Terjemah Kitab Irsyadul Ibad (Irsyad al-Ibad ila Sabilir Rasyad); Shalat Sunnah

  

Terjemah Kitab Irsyadul Ibad (Irsyad al-Ibad ila Sabilir Rasyad)


 Judul kitab asal: Irshad al-Ibad ila Sabil Al-Rashad ( إرشاد العباد إلى سبيل الرشاد)

Pengarang: Zainuddin Al-Malibari ( زين الدين عبد العزيز المليباري الفناني)

 

 

Daftar isi

Pendahuluan

Bab : Iman

Pasal : Murtad

Bab Ilmu

Bab Wudhu

Pasal : Hukum-Hukum Wudhu

Pasal : Sunnah-Sunnah Wudhu

Pasal : Perkara Yang Dimakruhkan Dalam Berwudhu'

Pasal : Perkara Yang Membatalkan Wudhu

Bab : Mandi

Pasal : Yang Mewajibkan Mandi (Pembatal Mandi)

Bab : Fadhilah Shalat Wajib

Pasal : Haram Mengakhirkan Shalat

Pasal : Tentang Hukum-Hukum Shalat

Pasal : Perkara Yang Dimakruhkan Dalam Shalat

Pasal : Perkara Yang Membatalkan Shalat

Pasal: Dzikir Setelah Sholat Wajib

Bab : Shalat Sunnah

 

Bab: Shalat Sunnah

 

Artinya: “Dari Abu Umamah ra berkata, Rasulullah saw bersabda:’Allah tidak memberikan pertolongan kepada hamba tentang sesuatu (amal perbuatan) yang lebih baik daripada dua rakaat atau lebih (yangdilakukan oleh-Nya).

Dan sesungguhnya rahmat itu ditaburkan di atas kepala hamba selama dia dalam melaksanakan shalat. Dan seorang hamba tidak akan mendekatkan diri kepada Allah yang lebih utama daripada membaca al-Qur’an.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Seorang hamba yang hidup di dunia ini tidak diberi Sesuatu yang lelih baik daripada diberi pertolongan untuk melakukan shalat dua rakaat (sunah).” (Thabrani).

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Pahala dua rakaat fajar itu lebih utarna daripada dunia seisinya.” (HR. Muslim dan Tirmidzi dari Aisyah).

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda: Tidak mernelihara dengan baik untuk mengerjakan dua rakaat shalat fajar (sunah) kecuali orang yang banyak bertaubat.” (HR. Al-Baihaqi).

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda ‘Apabila seseorang diantara kamu telah melakukan dua rakaat shalat fajar maka hendaklah berbaring pada lambung yang kanan.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Sayyidah ‘Aisyah ra berkata, Rasulullah saw bersabda: Sebaik-baik dua surah yang dibaca waktu menjalankan dua rakaat shalat fajar sebelum subuh adalah Qul ya ayyuhal kafirun dan Qul wuullahu ahad.” (HR. Al-Baihaqi).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari anak Abul Malih ra sesungguhnya Rasulullah saw melakukan salat dua rakaat yang pendek, kemudian aku mendengar beliau berdo’a dalam keadaan duduk: ‘Ya Allah Tuhannya Jibril, Israfil, Mikail dan Nabi Muhammad, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan api neraka. Beliau mernbacarya tiga kali.” (HR. Ibnus Sunni).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Ummu Habibah berkata, Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang memelihara dengan tekun untuk mengerjakan shalat sunah empat rakaat sebelum Shalat Dhuhur dan empat rakaat lagi sesudahnya, maka Allah mengharamkan untuk memasukkannya ke dalam api neraka.” (IR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Ibnu Umar ra berkata: ‘Barangsiара yang melakukan shalat sunah empat rakaat sebelurn Asar maka Allah swt mengharamkan tubuhnya untuk masuk neraka.” (HR. Thabrani).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Abdullah Al-Muzani berkata: ‘Bersembahyang sudahlah dua rakaat sebelum Maghrib bagi orang yang mau melakukannya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Ma’kul meriwayatkan dalam hadis mursalnya berkata “Barangsiapa yang melakukan shalat sunah dua rakaat setelah Maghrib sebelum berkata (masalah dunia) maka dua rakaat itu akan ditulis di Illiyin.” (HR. Abdur Razzaq).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Hudzaifah berkata: ‘Bergegaslah melakukan dua rakaat shalat sunah sesudah Maghrib agar dua rakaat itu diangkat ke sisi Tuhan bersama amal Shalat Maghribnya.” (HR. Al-Baihaqi).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Ummu Salamah berkata: Rasulullah saw apabila selesai Shalat Maghrib masuk ke dalam rumahnya, lalu shalat dua rakaat sunah, kernudian berdo’a, dimana sebagian do’anya adalah:

 

Artinya: ‘Wahai Tuhan yang memutar balik kehendak hati, teguhkan hatiku untukku memegang agama-Mu.” (HR. Ibnus Sunni).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Abu Hurairal ra berkata, Rasulullah saw bersabda: ‘Barangsiара yang melakukan salat sunah setelah Shalat Maghrib sebanyak enam rakaat dan tidak berkata jahat antara enam rakaat itu, maka enam rakaat sunah itu bisa menyamai ibadah selama dua belas tahun.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah saw bersabda: ‘Barangsiapa yang melakukan salat sunah setelah Shalat Maghrib sebelum berkata sebanyak enam rakaat maka diampuni dosa sepanjang lima puluh tahun.” (HR. Ibnu Nashar)

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Muhammad bin Al-Munkadir ra berkata ‘Barangsiapa yang melakukan shalat sunah antara Maghrib dan Isyal maka sesungguhnya shalat tersebut adalah shalat orang-orang yang taubat.” (Ibnu Nasar).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Muhammad bin Al-Munkadir berkata: ‘Aku Pernah shalat sunah bersama Nabi saw dua rakaat setelah Isya.” (HR. Bukhari Muslim).

 

Imam Nawawi berkata dalam litab Al-Majmu,’ disunahkan menjalankan shalat sunah dua rakaat sebelum Shalat Isya’ sebab ada hadis sebagai berikut:

Artinya:”Diantara adzan dan iqamat ada shalat sunah (yang dilakukan).”

Imam Nawawi juga berkata: Diwajibkan niat dengan menentukan apakah shalat sunah itu qabliyah atau ba’diyah sekalipun seseorang tidak mengakhirkan salat sunah qabliyah, begitu juga tiap salat wajib yang mempunyai shalat sunah ba’diyah dan qabliyah.

Artinya: “Dari Abu Ayyub ra berkata, Rasulullah saw bersabda: Shalat sunah witir itu hak bagi orang muslim, barangsiapa yang senang melakukan shalat sunah witir lima rakaat maka lakukanlah. Barangsiapa yang suka melakukan shalat witir tiga rakaat maka lakukanlah. Barangsiapa yang suka melakukan shalat witir satu rakaat saja maka lakukanlah.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Lakukanlah shalat witir lima, tujuh, sernbilan atau sebelas rakaat.” (HR. Al-Baihaqi dan Al-Hakim).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Jabir ra berkata, Rasulullah saw bersabda: ”Barangsiapa yang khawatir tidak bisa melakukan salat di akhir malam maka hendaklah berwitir pada permulaan malam. Barangsiapa yang berkeinginan untuk shalat di akhirnya maka hendaklah berwitir pada akhirnya, sebab sesungguhnya shalat pada akhir malam itu disaksikan oleh para malaikat. Dan itulah yang tebih afdhal.” (HR. Muslim dan Tirmidzi).

Dalam riwayat disebutkan:

Artinya: “Sayyidah Aisyah pernah ditanya: ‘Dengan bacaan apakah Rasulullah melakukan shalat witir?’ Lalu beliau menjawab: ‘Rasulullah melakukan shalat witir dimana rakaat pertama membaca sabbihisma rabothal a’la, rakaat kedua qulya ayyuhalkafirundan ketiga kali gul huwallahu ahaddan surah Al-Mu’awwidatain.” (Nasa’i dan Ibnu Majah).

