أنه جني وإنسي كقوله تعالى : { شياطين الإنس والجن } أو من الجنة بيان له والناس عطف على الوسواس وعلى كل يشتمل شر لبيد وبناته المذكورين واعترض الأول بأن الناس لا يوسوس في صدورهم الناس إنما يوسوس في صدورهم الجن وأجيب بأن الناس يوسوسون أيضا بمعنى يليق بهم في الظاهر ثم تصل وسوستهم إلى القلب وتثبت فيه بالطريق المؤدي إلى ذلك والله تعالى أعلم

6. (Dari jin dan manusia") lafal ayat ini menjelaskan pengertian setan yang menggoda itu, yaitu terdiri dari jenis jin dan manusia, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat lainnya, yaitu melalui firman-Nya, "yaitu setan-setan dari jenis manusia dan dari jenis jin." (Q.S. Al-An'am, 112) Atau lafal Minal Jinnati menjadi Bayan dari lafal Al-Waswaasil Khannaas, sedangkan lafal An-Naas di'athafkan kepada lafal Al-Waswaas. Tetapi pada garis besarnya telah mencakup kejahatan yang dilakukan oleh Lubaid dan anak-anak perempuannya yang telah disebutkan tadi. Pendapat pertama yang mengatakan bahwa di antara yang menggoda hati manusia adalah manusia di samping setan, pendapat tersebut disanggah dengan suatu kenyataan, bahwa yang dapat menggoda hati manusia hanyalah bangsa jin atau setan saja. Sanggahan ini dapat dibantah pula, bahwasanya manusia pun dapat pula menggoda manusia lainnya, yaitu dengan cara yang sesuai dengan keadaan dan kondisi mereka sebagai manusia. Godaan tersebut melalui lahiriah, kemudian merasuk ke dalam kalbu dan menjadi mantap di dalamnya, yaitu melalui cara yang dapat menjurus ke arah itu. Akhirnya hanya Allah sajalah Yang Maha Mengetahui. 

 

 

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama