Terjemah Kitab Minhajul Abidin; Cara Mengetahui Berbagai Godaan

 

Terjemah Kitab Minhajul Abidin

 

C. Cara Mengetahui Berbagai Godaan

Melihat keterangan di atas hendaklah Anda mengerahkan seluruh kemampuan untuk mengatasi (melewati) tahapan panjang ini. Sebab tahapan ini adalah tahapan yang paling sukar, banyak mengeluarkan biaya, banyak cobaan dan fitnahnya. Karena sesungguhnya semua orang menjadi rusak karena terputus dari jalan kebenaran. Ada yang terputus karena dunia, makhluk, setan, atau nafsu. Kami telah banyak menerangkan apa yang dapat membangkitkan seseorang agar mementingkan pengerahan seluruh tenaganya di dalam kitab-kitab yang kami susun seperti Ihya Ulumiddin,Al-Asraardan “Qurbah Ilallah.

Sedangkan tujuan kitab (Minhajul Abidin) ini adalah kami memohon kepada Allah agar Dia berkenan memperlihatkan kami pada rahasia pengobatan nafsu, memperbaiki diri kami, dan agar dia berbuat baik pada kami. Karena itu, di dalam kitab ini kami cukup menerangkan secara ringkas tapi penuh makna sehingga jika Allah menghendaki, maka orang yang mau merenungkannya merasa puas dan bisa menempatkannya padajalan yang nyata.

Sedang pasal berikut ini khusus menerangkan ringkasan mengenai pengobatan diri dari pengaruh dunia, makhluk, setan, dan nafsu.

 

Dunia

Dalam masalah dunia seharusnya Anda berhati-hati dan berzuhud di dalamnya. Karena segala sesuatu tidak pernah lepas dari tiga hal:Adakalanya Anda memiliki kewaspadaan dan kecakapan. Anda cukup mengatasinya dengan merasa bahwa dunia adalah musuh Allah sedangkan Dia adalah kekasih Anda. Dunia adalah perusak akal, sedangkan akal adalah harga diri Anda.

Adakalanya Anda adalah orang yang memiliki keinginan luhur dan bersungguh-sungguh dalam beribadah, karena itu Anda cukup mengatasinya dengan merasa bahwa dunia, keburukannya saja bisa menghalangi Anda dari keinginan beribadah, menyibukkan pikiran hingga melalaikan Anda dari ibadah dan berbuat baik. Lalu bagaimana dengan dunia itu sendiri?

Adakalanya Anda termasuk golongan yang lalai dan tidak memiliki kewaspadaan sehingga tidak bisa melihat kebenaran. Juga tidak memiliki keinginan luhur yang membangkitkan Anda untuk mencari berbagai kemuliaan. Kalau itu yang terjadi, maka Anda cukup mengatasinya dengan merasa bahwa dunia itu tidaklah abadi. Kadang Anda memisahkan diri darinya, atau dia yang memisahkan diri dari Anda. Seperti yang dikatakan oleh Hasan Al-Bashri: Jika dunia ini tetap ada untukmu, maka kamu tidak selamanya hidup di dunia.

Lalu manfaat apa yang Anda dapatkan jika mencari dan menghabiskan umur yang sangat berharga untuk mendapatkannya?

Sungguh indah ucapan seorang penyair berikut ini:

Anggap saja dunia ini digiring kepadamu dengan mudah.

Tapi bukankah pada akhirnya ia akan sirna?

Apa yang Anda harapkan dari kehidupan yang tiada abadi dan tak lama lagi akan digantikan oleh malam.

Duniamu tak lain bagaikan bayang-bayang.

Menaungimu dan dengan segera pergi berlalu (meninggalkanmu).

Oleh karena itu, tidak sepantasnya orang yang memiliki akal sehat terbujuk olehnya.

Benar sekali apa yang diungkapkan oleh seorang penyair:

Bagaikan mimpi penghias tidur atau bayang-bayang yang sirna, Sesungguhnya orang yang cerdas tidak akan terbujuk oleh hal-hal seperti itu.Setan

Dalam masalah setan ini Anda cukup memperhatikan firman Allah Swt. kepada Nabi-Nya, Muhammad Saw.:

Artinya: Dan katakanlah hai Muhammad! Ya Tuhanku. Aku berlindung kepada-Mu dari bisikan setan-setan. Dan aku berlindung kepada-Mu wahai Tuhanku dari kedatangan mereka kepadaku.(Q.S. Al-Mukminuun: 97-98)

Padahal Nabi Muhammad adalah makhluk yang terbaik, terpandai, paling cerdas dan paling mulia di sisi Allah dibanding makhluk lain. Dia masih dianjurkan memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan setan. Lalu bagaimana dengan Anda yang bodoh, tidak sempurna dan lalai?

Makhluk Dalam masalah makhluk ini Anda cukup mengatasinya dengan merasa bahwa jika Anda mencampuri dan mengikuti keinginan mereka, maka Anda telah berdosa dan merusak urusan akhirat Anda sendiri. Jika Anda meninggalkan mereka tentu akan sulit menghindari perlakuan yang menyakitkan dan pengingkaran mereka. Lalu hal itu bisa memperkeruh urusan dunia Anda. Anda juga tidak akan merasa aman dari desakan mereka sampai kadang memusuhi dan membenci mereka sehingga Anda terjerumus dalam keburukan mereka. Dan sesungguhnya jika mereka memuji dan mengagungkan, aku khawatir akan membuat Anda terkena fitnah dan merasa dirinya baik. Dan jika mereka mencela serta menghina, aku khawatir suatu saat Anda merasa sedih dan di saat lain merasa marah bukan karena Allah, dan dua hal ini adalah bencana yang merusak.

Kemudian ingatlah bagaimana keadaan Anda dengan mereka setelah terkubur selama tiga hari. Bagaimana mereka meninggalkan, menjauhi dan melupakan Anda. Mereka nyaris tidak meningat Anda. Seolah-olah Anda belum pernah melihat mereka, dan mereka juga belum pernah melihat Anda. Yang ada hanya tinggal Allah Swt. Bukankah rugi besar jika Anda menyianyiakan hari-hari Anda bersama makhluk-makhluk tersebut, sementara sedikit sekali dari mereka yang setia (memenuhi janji) dan tidak banyak yang abadi bersama mereka. Sementara itu Anda meninggalkan pelayanan kepada Allah, yang sebenarnya hanya kepada-Nya segala sesuatu akan kembali.

Kemudian tidak ada sesuatu yang abadi bersama Anda kecuali Dia, selamanya. Dia-lah yang mencukupi segala kebutuhan. Dialah yang menyelesaikan segala penyerahan diri. Segala pemeliharaan dalam keadaan apapun dan sesulit apapun, Dialah yang mengurusnya. Tiada sekutu bagi-Nya.

Oleh karena itu renungkanlah, hai orang yang miskin. Semoga Anda mendapat petunjuk. Dan hanya Allah yang menguasai petunjuk dengan anugerah-Nya.

 

Nafsu

Dalam masalah nafsu ini Anda cukup melihat bagaimana keadaannya, kerendahan keinginannya, dan keburukan yang menjadi pilihannya.

Saat memiliki keinginan ia persis binatang piaraan. Saat marah bagaikan binatang buas. Saat terkena musibah persis anak kecil. Saat mendapat kenikmatan ia bagaikan Fir aun. Saat lapar seperti orang gila. Dan saat kenyang ia menjadi angkuh. Jika Anda membuatnya kenyang, maka ia menjadi sombong dan melonjak kegirangan. Dan jika Anda membuatnya lapar, maka dia akan menjerit dan mengeluh.

Dia (nafsu) seperti yang diungkapkan oleh seorang penyair adalah:

Bagai keledai yang jahat. Jika kau membuatnya kenyang dia akan menyepak orang lain. Dan jika lapar ia merintih.

Benar sekali apa yang dikatakan oleh seorang saleh: Karena terlalu buruk dan bodohnya nafsu, jika ia ingin berbuat maksiat atau membangkitkan syahwat, kemudian Anda membelokkannya, atau memohonkan pertolongan untuknya kepada Allah Swt., para utusan-Nya, semua nabi, kitab-kitab-Nya dan semua orang saleh di masa dahulu di antara hamba-hamba-Nya, dan dia dihadapkan pada kematian, alam kubur, kiamat, surga dan neraka, maka ia tidak mau mengikuti dan tidak mau meninggalkan keinginannya. Kemudian jika Anda menghadapinya dengan tidak memberinya sepotong roti, maka ia akan tenang dan mau meninggalkan keinginannya. Ini kukatakan agar Anda mengetahui kerendahan dan kebodohannya.

 

Oleh karena itu, berhati-hatilah jangan sampai Anda lengah darinya. Sebab nafsu, seperti yang dikatakan oleh Penciptanya, yang lebih Mengetahui keadaannya, yang Maha Agung keagungan-Nya, adalah:

Artinya: Sesunggunya nafsu senantiasa memerintahkan berbuata jahat.(Q.S. Yusuf: 53)

Cukuplah ayat ini sebagai peringatan bagi orang yang berakal.

Ada sebuah cerita yang sampai kepada kami bahwa seorang ulama saleh yang disebut dengan nama Ahmad bin Argam AlBalkhi berkata: Nafsuku mengajak diriku keluar untuk pergi berperang. Lalu aku berkata, ‘Maha Suci Allah. Sesungguhnya Allah telah berfirman:

Artinya: Sesunggunya nafsu senantiasa memerintahkan berbuat jahat.(Q.S. Yusuf: 53)

Dan saat ini dia mengajakku berbuat baik, suatu hal yang selamanya tidak akan terjadi. Tapi ia tidak suka dan berkeinginan untuk berjumpa dengan orang banyak agar dapat menyenangkan mereka, agar banyak orang yang saling bercerita mengenai dirinya dan menyambutnya dengan keagungan, kebaikan dan kemuliaan. Aku pun berkata padanya, ‘Aku tidak akan menempatkan dirimu di hadapan orang banyak dan membiarkanmu terkenal. Dia mengiyakan, dan aku tetap berprasangka buruk terhadapnya. Aku bergumam, Allah Swt. adalah yang paling terpercaya di antara para pembicara.”Lalu aku berkata padanya, ‘Aku akan menghadapi musuh tanpa membawa senjata agar kamu menjadi Orang pertama yang terbunuh. Dia juga mengiyakan, dan aku memperburuk sangkaan serta berbagai hal untuk membujuknya. Ja pun mengiyakan semua itu.