Disunahkan hendaknya seseorang membaca surah Al-Ikhlash pada rakaat ppertama pada shalat witir. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Abu Ayyub ra berkata: Rasulullah saw apabila salam dari shalat witir membaca ( سبحان الملك القدرس ) Artinya: ‘Maha Suci Raja Yang Maha Agung, tiga kali dan mengangkat suaranya pada bacaan yang ketiga.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

 

Dalam riwayat disebutkan:

Artinya:”Aliberkata: Rasulullah saw berkata pada akhir witirnya:

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dengan keridhaan-Mu agar terhindar dari kebencian-Mu dan dengan keselamatan yang Kamu berikan padaku dari siksaan-Mu, aku berlindung kepada-Mu dan ancaman-Mu, aku tidak akan membatasi pujaan pada-Mu sebagaimana Kamu memuji untuk diri-Mu sendiri.” (HR. Abu Dawud dan’Tirmidzi).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Abu Hurairah ra berkata: ‘Barangsiapa yang memelihara rakaat genap Shalat Dhuha, mala dosa-dosanya akan diampuni sekalipui banyaknya seperti busa di laut.” (HR. Ahmad dan’Tirmidzi).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Anas ra berkata: ‘Pahala dua rakaat shalat dhuha menyamai di sisi Allah dengan pahala haji dan umrah yang diterima Allah.” (HR. Abus Syekh).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Saad berkata: ‘Barangsiapa yang melakukan shalat dhuha satu tahun penuh maka ditulis bebas dari api neraka.” (HR. Sanweh).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda: ‘Sesungguhnya di dalam surga ada pintu yang berwarna Adhuha. Apabila terjadi hari kiamat, maka ada malaikat yang memanggil: Dimana orang- orang yang dahulu melanggengkan salat Dhuha, ini pintumu, oleh karena itu masuklah dengan rahmat Allah.” (HR. Thabrani).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Abdullah bin Jarad berkata: ‘Seorang munafik tidak akan melakukan Shalat Dhuha dan tidak akan membaca Qulya ayyuhal kafirun.” (HR. Addailarni).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Ummu Hani’ ra berkata: ‘Sesungguhnya Nabi saw pernah masuk rumahku pada hari penaklukan Kota Makkah, lalu mandi dan melakukan shalat delapan rakaat, aku tidak pernah melihat shalat yang lebih cepat daripada shalat tersebut, hanya saja Nabi menyempurnakan rukuk dan sujud dengan baik. Shalat tersebut adalah dhuha,” (Bukhari dan Muslim).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Uqbah bin Amin ra berkata: ‘Shalatlah dua rakaat Dhuha dengan membaca dua surah yang menyebut dhuha yaitu Wasyamsi wa dhuhaha dan Wadh dhuha.”

Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Al-Uqaili, sesungguhnya Rasulullah saw membaca dalam dua rakaat dhuha Qulya ayyuhal hafirun dan Qul huwallahu ahad. Begitu juga ada hadis yang menerangkan bahwa Nabi saw setelah shalat dhuha membаса:

Artinya: “Wahai Tuhanku ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Menerima taubat lagi Maha Pengampun, dibaca seratus kali.”

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda: ‘Shalat yang paling utama setelah shalat fardu adalah shalat malam. (HR. Muslim).

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Ja’far ra berkata, Rasulullah saw bersabda: ‘Dua rakaat yang dilakukan di pertengahan malam bisa melebur bebегара kesalahan.” (HR. Dailami).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Sayidina Bilal ra berkata, Rasulullah saw bersabda: ‘Hendaklah kamu senantiasa menjalankan shalat malam, sebab sesungguhnya shalat malam adalah kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang sholeh sebelummu, pendekatan diri pada Allah, mencegah dari dosa, menghapus beberapa kejahatan dan bisa menolak penyakit yang menyerang tubuh.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Hasan bin Athiyah ra berkata, Rasulullah saw bersabda: ‘Dua rakaat yang dilakukan oleh Ibnu Adam pada pertengahan malam yang terakhir lebih baik daripada dunia dan seisinya, seandainya aku tidak memberatkan pada umatku niscaya kuwajibkan dua rakaat tersebut kepada mereka.” (HR. Ibnu Nasar).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Jabir ra berkata, Rasulullah saw bersabda: ‘Sesungguhnya di waktu malam itu ada suatu saat dimana seorang muslim tidak akan menepatinya untuk merninta pada Allah swt tentang masalah dunia dan akhirat kecuali akan diberi oleh Allah, sedernikian itu pada tiap malam.” (Muslim).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Tuhan kami menurunkan perintahnya ke langit dunia ini pada tiap malam, ketika sepertiga malam yang terakhir, lalu Allah swt berfirman: ‘Barangsiapa yang berdo’a kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkan padanya dan barangsiapa yang merninta kepada-Ku Aku akan memberinya. Dan barangsiapa yang minta ampun kepada-Ku, Aku akan mengampuni dosanya.” (HR. Bukhari).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: ‘Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda: Semoga Allah memberi rahmat kepada orang lelaki yang bangun malam, lalu menjalankan shalat dan membangunkan istrinya lalu turut shalat. Apabila sang isteri tidak mau, maka sang suami memercikkan air dimuka sang isteri.

