Terjemah Kitab Ta'lim Muta'allim (Taklim Al-Muta'allim)
Judul kitab asal: Ta'limul Muta'allim Tariq Al-Ta'allum ( تعليم المتعلم طريق التعلم)
Pengarang: Burhanul Islam Al-Zarnuji
Daftar Isi Terjemah Kitab Ta'lim Muta'alim (Taklim Al-Muta'allim)
MEMILIH ILMU, GURU,TEMAN DAN KETABAHAN BERILMU
فصل فى اختيار العلم والأستاذ والشريك والثبات
وينبغى لطالب العلم أن يختار من كل علم أحسنه وما يحتاج إليه فى أمر
دينه فى الحال، ثم ما يحتاج إليه فى المآل.
ويقدم علم التوحيد والمعرفة ويعرف الله تعالى بالدليل، فإن إيمان
المقلد ـ وإن كان صحيحا عندنا ـ لكن يكون آثما بترك الإستدلال
ويختار العتيق دون المحدثات، قالوا: عليكم بالعتيق وإياكم بالمحدثات،
وإياك أن تشتغل بهذا الجدال الذى ظهر بعد انقراض الأكابر من العلماء، فإنه يبعد عن
الفقه ويضيع العمر ويورث الوحشة والعداوة، وهو من أشراط الساعة وارتفاع العلم
والفقه،كذا ورد فى الحديث
أما اختيار الأستاذ: فينبغى أن يختارالأعلم والأورع والأسن، كما اختار
أبو حنيفة، رحم الله عليه، حماد بن سليمان، بعد التأمل والتفكير،
،
قال: وجدته شيخا وقورا حليما صبورا فى الأمور. وقال: ثبت عند حماد بن سليمان فنبت
وقال أبو حنيفة رحمة الله عليه: سمعت حكيما من حكماء سمرقند قال: إن
واحدا من طلبة العلم شاورنى فى طلب العلم، وكان قد عزم على الذهاب إلى بخارى لطلب
العلم
وهكذا ينبغى أن يشاور فى كل أمر، فإن الله تعالى أمر رسوله عليه
الصلاة والسلام بالمشاورة فى الأمور ولم يكن أحد أفطن منه، ومع ذلك أمر بالمشاورة،
وكان يشاور أصحابه فى جميع الأمور حتى حوائج البيت. قال على كرم الله وجهه: ما هلك
امرؤ عن مشورة
قيل: [الناس] رجل [تام] ونصف رجل، ولا شيئ فالرجل: من له رأي صائب
ويشاور العقلاء، ونصف رجل: من له رأي صائب لكن لا يشاور، أو يشاور ولكن لا رأي له،
ولا شيئ: من لا رأي له ولا يشاور. وقال جعفر الصادق لسفيان الثورى: شاور فى أمرك
الذين يخشون الله تعالى
فطلب العلم من أعلى الأمور وأصعبها، فكانت المشاورة فيه أهم وأوجب.
قال الحكيم رحمة الله عليه: إذا ذهبت إلى بخارى فلا تعجل فى الإختلاف
إلى الأئمة وامكث شهرين حتى تتأمل وتختار أستاذا، فإنك إن ذهبت إلى عالم وبدأت
بالسبق عنده فربما لا يعجبك درسه فتتركه فتذهب إلى آخر، فلا يبارك لك فى التعلم.
فتأمل فى شهرين فى اختيار الأستاذ، وشاور حتى لا تحتاج إلى تركه والاعراض عنه
فتثبت عنده حتى يكون تعلمك مباركا وتنتفع بعلمك كثيرا.
واعلم أن الصبر والثبات أصل كبير فى جميع الأمور ولكنه عزيز، كما قيل:
لكل إلى شأو العلا حركات ولكن عزيز فى الرجال ثبات
وينبغى أن يصبر عما تريده نفسه وهواه. قال الشاعر:
إن الهوى لهو الهوان بعينه وصريع كل هوى صريع هوان
[قيل]:
الشجاعة صبر ساعة. فينبغى أن يثبت ويصير على أستاذ وعلى كتاب حتى لا يتركه أبتر،
وعلى فن حتى لا يشتغل بفن آخر قبل أن يتقن الأول، وعلى بلد حتى لا ينتقل إلى بلد
آخر من غير ضرورة، فإن ذلك كله يفرق الأمور ويشغل القلوب ويضيع الأوقات ويؤذى
المعلم.
ويصير على المحن والبليات. قيل: خزائن المنن، على قناطير المحن.