Ahmad bin Arqam berkata: “Kemudian aku berdoa sebagai berikut, Ya Tuhan! Ingatkanlah dia untukku. Sungguh aku curiga kepadanya dan membenarkan Engkau.

Lalu terbukalah hatiku melihatnya. Seolah-olah ia berkata: Hai Ahmad! Setiap hari kamu berulangkali membunuhku dengan mencegahku dari keinginan dan perselisihan denganmu, sementara tak seorangpun mengenalku. Jika kamu berperang, maka aku akan terbunuh hanya satu kali, lalu aku terbebas darimu dan orang-orang saling membicarakanku. Mereka berkata, ‘Ahmad telah mati syahid’. Aku pun mendapat kemuliaan dan selalu diingat.

Ahmad bin Argam berkata: Kemudian aku berdiam diri di rumah dan tidak keluar untuk berperang pada tahun itu.

Oleh karena itu, lihatlah bujukan dan tipuan nafsu. Dia ingin menyombongkan diri kepada manusia setelah mati dengan perbuatan yang tak dapat ditemukannya setelah itu.

Benar sekali apa yang dikatakan oleh seorang penyair, betapa indah ucapannya:

Peliharalah nafsumu. Kamu tidak akan terbebas dari pengkhianatannya.

Sebab satu nafsu lebih buruk daripada tujuh puluh setan.

Oleh karena itu, —semoga Allah memberimu rahmatingatlah bujukan seperti ini yang selalu mengajak berbuat jelek. Mantapkanlah hati Anda untuk selalu tidak menurutinya dalam keadaan apapun, niscaya jika Allah menghendaki Anda akan bebuat benar dan menjadi selamat.

Kemudian Anda juga harus selalu mengendalikannya dengan kendali takwa, sebab memang tidak ada cara lain kecuali itu.

Ketahuilah bahwa di sini terdapat hal pokok yang sangat mendasar, yaitu sesungguhnya ibadah itu dibagi menjadi dua: Mengerjakan dan menjauhi.

Mengerjakan berarti menjalankan berbagai ketaatan. Dan menjauhi berarti mencegah diri dari berbagai perbuatan maksiat dan keburukan. Inilah yang disebut takwa.

Sesungguhnya dalam keadaan apapun menjauhi maksiat itu lebih menyelamatkanmu, lebih baik dan lebih utama bagi seorang hamba daripada mengerjakan ketaatan. Karena itulah, para pemula yang baru mencapai tingkatan pertama dari ijtihad dalam ibadahnya selalu sibuk mengerjakan ketaatan. Semua berkenginan puasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan menjalankan ibadah yang sejenis dengan hal itu.

Orang yang telah mencapai puncak ibadah dan memiliki kewaspadaan akan sibuk dengan menjauhi maksiat. Yang menjadi keinginan mereka adalah menjaga hati dari kecenderungan kepada selain Allah, menjaga perut mereka dari kelebihan barangbarang halal, memelihara lisan dari kata-kata yang tidak berguna dan menjaga mata dari memandang apa-apa yang tidak bermanfaat bagi mereka.

Karena hal ini pula, orang kedua dari tujuh ahli ibadah berkata kepada Nabi Yunus: Hai Yunus. Sungguh di antara manusia ada yang dikaruniai perasaan suka melakukan salat sehingga ia tidak memilih ibadah lain untuk mengalahkannya. Sementara itu salat adalah tiang ibadah. (Ia melakukannya) dengan khusyuk, bersungguh-sungguh dan merendahkan diri (kepada-Nya). Di antara mereka ada yang dikaruniai suka berpuasa sehingga ia tidak memilih ibadah lain untuk mengalahkannya. Di antara mereka ada yang dikaruniai rasa suka bersedekah sehingga sama sekali tidak memilih ibadah lain yang dapat mengalahkannya. Hai Yunus. Aku akan memberi penafsiran keadaan-keadaan seperti in kepadamu.

Jadikanlah kesabaran menerima kesengsaraan dan penyerahan segala sesuatu kepada Allah sebagai salat panjangmu. Jadikanlah diam dari segala keburukan sebagai puasamu. Jadikanlah mencegah dari hal yang menyakitkan sebagai sedekahmu. Karena sesungguhnya kamu tidak bisa bersedekah dengan sesuatu yang lebih baik dari itu dan tidak bisa berpuasa dengan sesuatu yang lebih bersih darinya.

Jika Anda telah mengetahui bahwa menjauhi maksiat lebih utama daripada menjaga diri dan bersungguh-sungguh dalam beribadah. Jika Anda behasil melaksanakan keduanya, yakni berusaha dan menjauhi, berarti urusan Anda telah sempurna. Anda telah berhasil mencapai tujuan, kemudian selamat dan beruntung. Jika Anda tidak dapat mencapai keduanya dan hanya mampu meraih salah satunya, maka pilihlah menjauhkan diri dari maksiat. Maka pasti Anda selamat meski tidak beruntung. Jika tidak, maka Anda akan merugi dari keduanya.

Salat dan ibadah lain yang Anda kerjakan di malam hari tidak akan bermanfaat bila Anda mengharcurkannya dengan satu keinginan. Puasa yang Anda lakukan sepanjang hari tidak akan bermanfaat bila Anda merusaknya dengan satu kata.

Kami telah bercerita tentang sahabat Ibnu Abbas r.a. bahwasanya beliau ditanya tentang posisi dua orang lelaki. Yang satu banyak berbuat baik dan juga banyak berbuat buruk. Yang satu lagi sedikit berbuat baik tapi juga sedikit berbuat buruk. Beliau menjawab: Aku tidak menyamakan keselamatan dengan suatu apapun.

Perumpamaan dari apa yang telah kami bicarakan adalah keadaan orang yang sakit. Cara untuk mengobati orang yang sedang sakit terbagi menjadi dua. Cara pertama dngan obatobatan. Yang kedua dengan menjauhi pantangan. Jika dua cara tersebut digabung menjadi satu, maka si pasien seakan terbebas dari penyakit dan menjadi sehat. Jika tidak digabungkan, maka berpantang (menjauhi pantangan) saat sakit itu lebih baik. Obatobatan tidak akan berguna jika ia tidak menjauhi pantangan, tapi kadang-kadang berpantang itu bisa berguna meski tanpa memakai obat-obatan.

Sungguh Rasulullah Saw. telah bersabda:

Artinya: Inti setiap pengobatan adalah menjauhi pantangan.

Arti sebenarnya, hanya Allah yang mengetahuinya, adalah: Berpantang itu cukup sebagai ganti semua obat.

Oleh karena itu, ada yang mengatakan bahwa pengobatan terbaik yang dilakukan oleh orang India adalah berpantang, dengan cara melarang orang-orang yang sedang sakit dari makan, minum dan berbicara selama beberapa hari. Kemudian si penderita terbebas dari penyakit dengan cara tersebut, bukan dengan cara lain.

Dengan begitu, sekarang semua keterangan ini telah menjadi jelas bagi Anda, bahwa sesungguhnya ketakwaan adalah inti dan permata segala sesuatu (ibadah). Orang yang ahli dalam ketakwaannya menempati kedudukan tertinggi di antara para hamba. Oleh karena itu, curahkanlah seluruh kemampuan untuk mencapainya dan menggunakan segala pertolongan yang ada baginya.

Hanya Allah yang menguasai taufik dngan rahmat-Nya.

Kemudian peliharalah-empat inti anggota badan, yaitu:Mata

Dalam hal ini Anda cukup memeliharanya dengan berpikir bahwa semua urusan agama dan dunia bermuara di dalam hati. Dan sesungguhnya kekhawatiran, kesibukan, dan kerusakan hati kebanyakan berasal dari mata. Oleh karena itu, Sayyidina Ali bin Abu Thalib karramallahu wajhahu pernah berkata: Barangsiapa tidak bisa menguasai pandangannya berarti ia tidak menghargai hatinya.Mulut (Lisan) ,

Dalam hal mulut ini Anda cukup memeliharanya dengan merasa bahwa semua keberuntungan dan buah dari jerih payah Anda didapat karena ibadah dan ketaatan.

Sedangkan kehancuran ibadah dan kerusakannya yaitu mengada-ada, menggunjing dan lain sebagainya, yang kebanyakan berasal dari lisan. Hal itu akan merusak apa yang telah Anda kerjakan selama satu tahun atau bahkan lima tahun hanya dengan satu kata.

Karena itulah ada sebuah ungkapan yang berbunyi

Artinya: Tidak ada sesuatu yang lebih pantas untuk senantiasa dipenjara selain mulut.

Dikisahkan bahwa salah seorang dari tujuh ahli ibadah berkata kepada Nabi Yunus a.s.: Hai Yunus! Sesugguhnya jika para hamba itu bersungguh-sungguh dalam ibadah, maka tidak ada kekuatan yang lebih tepat untuk menjalaninya selain menahan diri dari ucapannya dalam waktu yang cukup lama.Kemudian ahli ibadah tersebut mengulang perkataannya tadi dan berkata: Jangan ada sesuatupun yang dipentingkan selain memelihara lisan Anda. Jangan sampai ada sesuatu yang lebih Anda perhatikan selain keselamatan diri Anda.

Camkan perkataan ini baik-baik.

Kemudian ingatlah bahwa nafas yang Anda pergunakan untuk membicarakan sesuatu yang tak berguna itu tidak akan membahayakan seandainya dipergunakan untuk mengucapkan kata astaghfirullah(aku memohon ampunan kepada Allah). Kadang saat itu bertepatan dengan saat yang mulia. Dengan begitu Allah akan mengampuni Anda dan modal Anda menghasilkan keuntungan. Atau Anda pergunakan untuk mengucapkan Iaa ilaaha illallah (tiada Tuhan selain Allah). Dengan begitu, Anda akan mendapatkan pahala dan simpanan yang tak terbayangkan sebelumnya. Atau Anda pergunakan untuk mengucapkan asalullaaha al ‘aaftyata (aku memohon keselamatan kepada Allah). Dan terkadang hal itu bertepatan dengan pandangan baik (dari Allah). Dengan begitu, Allah mengabulkan permohonan Anda dan Anda pun selamat dari berbagai bencana di dunia dan akhirat.

Bukankah suatu kergian yang nyata jika Anda melepaskan faedah-faedah yang mulia ini begitu saja dan menggunakan nafas serta waktu Anda hanya untuk hal tak berguna yang paling tidak menjadikan Anda tercela, dicemooh, dihisab dan tertahan pada hari kiamat?

Sungguh indah kata-kata seorang penyair berikut ini:

Jika Anda berkeinginan mengucapkan sesuatu yang bathil, maka gantikanlah tempatnya dengan ucapan tasbih.

 

3, Perut

Dalam hal ini Anda cukup memeliharanya dengan merasa bahwa yang menjadi tujuan Anda adalah ibadah. Sementara makanan adalah benih amal dan airnya. Dari situlah amal akan tumbuh dan berkembang. Jika benihnya buruk maka tanaman tak akan menjadi baik bahkan tanaman tersebut dikhawatirkan bisa merusak tanah Anda, dan selamanya Anda tidak akan beruntung.

Di antara hal yang mengkhawatirkan adalah apa yang kudengar dari Ma’ruf Al-Karkhi bahwa beliau berkata:

Artinya: Bila kamu berpuasa, maka perhatikanlah apa yang kamu gunakan untuk berbuka, di hadapan siapa kamu berbuka dan makanan siapa yang kamu makan. Sebab banyak sekali orang yang makan satu kali dan hatinya berubah meninggalkan apa yang dahulu dikerjakannya sehingga ia tidak dapat kembali pada keadaannya semula. Betapa banyak sesuap makanan menyebabkan seseorang terhalang dari ibadah semalaman. Betapa banyak sekilas pandangan yang mencegah seseorang dari membaca satu surah Al-Qur’an. Dan seorang hamba yang hanya memakan satu suapan kadang terhalang dari melakukan ibadah selama satu tahun.”

Oleh karena itu, hendaknya Anda melihat dengan teliti dan sangat berhati-hati dalam hal makanan penguat jika Anda memang memperhatikan urusan hati dan memiliki keinginan kuat untuk beribadah kepada Tuhan Anda.

Inilah keterangan tentang makanan penguat agar seorang hamba bisa mengambil dari sisi yang dihalalkan.

Selanjutnya hendaklah Anda bersopan-santun dalam hal ini. Jika tidak, maka Anda hanya akan menjadi pembawa makanan dan menyia-nyiakan waktu. Sebab kita tahu pasti dan, bahkan melihat jelas bahwa tak ada satupun ibadah yang bisa dilakukan bila perut kita terlalu kenyang. Jika Anda memaksanya sekuat tenaga dengan berbagai alasan, maka ibadah Anda sedikitpun tidak terasa lezat dan manis.

Oleh karena itu, ada yang mengatakan: Tidak ada rasa manis ibadah yang bisa diharapkan dengan banyak makan.Mana mungkin ada nur di dalam hati tanpa adanya ibadah. Dan mana mungkin ada nur dalam ibadah tanpa adanya rasa lezat dan manis?

Karena arti semacam ini pula Ibrahim bin Adham berkata: Aku bergaul dengan para kekasih Allah yang ada di pegunungan Lebanon dan mereka berpesan kepadaku, Jika kamu kembali pada orang-orang yang mementingkan dunia, maka nasehatilah mereka dengan empat hal. Katakan kepada mereka, Barangsiapa memperbanyak makan, maka ia tidak akan menemukan kelezatan dan rasa manis dalam beribadah. Barngsiapa memperbanyak . tidur, maka ia tidak akan menemukan keberkahan dalam hidupnya. Barangsiapa mencari kerelaan manusia makajanganlah ja menunggu kerelaan Tuhan. Dan barangsiapa banyak mernbicarakan hal-hal yang tak berguna dan menggunjing, maka ja tidak akan keluar dari dunia (mati) dalam keadaan beragama Islam.

Diceritakan dari Sahl rahimahullah bahwa beliau berkata: Bersatunya segala macam kebaikan itu terdapat dalam empat hal. Dengan keempatnya pula seseorang bisa menjadi wali Abdal. Empat hal itu adalah perut yang kempis, diam, meninggalkan pergaulan masyarakat dan berjaga di malam hari.

Seorang ‘arif berkata: Lapar adalah modal utama kami.

Artinya sesuatu yang kami hasilkan seperti waktu longgar, keselamatan, ibadah, rasa manis ibadah, pengetahuan, dan amal yang bermanfaat adalah karena lapar dan kesabaran menjalaninya karena Allah Swt.Hati

Dalam hal ini Anda cukup memeliharanya dengan mengetahui bahwa hati adalah inti segala hal. Jika Anda merusaknya, maka segalanya akan menjadi rusak. Dan jika Anda memperbaikinya maka segalanya menjadi bagus. sebab hati bagaikan batang pohon dan anggota badan yang lain bagaikan cabang-cabangnya. Dari batang pohon itulah cabang-cabang mendapatkan air dan menjadi baik atau rusak.

Hati juga bagaikan raja, sedangkan cabang-cabangnya bagaikan pengikutnya. Jika sang raja baik, maka seluruh rakyat menjadi baik. Danjika raja tersebut rusak maka seluruh rakyatnya juga akan rusak.

Kalau begitu, kebaikan mata, lisan, perut dan lain sebagainya menunjukkan kebaikan hati dan kemakmurannya. Bila di dalamnya terdapat berbagai kekurangan (cacat) dan kerusakan, maka ketahuilah bahwa hal itu menunjukkan kekurangan hati dan kerusakan yang terjadi di dalamnya. Bahkan kadang kerusakan yang ada padanya lebih parah. Oleh karena itu, curahkanlah seluruh perhatian untuk memperbaikinya, pasti dengan sekaligus semua menjadi baik dan Anda bisa merasa nyaman.

Kemudian urusan hati ini memang pelik, karena digerakkan oleh berbagai khathir yang berada di bawah kemampuan Anda. Sedangkan untuk tidak mengikuti khathir dengan sekuat tenaga merupakan sesuatu yang teramat melelahkan. Karena itu pula memperbaiki hati menjadi sesuatu yang paling berat bagi orang yang bersungguh-sungguh. Dan perhatian terhadap hati ini lebih banyak serta lebih besar bagi orang-orang yang memiliki kewaspadaan.

Diceritakan dari Abu Yazid bahwa beliau berkata: Aku mengobati hati selama sepuluh tahun, mengobati lisanku selama sepuluh tahun, dan mengobati nafsuku selama sepuluh tahun. Dari ketiganya hatilah yang terasa paling berat.

Camkan hal ini baik-baik!

Selanjutnya, hendaklah Anda memperhatikan empat perkara yang telah kuterangkan, yaitu khayalan (panjang angan-angan), tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu, dengki dan sombong.

Keempatnya kami bahas secara khusus dibanding perkaraperkara lain di tempat ini dan sangat kami anjurkan untuk memelihara diri darinya, karena keempatnya merupakan penyakit yang secara khusus menyerang para ahli Al-Qur’an. Keempat perkara tersebut menyerang masyarakat secara umum dan menyerang para ahli Al-Qur’an secara khusus. Karena itulah keempatnya menjadi sangat buruk.

Anda melihat seorang ahli Al-Qur’an yang angan-angannya melantur dan menganggapnya sebagai niat baik. Maka ia akan terjerumus ke dalam kemalasan menunda-nunda amal. Anda melihatnya tergesa-gesa untuk mencapai derajat kebaikan sehingga ia malah terputus dari kebaikan tersebut. Atau ia tergesagesa untuk dikabulkan doanya sehingga malah terhalang dari hal itu. Atau ia tergesa-gesa mendoakan seseorang dengan keburukan dan menyesalinya, seperti yang dikisahkan dari Nabi Nuh a.s.

Anda melihatnya merasa dengki dengan teman yang setingkat atas anugerah yang diberikan Allah kepada mereka sampai hampir mencapai tingkatan dengki yang belum tentu dilakukan meski oleh orang yang fasik ataupun fnajir (jahat).

Karena keadaan semacam ini pula Sufyan Ats-Tsauri berkata: Aku tidak mengkhawatirkan darahku kecuali dari ancaman para ahli Al-Qur’an dan para ulama.Orang-orang yang mendengar hal itu tidak percaya. Maka beliau kemudian berkata: Aku tidak mengatakan hal itu, tapi yang mengatakannya adalah Ibrahim AnNakha’i rahimahullah.

Diceritakan dari ‘Atha’. Beliau berkata: Sufyan Ats-Tsauri berkata kepadaku, ‘Berhati-hatilah terhadap para Ahli Al-Qur’an. Hati-hatilah jika aku bersama dengan mereka. Jika aku berselisih paham, maka aku lebih suka mengatakan bahwa menurutku buah delima itu rasanya manis dan mereka mengatakannya masam. Aku tidak mempercayakan darahku untuk dibawanya kepada penguasa yang jahat.

Diceritakan dari Malik bin Dinar. Beliau berkata: Sesungguhnya aku menerima kesaksian para ahli Al-Qur an atas semua orang. Akan tetapi aku tidak menerima persaksian sebagian dari mereka atas sebagian yang lain, karena aku melihat kebanyakan dari mereka bersifat pendengki.

Diceritakan dari Fudhail. Beliau berkata kepada anaknya: Belikan untukku rumah yang jauh dari para ahli Al-Qur an. Apa gunanya tinggal bersama kaum yang jika aku nampak terpeleset, maka mereka membuka aibku. Dan bila nampak kenikmatan pada diriku mereka akan merasa dengki.

Begitulah. Anda akan melihatnya sombong kepada masyarakat dan meremehkan mereka. Bila bertemu ia akan berpaling dan bermuka masam. Seakan-akan ia telah dikaruniai kelebihan dua rakaat dari orang lain, mendapat surat keputusan dari Allah akan mendapat surga atau terbebas dari neraka, atau seakan ia merasa yakin dengan keberuntungan bagi dirinya dan kecelakaan bagi orang lain.

Di samping itu, ia juga memakai pakaian orang-orang yang bertawadhuk dari bahan wool dan sebagainya serta berpura-pura telah mati (nafsunya).

Semua ini tidak sesuai dengan keangkuhan dan kesombongan serta tidak menjadikannya baik, bahkan malah bertentangan. Akan tetapi orang yang buta tak pernah melihat.

Diceritakan bahwa Fargad As-Sabkhi masuk kepada Hasan Al-Bashri dengan memakai pakaian, sementara Hasan memakii pakaian lengkap. Kemudian Hasan Al-Bashri berkata: Apakah kamu tidak melihat pakaianku ini? Ini adalah pakaian ahli surga, sementara pakaianmu adalah pakaian ahli neraka. Aku memang telah mendengar bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah orang-orang yang memiliki pakaian usang.Lalu Hasan berkata: Mereka menempatkan zuhud pada pakaian dan menempatkan kesombongan di dalam dada mereka. Demi Allah sebagai sumpahku. Sungguh salah satu di antara kalian lebih sombong ketimbang orang yang memiliki kain lurik dan memakainya.

Karena artian  semacam inilah Dzun-Nuun Al-Mislri bersyair:

Ia memakai pakaian tasawuf dan membanggakan pakaian bulunya karena bodoh,sementara sebagian orang memakainya sambil bercanda.

Ia memperlihatkan kehinaan dan kesombongan kepadamu.

Dan kesombongan bukanlah sesuatu sama dengan kehinaan dini.

Ia berlagak sufi agar dikatakan sebagai orang yang terpercaya, dan kesuftannya tidak berarti apa-apa selain kepercayaan.

Ia tidak menginginkan keridaan Tuhan dengannya tapi hanya mencari jalan untuk berkhianat.”

Oleh karenanya, hendaklah Anda menjaga diri dari empat macam kerusakan yang telah kami sebutkan ini, lebih-lebih dalam hal kesombongan. Sebab tiga hal yang pertama adalah sebuah jalan licin yang jika Anda tergelincir di dalamnya pasti Anda akan terjerumus ke dalam kemaksiatan. Sedangkan kesombongan adalah sebuah jalan licin yang seandainya Anda tergelincir pasti akan terjerumus ke dalam lautan kufur dan kedurhakaan.

Jangan lupa bagaimana kisah Iblis dan fitnahnya. Ia menolak dan bersikap sombong. Lalu ja menjadi bagian dari orang-orang kafir.

Marilah kita kembali kepada Allah. Semoga Dia berkenan memelihara kita semua dengan kebaikan pandangan-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Murah lagi Maha Mulia.

Kesimpulannya adalah: Jika Anda merenungkan dengan pikiran jernih, Anda akan tahu bahwa dunia ini tidak ada yang abadi. Manfaatnya tidak sebanding dengan bahaya dan semua hal yang menjadi akibatnya seperti badan lelah, hati yang sibuk berpikir, siksa yang pedih dan perhitungan yang lama di akhirat serta tidak mampu Anda tanggung.

Jika Anda benar-benar telah mengetahui hal itu, tentu Anda tidak akan terpancang oleh kelebihannya. Anda tidak akan mengambil darinya kecuali apa yang mau tidak mau harus diambil sebagai sarana beribadah kepada Tuhan. Anda tidak akan bersenang-senang dan bernikmat-nikmat sampai mendapatkan surga, tempat tinggal abadi, tempat bermukim di sisi Penguasa alam semesta, Maha Raja, Maha Kuasa, Maha Kaya, dan lagi Maha mulia.

Anda juga tahu bahwa semua makhluk itu tidak setia. Kesengsaraan yang mereka timbulkan lebih banyak daripada pertolongan mereka yang bermanfaat bagi Anda. Anda juga tidak akan bergabung dengan mereka kecuali dalam hal yang memang telah menjadi keharusan bagi Anda. Anda memanfaatkan kebaikan mereka dan menjauhi bahaya yang mereka timbulkan.

Anda bersahabat dengan Dzat yang tidak membuat rugi jika berteman dengan-Nya. Anda tidak akan kecewa bila melayaniNya. Dia menghibur Anda dengan kitab-Nya dan kerutinan (ibadah) Anda kepada-Nya. Dalam keadaan apapun Dia tetap ada untuk Anda. Dari-Nya Anda akan melihat semua keindahan dan keutamaan. Anda akan menemukan-Nya setiap kali bahaya mengancam, baik di dunia maupun di akhirat, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah Saw. dalam hadisnya:

Artinya: Peliharalah (keagungan) Allah. Niscaya kamu akan menemukan-Nya di manapun kamu berada

Anda juga tahu bahwa setan itu brengsek. Dia selalu berusaha memusuhi Anda. Oleh karena itu, mohonlah perlindungan dari Tuhanmu yang Maha Kuasa, Maha Mengalahkan, dari anjing yang dilaknat ini. Jangan sampai lengah dari tipu daya dan perangkapnya. Usirlah ia dengan dzikir kepada Allah Swt. Jangan mempedulikannya, karena hal itu teramat remeh.

Dengan begitu Anda akan menjadi lelaki sejati seperti yang difirmankan Allah:

 

Artinya: Ia tidak memiliki kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan berserah diri kepada Allah.(Q.S.An-Nahl: 99)

Benar sekali apa yang dikatakan Abu Hazim: Apakah dunia itu? Dan apa itu Iblis?

Dunia. Yang telah berlalu adalah mimpi, dan yang akan datang adalah lamunan. Adapun setan, demi Allah. Dia benarbenar telah dijadikan sebagai panutan, tapi ia tidak memberi manfaat. Dia juga ditentang, tapi tidak membahayakan. Anda pun mengetahui kebodohan nafsu dan perlawanannya dengan mencari sesuatu yang membahayakan dan menghancurkannya. Anda melihatnya dengan kasih sayang seperti pandangan orangorang berakal dan para ulama, yaitu orang-orang yang memandang pada hakekat sesuatu yang nampak. Tidak seperti pandangan orang-orang bodoh dan anak kecil, yaitu orang yang hanya memandang sekilas tanpa memikirkan rasa sakit dikemudian hari. Berlari dari obat yang terasa pahit. Lalu Anda mengendalikannya (nafsu) menggunakan kendali dengan cara mencegahnya dari sesuatu yang benar-benar tidak dibutuhkan seperti omong kosong, memandang dan makan. Sekali-kali Anda terpengaruh perbuatan yang buruk seperti berandai-andai (thuulul amal), tergesa-gesa, iri terhadap orang Islam, takabur tidak pada tempatnya atau makan semata-mata karena syahwat dan rakus.

Anda memberikan kepadanya sesuatu yang baginya tidak harus dan Anda tidak khawatir mendapat bahaya darinya, karena tidak ada alasan untuk berlebih-lebihan. Allah telah memperluas segala persoalan bagi hamba-hamba-Nya dengan rahmat-Nya, memperkaya mereka dari sesuatu yang membahayakan dalam urusan agama. Apalagi yang dibutuhkan? Karena menurut seorang ulama saleh sesungguhnya ketakwaan itu sesuatu yang paling mudah. Bila meragukan sesuatu, maka aku akan meninggalkannya. Sebab nafsu itu akan tenang dan terbiasa selama Anda membiasakannya.

Sebagaimana dikatakan oleh seorang penyair bahwa nafsu adalah:

Nafsu akan merasa senang bila kau senangkan.

Dan bila kau kembalikan ia pada sesuatu yang sedikit, maka ia akan menerima.

Penyair lain berkata:

Dialah nafsu. Apapun yang kau bebankan kepadanya ia pasti mampu memikulnya.

Dan diceritakan bahwa bila engkau membiasakannya pasti ia akan terbiasa.

Penyair yang lain lagi berkata:

Aku menahan diri dari kelezatan sampai nafsuku berpaling.

Aku memaksanya untuk bersabar dan iapun senantiasa bersabar.

Nafsu itu tak lain mengikuti apa yang dilakukan oleh seorang pemuda.

Jika diberi makan maka iapun menginginkannya. Tapi bila tidak, maka iapun merasa puas.

Apabila Anda telah mengetahui ciri-ciri yang kusebutkan tadi, maka Anda akan menjadi bagian dari orang-orang yang berzuhud dari dunia dan mencintai akhirat.

Ketahuilah bahwa yang disebut dengan orang yang berzuhud sama saja dengan diberi seribu nama yang terpuji. Dan Anda termasuk orang-orang yang mengucilkan diri dan memutuskan hubungan dengan masyarakat untuk beribadah kepada Allah Swt., yaitu orang-orang yang merasa tenteram dan berkhidmat kepada Penguasa alam semesta.

Anda pun menjadi orang yang seperti dikatakan oleh seorang penyair berikut ini:

Sekelompok orang merasa sibuk dengan urusan dunia mereka.

Dan sekelompok orang yang lain menyepi untuk Tuhan mereka.

Lalu Allah mengharuskan mereka untuk diam di pintu keridaanNya.

Dan Dia mencukupkan mereka dari seluruh makhluk.

Mereka membariskan telapak kaki di malam hari dan pandangan Dzat yang Maha Melihat selalu menjaganya. Maka beruntung sekali mereka itu. Dan sungguh mereka sangat beruntung dengan penghormatan yang diberikan Allah pada mereka.

Anda juga menjadi bagian dari orang-orang yang berzuhud di hadapan Allah, menjadi orang yang istimewa di antara para hamba Allah. Yakni orang-orang yang difirmankan Allah:

Artinya: Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, tidak ada kekuasaan bagimu atas mereka.(Q.S. Al-Hijr: 42)

Anda juga termasuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orangorang yang memiliki keberuntungan dunia dan akhirat. Saat itulah Anda menjadi pertolongan-Nya yang baik serta kemudahan-Nya. Dia-lah Dzat yang mencukupi semua perkara penting. Semoga Allah memberi pertolongan dalam segala kesukaran. Di tangan-Nya tergenggam segala urusan makhluk. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Inilah yang ingin kami kemukakan dalam bab ini.

Tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah yang Maha Luhur lagi Maha Agung.

 

 

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama