Terjemah Kitab Ta'lim Muta'allim (Taklim Al-Muta'allim)
Judul kitab asal: Ta'limul Muta'allim Tariq Al-Ta'allum ( تعليم المتعلم طريق التعلم)
Pengarang: Burhanul Islam Al-Zarnuji
Daftar Isi Terjemah Kitab Ta'lim Muta'alim (Taklim Al-Muta'allim)
KASIH SAYANG
DAN NASEHAT
FASHL FI
AL-SYUFQOH WAN NASIHAH
فصل فى الشفقة والنصيحة
ينبغى أن يكون صاحب
العلم مشفقا ناصحا غير حاسد، فالحسد يضر ولا ينفع. وكان أستاذنا شيخ الإسلام برهان
الدين رحمه الله يقول: قالوا إن ابن المعلم يكون عالما لأن المعلم يريد أن يكون
تلميذه فى القرآن عالما فببركة اعتقاده وشفقته يكون ابنه عالما
وكان أبو الحسن يحكى أن
الصدر الأجل برهان الأئمة جعل وقت السبق لابنيه الصدر الشهيد حسام الدين [ والصدر]
السعيد تاج الدين وقت الضحوة الكبرى بعد جميع الاسباق، وكانا يقولان: إن طبيعتنا
تكل وتمل فى ذلك الوقت، فقال أبوهما رحمه الله: إن الغرباء وأولاد الكبراء يأتوننى
من أقطار الأرض فلا بد من أن أقدم أسباقهم. فببركة شفقته فاق ابناه أكثر فقهاء
الأمصار، وأهل الأرض فى ذلك العصر.
وينبغى أن لا ينازع
أحدا ولا يخاصمه لأنه يضيع أوقاته. قيل: المحسن سيجزى بإحسانه والمسيئ ستكفيه
مساويه. أنشدنى الشيخ الإمام الزاهد العارف ركن الإسلام محمد بن أبى بكر المعروف
بإمام خواهر زاده مفتى الفريقين رحمه الله قال: أنشدنى سلطان الشريعة والطريقة
يوسف الهمذانى:
لا تجز [إنسانا] على
سوء فعله سيكفيه مــا فيه وما هو فاعله
قيل: من أراد أن يرغم
أنف عدوه فليكرر وأنشدت هذا الشعر:
إذا شئت أن تلقى عدوك
راغمـا وتقتله غما وتحرقــــــــــه هما
فرم للعلى وازدد من
العلم إنه من ازداد علما زاد حاسده غما
قيل: عليك أن تشتغل
بمصالح نفسك لا بقهر عدوك، فإذا أقمت مصالح نفسك تضمن ذلك قهر عدوك
. إياك والمعاداة فإنها تفضحك وتضيع أوقاتك، وعليك بالتحمل [لا] سيما من
السفهاء. قال عيسى بن مريم صلوات الله عليه: احتملوا من السفيه واحدة كى تربحوا
عشرا. وأنشدت لبعضهم شعرا:
بلوت الناس قرنا
بعـــــد قرن ولــــــم أر غير ختال وقالى
ولم أر فى الخطوب أشد
وقعا وأصعب من معاداة الرجال
وذقت مرارة الأشياء
طـــــرا وما ذقت أمر مــــن السؤال
وإياك أن تظن بالمؤمن
سوءا فإنه منشأ العداوة ولا يحل ذلك، لقوله عليه الصلاة والسلام: ظنوا بالمؤمنين
خيرا
وإنما ينشأ ذلك من خبث
النية وسوء السريرة، كما قال أبو الطيب:
إذا ساء فعل المرء ساءت
ظنونه وصدق ما يعتاده مــــــن توهم
وعادى محبيه بقول
عداتــــــــــه وأصبح فى ليل من الشك مظلم
وأنشدت لبعضهم:
تنح عن القبيح ولا
تـــرده ومن أوليته حسنا فزده
ستكفى من عدوك كل كيد
إذا كــاد العدو فلا تكده
وأنشدت للشيخ العميد
أبى الفتح البستى:
ذو العقل لا يسلم
مـــــــن جاهل يسومـــــــــــــه ظلما وإعناتا
فليختر السلم على
حربـــــــــــه ولـــــــيلزم الإنصات إنصاتا
FASAL 9 KASIH
SAYANG DAN NASEHAT
Kasih Sayang
Orang alim
hendaknya memiliki rasa kasih sayang, mau memberi nasehat serta jangan berbuat
dengki. Dengki itu tidak akan bermanfaat, justru membahayakan diri sendiri.
Guru kita Syaikhul Islam Burhanuddin ra. Berkata : Banyak ulama yang berkata :
“Putra sang guru dapat menjadi alim, karena sang guru itu selalu berkehendak
agar muridnya kelak menjadi ulama ahli Al-Quran. Kemudian atas berkah I’tikad
bagus dan kasih sayangnya itulah putranya menjadi alim.”
Sebuah hikayat
diketengahkan. Shadrul Ajall Burhanul Aimmah membagi waktu untuk mengajar kedua
orang putra beliau, yaitu Hasamuddin dan Tajuddin pada waktu agak siang begini,
minat kami telah berkurang lagi pula merasa bosan”, sang ayahpun menyahut’
“sesungguhnya orang-orang perantauan dan putra-putra pembesar itu pada
berdatangan kemari dari berbagai penjuru bumi. Karena itu mereka harus kuajar
terlebih dahulu.” Nah, atas berkah sang ayah dan kasih sayangnya itulah, dua
orang putra beliau menjadi alim fiqh yang melebihi ahli-ahli lain yang hidup
pada masa itu.
Menghadapi
Kedengkian
Selain tersebut
di atas, orang alim hendaknya tidak usah turut melibatkan diri dalam arena
pertikaian dan peperangan pendapat dengan orang lain, karena hal itu hanya
membuat waktu menjadi habis sia-sia. Ada dikatakan: “Pengamal kebajikan akan
dibalas karena kebajikannya, sedang pelaku kejelekan itu telah cukup akan
memberatkan siksa dirinya.” Syaikhul Islam Az-Zahid Ruknuddin Muhammad bin Abu
Bakar yang masyur dengan gelar Khowahir Zadah Al-Mufti membawakan syi’ir
untukku, katanya : Sulthanusi Syari’ah Yusuf Al-Hamadani membawakan untukku
syi’ir ini:
Biarkan dia
berbuat jelek atas dirimu
Cukup atasnya,
karena lakunya, apapun itu
Ada dikatakan :
“Barangsiapa yang ingin memutuskan batang hidung lawannya, maka bacalah syi’ir
di bawah ini berulang kali” dibawakan syi’ir itu buatku :
Jikalau engkau,
ingin musuhmu jadi terhina
Terbunuh susah,
terbakar derita
Maka caranya
capailah mulya, tambahlah ilmu
Sebab orang
dengki, tambah susahnya
Bila yang
didengki, tambah ilmunya
Ada dikatakan :
yang harus kauperhatikan adalah kebagusan dirimu sendiri, bukan menghancurkan
musuhmu. Apabila telah kau penuhi dirimu dengan kebagusan, maka dengan
sendirinya akan hancurlah musuhmu itu.
Jangan sampai
ada pemusuhan, sebab selain hanya membuang-buang waktu juga membuka cela-cela
keaibanmu. Tahanlah dirimu dan sabarlah hatimu, terutama sekali dalam
menghadapi orang yang belum tahu. Isa bin maryam bersabda: “sabarkanlah dirimu
dalam menghadapi orang bodoh satu, agar kau beruntung mendapat sepuluh perkara”
syi’ir:
Berabad-abad
umat manusia telah kuuji
Tapi jadinya
malah cedrapun jengkelkan hati
Tidak kulihat,
ada perkara lebih menyusahkan
Yang
menyulitkan, selain bila orang bermusuhan
telah kucicipi
segala apa yang pahit rasa
tapi tiada yang
melebihi pahitnya minta
Waspadalah,
jangan berburuk sangka kepada sesama orang Mu’min karena disitulah sumber
permusuhan. Di dalam agama islam perbuatan itu adalah terlarang, sebagaimana
dinyatakan dalam sabda Nabi saw: “Baikkanlah prasangkamu kepada sesama mu’min.”
Buruk sangka
akan bisa terjadi karena adanya niatan yang tidak baik, atau hatinya jahat.
Sebagaimana syai’ir yang dikemukakan oleh Abut Thoiyib :
Bila seorang
lakunya buruk, buruklah pula sangkaan hati apa kata wahamnyalah yang ia setujui
Ia musuhi yang
mencintainya, dan katanya “dia memusuhi” iapun bimbang, ditengah gelap malam
menjadi
Syi’ir sebagian
ulama’ dibawakan untukku :
Biarkan saja,
lelaku jelek usah kau balas
Apa siapa yang
kau bagusi, tambahlah terus
Dari semua tipu
musuhmu, kau kan dilindungi
Jikalau musuh
menipu kamu, jangan kau peduli
Dibawakan
untukku, syi’ir Syakhul Amid Abul Farhal-Basthiy:
Orang alim tak
akan selamat dari si bodoh
Bila si bodoh
melaliminya dan membuat kisruh
damailah saja
dengn si bodoh jangan kau serang
bila si bodoh
mau cerewet, tetaplah tenang