ولقد أنشدت، وقيل إنه لعلى بن أبى طالب كرم الله وجهه شعرا:
ألا لـن تنــال الــعـلم إلا بســتة سأنبيك عن مجموعها ببيان
ذكاء وحرص واصطباروبلغة وإرشاد أستاذ وطـول زمان
وأما اختيار الشريك، فينبغى أن يختار المجد والوراع وصاحب الطبع
المستقيم المتفهم، ويفر من الكسلان والمعطل والمكثاروالمفسد والفتان.
قال الشاعر:
عن المرء لا تسل وأبصر قرينه فـإن الـقرين بالمـقارن يقــتـدى
فـإن كـان ذا شر فــجـنبه سرعـة وإن كان ذا خير فقارنه تهـتدى
وأنشدت شعرا آخر:
لا تصحـب الكسلان فى حـالته كـم صـالــح بفـسـاد آخــر يفسـد
عدوى البليد إلى الجليد سريعة كالجمر يوضع فى الرماد فيخمد
قال النبى صلى الله عليه وسلم: كل مولود يولد على فطرة الإسلام، إلا
أن أبواه يهودانه وينصرانه ويمجسانه. الحديث
ويقال فى الحكمة بالفارسية:
باربد بدتـر بود ازمـاربد بحـق ذات بـاك الله الصـمـد
باربد ازدترا سوى حجيم بار نـيكــوكــير نابـى نعــيم
وقيل:
إن كنت تبغى العلم وأهله أو شـاهدا يخـبـر عن غائب
فاعتبر الأرض بأسـمائها واعتبر الصاحب بالصاحب
FASAL 3
MEMILIH ILMU, GURU,TEMAN DAN KETABAHAN
BERILMU
A. Syarat-syarat Ilmu Yang Dipilih.
Bagi pelajar, dalam masalah ilmu
hendaklah memilih mana yang terbagus dan dibutuhkan dalam kehidupan agmanya
pada waktu itu, lalu yang untuk waktu yang akan datang.
Hendaknya lebih dahulu mempelajari ilmu
tauhid, mengenali Allah lengkap dengan dalilnya. Karena orang yang imannya
hanya taklid sekalipun menurut pendapat kita sudah syah, adalah tetap berdosa
karena ia tidak mau beristidlal dalam masalah ini.
Hendaknya pula memiluh ilmi-ilmu yang
kuna, bukan yang baru lahir. Banyak ulama berkata : “Tekunilah ilmu kuna, bukan
yang baru saja ada.” Awas, jangan sampai terkena pengaruh perbantahan yang
tumbuh subur setelah habisnya ualama besar, sebab menjurus untuk menjauhkan
pelajar dari mengenali fiqh, hanya menghabiskan usia dengan tanpa guna,
menumbuhkan sikap anti-pati/buas dan gemar bermusuhan. Dan itulah termasuk
tanda-tanda kiamat akan tiba serta lenyapnya fiqih dan pengetahuan-pengetahuan
lain, demikianlah menurut hadits.
B. Syarat-syarat Guru Yang dipilih
Dalam memilih guru, hendaklah mengambil
yang lebih alim, waro’ dan juga lebih tua usianya. Sebagaimana Abu Hanifah
setelah lebih dahulu memikir dan mempertimbangkan lebih lanjut, maka menentukan
pilihannya kepada tuan Hammad Bin Abu Sulaiman.
Dalam hal ini dia berkata : “beliau saya
kenal sebagai orang tua yang budi luhur, berdada lebar serta penyabar. Katanya
lagi: saya mengabdi di pangkuan tuan Hammad Bin Abu Sulaiman, dan ternyata
sayapun makin berkembang.”
C. Bermusyawarah
Abu Hanifah berkata : Saya mendengar
salah seorang ahli hikmah Samarkand berkata: Ada salah seorang pelajar yang
mengajakku bermusyawarah mengenai masalah-masalah mencari ilmu, sedang ia
sendiri telah bermaksud ke Bochara untuk belajar disana.
Demikianlah, maka seharusnya pelajar suka
bermusyawarah dalam segala hal yang dihadapi. demikian, karena Allah Swt
memerintahkan Rasulullah Saw. Agar memusyawarahkan segala halnya. Toh tiada
orang lain yang lebih pintar dari beliau, dan masih diperintahkan musyawarah,
hingga urusan-urusan rumah tangga beliau sendiri.
Ali ra berkata : “Tiada seorangpun yang
rusak karena musyawarah”, Ada dikatakan : “Satu orang utuh, setengah orang dan
orang tak berarti. Orang utuh yaitu yang mempunyai pendapat benar juga mau
bermusyawarah; sedang setengah orang yaitu yang mempunyai pendapat benar tetapi
tidak mau bermusyawarah, atau turut bermusyawarah tetapi tidak mempunyai
pendapat; dan orang yang tidak berarti adalah yang tidak mempunyai pendapat
lagi pula tidak mau ikut musyawarah.” Kepada Sufyan Ats-Tsuriy, Ja’far
Ash-Shodik ra berkata: “Musyawarahkan urusanmu dengan orang-orang yang bertaqwa
kepada Allah.”
Menuntut ilmu adalah perkara paling
mulya, tetapi juga paling sulit. Karena itulah, musyawarah disi lebih penting
dan diharuskan pelaksanaannya.
Al-Hakim berucap : “Jikalau engkau pergi
ke Bochara, janganlah engkau ikut-ikut perselisihan para imam. Tenanglah lebih
dulu selama dua bulan, guna mempertimbangkan dan memilih guru. Karena bisa juga
engkau pergi kepada orang alim dan mulai belajar kepadanya, tiba-tiba
pelajarannya tidak menarik dan tidak cocok untukmu, akhirnya belajarmupun tidak
dapat berkah. Karena itu, pertimbangkanlah dahulu selama dua bulan untuk
memilih gurumu itu, dan bermusyawarahlah agar tepat, serta tidak lagi ingin
berpindah ataupun berpaling dari guru tersebut. Dengan begitu, engkau mendapat
kemantapan belajar di situ, mendapat berkah dan banyak kemampaatan ilmu yang
kamu peroleh.”
D. Sabar dan Tabah Dalam Belajar
Ketahuilah! Sabar dan tabah itu pangkal
keutamaan dalam segala hal, tetapi jarang yang bisa melakukan. Sebagaimana
syaiir dikatakan:
Segala sesuatau, maunya tinggi yang di
tuju
Tapi jarang, hati tabah di emban orang
Ada dikatakan : “Keberanian ialah sabar
sejenak.” Maka sebaiknya pelajar mempunyai hati tabah dan sabar dalam belajar
kepada sang guru, dalam mempelajari suatu kitab jangan sampai ditinggalkan
sebelum sempurna dipelajari, dalam satu bidang ilmu jangan sampai berpindah
bidang lain sebelum memahaminya benar-benar, dan juga dalam tempat belajar
jangan sampai berpindah kelain daerah kecuali karena terpaksa. Kalau hal ini di
langgar, dapat membuat urusan jadi kacau balau, hati tidak tenang, waktupun
terbuang dan melukai hati sang guru.
Sebaiknya pula, pelajar selalu memegangi
kesabaran hatinya dalam mengekang kehendak hawa nafsunya. Seorang penyair
berkata :
Hawa nafsu, dialah hina
Tiap jajahan nafsu, berarti kalahan si
hina
Juga berhati sabar dalam menghadapi
cobaan dan bencana. Ada dikatakan : “Gudang simpanan cita, terletak pada
banyaknya bencana.”
Di syairkan untuk saya ada yang
berpendapat bahwa syair ini dari gubahan Ali bin Abu Tholib sebagai berikut:
Tak bisa kau raih ilmu, tanpa memakai 6
senjata
Kututurkan ini padamu, kan jelaslah
semuanya.
Cerdas, sabar dan loba, jangan lupa
mengisi saku
Sang guru mau membina, kau sanggup
sepanjang waktu
Memilih Teman
Tentang memilih teman, hendaklah memilih
yang tekun, waro, bertabiat jujur serta mudah memahami masalah. Menyingkiri
orang pemalas, penganggur, banyak bicara, suka mengacau dan gemar memfitnah.
Ada Disyi’irkan:
Jangan bertanya siapakah dia? Cukup kau
tahu oh itu temannya.karena siapapun dia, mesti berwataq seperti temannya.
Bila kawanya durhaka, singkirilah dia
serta merta.bila bagus budinya, rangkullah dia, berbahagia!
Disyi’irkan buatku :
Jangan kau temani sipemalas, hindari
segala halnya, banyak orang shaleh menjadi kandas, sebab rerusuh sandarannya
Menjalar tolol kepada cendikia, amat
cepat terlalu laksana api bara, ia padam di atas abu
Nabi saw bersabda : Semua bayi itu
dilahirkan dalam keadaan kesucian islam, hanya kedua orang tuanyalah yang
membuatnya jadi yahudi, nasrani, atau majusi.
dikatakan kata hikmah dalam bahasa persi
:
Teman yang durhaka, lebih berbisa
daripada ular yang bahaya
Demi Allah Yang Maha Tinggi, Nan Maha
Suci
Teman buruk, membawamu ke neraka jahim
Teman bagus, mengajakmu ke sorga na’im
Ada Disyi’irkan:
Bilakau ingin mendapat ilmu dari ahlinya
Atau ingin tahu yang gaib dan
memberitakannya
maka dari nama bumi, ambillah pelajaran
tentang isinya
dan dari oarang yang di temani,
ibaratkanlah tentang dia.