 

Semoga Allah memberikan rahmat kepada seorang isteri yang bangun di waktu malam, lalu mengerjakan shalat dan membangunkan suarninya, lalu sang suami melakukan shalat. Apabila sang suami tidak mau maka sang isteri memercikkanairdimukasangsuamni.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Abu Hurairah saw berkata, Rasulullah saw bersabda: Apabila seorang lelaki bangun di waktu malarn, lalu membangunkan istrinya, mereka sama shalat dua rakaat maka termasuk orang-orang (lelaki dan perempuan) yang banyak berdzikir.” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Aisyah berkata, Rasulullah saw bersabda “Tiadalah seseorang yang menjalankan shalat di waktu malam lalu tertidur sehingga tidak melanjutkan shalatnya kecuali dia mendapat pahala shalatnya sedang tidurnya merupakan keuntungan baginya ibarat mendapat sedekah.” (HR. Abu Dawud).

 

Dari Abdullah bin Amar bin Al Ash berkata, Rasulullah bersabda:

Artinya: “Wahai Abdullah, janganlah kamu seperti fulan yang melakukan salam malam, lalu meninggalkannya.” (HR. Bukharidan Muslim).

 

Kisah-kisah:

Al-Yafi’i pernah bercerita dari Syekh Abu Bakar Adh Dharir Ada seorang pemuda yang tampan, berpuasa terus di waktu siang dan kalau malam senantiasa salat, tidak pernah tidur. Pada suatu hari dating kepadaku dan berkata: “Wahai ustadz, sesungguhnya aku semalam tertidur, hingga aku tidak bisa melaksanakan wiridku, lalu aku bermimpi seolah-olah kamarku untuk shalat terbelah.

Seolah-olah aku melihat perempuan-perempuan yang aku belum pernah melihat wajah yang secantik daripada mereka, ternyata mereka keluar dari kamarku. Tahu tahu ada seorang wanita yang jelek lagi banyak cakap, aku tidak pernah melihat wajah yang sejelek dan wanita satu ini, lalu aku berkata: ‘Milik siapa kamu semua dan milik siapa wanita yang satu ini?’

Mereka menjawab: ‘Aku adalah beberapa malammu yang telah lewat dan ini malam yang kamu gunakan tidur, seandainya kamu mati pada

malam itu, maka wanita jelek ini yang menjadi milikmu.’ Lalu berteriak, hingga sekaligus meninggal dunia dalam keadaan tertelungkup.

Ada suatu cerita dari sebagian orang-orang saleh berkata: Aku pernah melihat Sofyan Ats Tsauri di waktu tidur, setelah Sofyan meninggal dunia, lalu aku berkata kepadanya: ‘Bagaimana keadaanmu wahai Abu Said (panggilan untuk Sofyan)?’ Lalu berpaling dariku dan berkata: ‘Sekarang ini tidak masanya mernanggil dengan nama panggilan (Kunyah).’ Lalu aku berkata: ‘Bagaimana keadaanmu wahai Sofyan?’ Lalu dia berkata dengan syair sebagai berikut:

 

Artinya: “Aku melihat Tuhanku dengan jelas (tanpa tabir) lalu Tuhanku berfirman kepadaku: ‘Sungguh kamu dahulu (di dunia) sering melakukan shalat malam apabila malam telah gelap dengan kepedihan orang yang rindu kepada-Ku dan hati yang sedih. Oleh karena itu, sekarang pilihlah istana yang kamu inginkan dan berkunjunglah kepada-Ku, sesungguhnya Aku tiadalah jauh darimu.”

Dalam sebuah riwayat disebutkan:

Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda kepada Abbas bin Abdul Muthalib: “Wahai Abbas, wahai pamanku maukah kamu saya beri, saya beri hadiah dan saya berbuat sesuatu untukmu yaitu saya berbuat padamu sepuluh macam. Apabila kamu bisa melakukannya kamu akan diampuni dosamu oleh Allah, dosa yang pertama maupun yang terakhir, yang dahulu maupun yang baru, kekeliruan, kesengajaan, yang kecil atau yang besar, yang rahasia (dilakukan sendiri, tidak ada orang yang tahu) atau di muka orang.

Hendaknya kamu melakukan shalat empat rakaat. Pada tiap rakaat, kamu baca surah Al-Fatihah dan satu surah lagi. Apabila kamu telah selesai membaca, sedang kamu masih berdiri maka bacalah, Subhanallah wal hamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar lima belas kali. Lalu kamu rukuk dan bacalah lagi kalimat tersebut sepuluh kali Kemudian kamu bangun dari rukuk, lalu bacalah sepuluh kali.

Kemudian kamu bersujud, bacalah sepuluh kali. Kemudian kamu bangun dari sujud, lalu bacalah sepuluh kali. Jumlah seluruh bacaan itu adalah tujuh puluh lima pada tiap rakaat. Kamu lakukan hal itu pada tiap rakaat untuk satu shalat yang banyaknya empat rakaat. Apabila kamu sanggup menjalankannya pada tiap hari maka lakukanlah. Apabila kamu tidak melakukannya maka jalankan pada tiap satu Jum’at satu kali.

Apabila tidak bisa maka lakukanlah setiap bulan satu kali. Apabila kamu tidak bisa melakukannya maka lakukanlah pada tiap satu tahun sekali. Apabila kamu tidak bisa maka lakukanlah pada satu umur sekali.” (HR. Abu Dawud dan Al-Hakim. Hadits sahih menurut Ibnu Huzaimah dan hadis Hasan menurut Ibnu Hajar Al-Hafidh.).

Ketahuilah sesungguhnya shalat tasbih seperti di atas adalah dianjurkan, hendaknya seseorang membiasakannya untuk setiap masa, dan jangan sampai lalai tidak melakukannya, demikian dikatakan oleh Abdullah bin Al-Mubarak dan beberapa ulama.

Tajuddin Assubki berkata: “Shalat Tasbih termasuk ajaran yang penting di dalam agama Islam. Oleh karena itu layak kiranya bagi seseorang untuk senang menjalankannya. Barangsiapa telah mendengar hadis yang menerangkan keagungan fadilahnya, lantas mengabaikannya, maka dia termasuk orang yang meremehkan ajaran agama, tidak mau mengerjakan amal perbuatan orang shaleh dan tidak termasuk orang yang ahli mengerjakan kebaikan.”

Ibnu Abis Saif Al-Yamani berkata: “Disunahkan menjalankan shalat tasbih di waktu matahari condong ke barat pada hari Jum’at. Pada rakaat yang pertama setelah membaca Fatihah hendaknya membaca surah Attakatsur. Untuk rakaat kedua (setelah Fatihah) membaca Al-Ashr. Untuk rakaat yang ketiga hendaknya membaca surah Al-Kafirun. Sedang pada rakaat keempat hendaknya membaca Al-Ikhlash.”

Kemudian setelah menyelesaikan tiga ratus tasbih (membaca subhanallah Walhamdulillah Wala Ilaha Illallah, Wallahu Akbar) dan setelah tasyahud akhir sebelum salam hendaknya membaca doa sebagai berikut:

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu agar diberi taufik seperti orang-orang yang mendapat petunjuk, Perbuatan orang-orang yang yakin, ketulusan dan kesungguhan orang-orang yang sering bertaubat, kegigihan orang-orang yang sabar, kesungguhan orang yang betul-betul takut kepada siksaanMu, permohonan orang-orang yang senang kepada rahmat-Mu, ibadah orang yang wira’i dan makrifat para ulama sehingga aku takut pada siksaan-Mu.

 

Ya Allah sesungguhnya aku mohon pada-Mu rasa takut kepada siksaan-Mu yang bisa menghalangiku untuk berbuat kedurhakaan kepada-Mu sehingga aku bisa berbuat suatu amal perbuatan yang aku bisa memperoleh keridhaan-Mu sehingga aku bisa bersungguh-sungguh dalam bertaubat, lantaran takut kepada siksaan-Mu dan sehingga aku bisa tulus untuk-Mu.

Lantaran aku cinta pada-Mu, sehingga aku bisa menyerahkan segala urusan pada-Mu dan aku bisa bersangka baik pada-Mu. Maha Suci Tuhan Yang Menciptakan cahaya, sempurnakanlah cahaya kami untuk kami, dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa

Atas segala sesuatu, dengan rahmat-Mu wahai Tuhan yang Maha belas kasih.” Kemudian salam dan berdo’a untuk hajatnya.

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Zaid bin Khalid ra berkata: ‘Barangsiapa yang berwudhu,’lalu melakukan shalat dua rakaat sunnat, dengan hati yang kusyu, maka diampuni dosa-dosa yang telah lewat.” (HR. Abu Dawud).

 

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Dari Uqbah bin Amir ra berkata: Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah seorang muslim yang berwudu dengan baik, kemudian berdiri untuk melakukan shalat sunah dua rakaat, hati dan seluruh pikirannya terarah untuk menjalaninya dengan baik kecuali surga di tetapkan untuknya.” (HR. Muslim).

Guru kami Syekh Ibnu Hajar berkata: “Shalat sunah dua rakaat setelah wudhu’ itu tidak disunahkan lagi, apabila seseorang terlambat menjalankannya, sekiranya bukan karena lupa.” Sebagian ulama generasi terakhir ini memperbincangkan masalah tersebut, akhirnya berkesimpulan bahwa waktu shalat sunah dua rakaat wudhu’ itu bisa ditangguhkan sehingga wudhu’nya batal. Disunahkan dalam rakaat pertama dari shalat dua rakaat wudhu’itu membaca (setelah Fatihah):

Sampai ( ( dan pada rakaat yang kedua setelah fatihah membaca (sampai (.Menurut sebagian ulama dikatakan: ‘Dua rakaat wudhu’ itu berakhir waktunya, sehingga tidak disunahkan lagi sampai anggota wudhu’nya kering.

Artinya: “Dari Abu Dzar berkata: Aku pernah masuk ke masjid, tahu-tahu Rasulullah saw duduk sendirian, lalu bersabda: ‘Sesungguhnya masjid itu mempunyai kehormatan, dan sesungguhnya menghormatinya adalah dengan melakukan dua rakaat tahhiyatul masjid. Oleh karena itu berdirilah dan lakukan shalat sunah dua rakaat.’ Kemudian aku bangun lalu aku menjalankan shalat sunah dua rakaat, kemudian aku kembali.

 

Imam Nawawi berkata: “Sesungguhnya shalat tahiyyatul masjid itu tidak disunahkan lagi bagi seseorang yang masuk masjid lalu duduk dalam keadaan tidak lupa, tidak bodoh sekalipun dalam masa yang pendek.”

Syekh Ibnu Hajar berkata: “Menurut kaul yang aujah apabila seseorang membutuhkan untuk minum lalu duduk sebentar juga boleh menjalankan tahiyyatul masjid (contoh sedemikian ini apabila air minumnya berada di dalam masjid seperti di masjidil haram).”

Ketahuilah, sesungguhnya dua rakaat tahiyyatul masjid dan dua rakaat sesudah wudhu’ itu boleh diganti dengan menjalankan shalat fardhu atau sunah yang lain, sekalipun tanpa niat kepadanya. Menurut pendapat yang aujah (lebih tepat) seseorang tidak akan memperoleh fadhilah tahiyyatul masjid dan shalat sunah setelah wudhu.’

Kecuali apabila mengerjakan shalat yang lain dicampur dengan niat tahiyyatul masjid atau sesudah wudhu.’ Dan disunahkan membaca Al-Kafirun dan Al-Ikhlash dalam sunah tahiyyatul masjid atau shalat sunah setelah Maghrib, shalat istikharah, sunah ihram dan dua rakaat setelah tawaf.

Imam Nawawi berkata dalam kitab Al-Adzkar: ‘Sebagian ulama syafi’iyah mengatakan bahwa barangsiapa yang masuk masjid dan tidak berkesempatan untuk melakukan tahiyyatul masjid lantaran masuk dalam keadaan berhadas atau karena bekerja di dalam masjid dll, hendaknya membaca:

Artinya: “Sayyidina Abu Bakar ra berkata: ‘Tiadalah seorang hamba yang menjalankan dosa, lalu berdiri, lalu berwudhu, lalu menjalankan dua rakaat shalat sunah, kemudian minta ampun pada Allah swt kecuali diampuni oleh-Nya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi). Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kami dan menerima taubat kami.

Abu Hurairah berkata: ‘Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Barangsiapa yang melakukan salat malam di bulan ramadhan dengan keimanan dan ikhlas untuk mencari ridha Allah swt, maka dosa-dosanya yang lampau diampuni.” (HR. Ahmad)

Ibnu Abbas berkata: “Shalat hari raya Fitri dan Adha adalah kewajiban bagiorangyangakilbaligh,baik lelaki maupun perempuan.” (HR. Addailami).

Menurut keterangan hadis-hadis yang shahih, bahwa Nabi saw senantiasa menjalankan Shalat ‘Id tersebut, tidak pernah meninggalkannya. Oleh karena itu menurut madzab Syafi’I shalat Idhul

Fitri dan Adha hukumnya sunnat muakkad dan menurut Abu Hanifah shalat tersebut wajib sebagaimana fardhu’ain yang lain. Oleh karena itu bagi orang yang ingkar shalat Idhul Fitri dan Adha bisa dikatakan kafir.

 

Zaid bin Tsabit berkata, Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Shalat yang dilakukan oleh salah seorang diantara kamu dirumahnya akan lebih afdhal daripada dilakukan di masjidku ini kecuali shalat wajib.” (HR. Abu Dawud).

Ibnu Abi Syaibah pernah meriwayatkan dari seorang lelaki yang menyatakan bahwa shalat sunah yang dilakukan oleh lelaki di rumahnya lebih baik daripada di lakukan dihadapan orang banyak laksana keutamaan shalat seseorang dengan berjama’ah dan shalatnya dengan sendirian.

Jabir berkata: “Barangsiapa yang melakukan dua rakaat shalat sunah di tempat yang sunyi, tidak ada yang tahu kecuali para malaikat maka ditulis untuknya bebas dari api neraka.” (HR. Ibnu Asakir). Semoga Allah swt membebaskan kita dari api neraka dan siksaan kubur. Amin.

 

Catatan Penting:

Termasuk bid’ah yang tidak baik, bahkan orang yang menjalankan bisa dikatakan berdosa dan bagi penguasa hendaknya mencegahnya adalah shalat raghaib yaitu dua belas rakaat, dilakukan antara Maghrib dan Isya’ pada malam Jum’at yang pertama dari Bulan Rajab. Begitu juga salat nisfus sya’ban seratus rakaat, shalat akhir Jum’at Bulan Ramadan sebanyak tujuh belas rakaat dengan niat untuk mengqadha shalat lima waktu yang barangkali ada yang ketinggalan.

Shalat pada hari Asyura’ empat rakaat atau lebih dan shalat satu minggu sekali. Untuk hadis-hadisnya yang menjelaskan shalat-shalat tersebut adalah maudhu’. Oleh karena itu, janganlah terpedaya kepada siapa saja yang meriwayatkannya. Semoga Allah swt memberikan pertolongan kepada kami untuk menjauhi beberapa kehinaan dan bisa melaksanakan beberapa keutamaan.

 

 

 

 

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama