Terjemah Kitab Irsyadul Ibad; Bab Ilmu

 

 

Terjemah Kitab Irsyadul Ibad (Irsyad al-Ibad ila Sabilir Rasyad)


 Judul kitab asal: Irshad al-Ibad ila Sabil Al-Rashad ( إرشاد العباد إلى سبيل الرشاد)

Pengarang: Zainuddin Al-Malibari ( زين الدين عبد العزيز المليباري الفناني)

 

 

Daftar isi

Pendahuluan

Bab : Iman

Pasal : Murtad

Bab Ilmu

Bab Wudhu

Pasal : Hukum-Hukum Wudhu

Pasal : Sunnah-Sunnah Wudhu

Pasal : Perkara Yang Dimakruhkan Dalam Berwudhu'

Pasal : Perkara Yang Membatalkan Wudhu

Bab : Mandi

Pasal : Yang Mewajibkan Mandi (Pembatal Mandi)

Bab : Fadhilah Shalat Wajib

Pasal : Haram Mengakhirkan Shalat

Pasal : Tentang Hukum-Hukum Shalat

Pasal : Perkara Yang Dimakruhkan Dalam Shalat

Pasal : Perkara Yang Membatalkan Shalat

Pasal: Dzikir Setelah Sholat Wajib

Bab : Shalat Sunnah

 

Bab Ilmu

 

Allah swt berfirman:

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

Artinya: “Allah swt mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat.”

 

Allah swt berfirman:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ

 

Artinya: “Katakanlah, apakah sama antara orang-orang yangmengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui.”

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اُطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَاِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَطْلُبُ . رواه ابن عبد البر

Artinya: “Dari Anas berkata, Rasulullah saw bersabda: “Tuntutlah ilmu sekalipun berada di negeri Cina, sebab sesungguhnya menuntut ilmu adalah kewajiban yang sangat diperlukan bagi setiap orang muslim. Sesungguhnya malaikat menghamparkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, lantaran rela terhadap ilmu yangdicari.” (HR. Ibnu Abdil Bar).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِیَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ، طَلَبُ الْعِلْمِ سَاعَةً خَيْرٌ مِنْ قِيَامِ لَيْلَةٍ وَطَلَبُ الْعِلْمِ يَوْمًا خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ ثَلَاثَةِ أَشْهُرٍ . رواه الديلمی

Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra berkata: ‘Menuntut ilmu satu jam lebih baik dari salat semalam. Dan mencari ilmu sehari lebih baik daripada berpuasa selama tiga bulan.” (Addailami).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ سَخْبَرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ كَانَ كَفَارَةً لِمَامَضَى. رواه الترمذی

Artinya: “Sahbarah berkata: ‘Menuntut ilmu bisa menghapus dosa yang lalu.” (HR. Tirmidzi).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللُه عَنْهَا قَالَتْ. مَنِ انْتَقَلَ لِيَتَعَلَّمَ عِلْمًا غُفِرَ لَه قَبْلَ أَنْ يَخْطُوَ رواه الشيرازي

Artinya: “Barangsiapa yang berpindah untuk belajar maka akan diampuni dosanya sebelum melangkah.” (HR. Asy Syairazi).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ خُيِّرَ سُلَيْمَانُ عَلَيْهِ السَّلَامُ بَيْنَ الْمَالِ وَالْمُلْكِ وَالْعِلْمِ فَاخْتَارَ الْعِلْمَ فَأَعْطَى الْمُلْكَ وَالْمَالَ لِاخْتِيَارِ الْعِلْمِ رواه ابن عساكر والدیلمی

 

Artinya: “Dari Ibnu Abbas berkata: Nabi Sulaiman as pernah disuruh memilih antara harta benda, kerajaan dan ilmu, lalu memilih ilmu, lalu diberi oleh Allah kerajaan dan harta, lantaran pilihannya kepada ilmu.” (HR. Ibnu Asakir dan Addailamy).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ أَيُّمَا نَاشِئٍ نَشَأَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ وَالْعِبَادَةِ حَتَّى يَكْبُرَ أَعْطَاهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَوَابَ اثْنَيْنِ وَسَبْعِيْنَ صَدِيْقًا. رواه الطبراني

Artinya: “Dari Abu Umamah ra berkata: ‘Barangsiapa orang yang bertambah besar untuk menuntut ilmu dan beribadah hingga usia lanjut, maka akan diberi oleh Allah pahala 72 orang-orang yang bersungguh (shiddiq) di hari kiamat.” (Thabrani).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ الْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ يُحِبُّهُمْ أَهْلُ السَّمَاءِ وَيَسْتَغْفِرُ لَهُمُ الْحِيْتَانُ فِي الْبَحْرِ اِذَا مَاتُوْا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

 

Artinya: “Dari Anas ra berkata: Ulama itu adalah pewaris para Nabi, dicintai oleh penduduk langit (para malaikat) dimintakan ampun oleh ikan-ikan di laut, bila mereka telah meninggal dunia.” (HR. Ibnun Najjar).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ مُعَاوِيَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ

Artinya: “Dari Muawiyah dari Nabi saw bersabda: ‘Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah swt akan kebaikan maka difahamkan terhadap ajaran agama.” (HR. Bukhari).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: مَا عُبِدَ اللهُ بَشَيْءٍ أَفْضَلَ مِنْ الْفِقْهِ فِي الدِّيْنِ وَلَفَقِيْهٌ وَاحِدٌ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ وَلِكُلِّ شَيْءٍ عِمَادٌ وَ عِمَادُ هَذَا الدِّيْنِ الْفِقْهُ. رواه الطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Abu Hurairah ra berkata: Tidak ada ibadah di sisi Allah yang lebih baik dari memahami ajaran agama. Demi satu orang ‘alim lebih berat bagi setan daripada menggoda seribu orang yang ahli ibadah. Dan setiap sesuatu ada tiangnya dan tiang agama ini (Islam) adalah memahami ajaran agamanya.” (HR. Thabrani dan Al-Baihaqi).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِى قَالَ، رَكْعَتَانِ مِنْ عَالِمٍ اَفْضَلُ مِنْ سَبْعِيْنَ رَكْعَةً مِنْ غَيْرِ عَالِمٍ رواه ابن النجار

Artinya: “Dari Muhammad bin Ali berkata: ‘Shalat dua rakaat yang dilakukan oleh seorang ‘alim lebih afdhal daripada tujuh puluh rakaat yang dilakukan oleh orang bodoh.” (HR. Ibnun Najjar).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” خِيَارُ أُمَّتِي عُلَمَاؤُهَا ، وَخِيَارُ عُلَمَائِهَا رُحَمَاؤُهَا ، أَلَا وَإِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ لِلْجَاهِلِ أَرْبَعِينَ ذَنْبًا ، قَبْلَ أَنْ يَغْفِرَ لِلْعَالِمِ ذَنْبًا وَاحِدًا ، أَلَا وإِنَّ الْعَالِمَ الرَّحِيمَ يَجِيءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، وَإِنَّ نُورَهُ قَدْ أَضَاءَ ، يَمْشِي فِيهِ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ ، كَمَا يَسْرِي الكَوْكَبُ الدُّرِّيُّ ”  رواه أبو نعيم والخطب

Artinya: “Dari Abu Hurairah ra berkata: ‘Sebaik-baik umatku adalah ulamanya, sebaik-baik ulamanya adalah ulama yang belas kasih dengan sesama. Ingat, sesungguhnya Allah swt mengampuni empat puluh dosa orang ‘alim sebelum mengampuni satu dosa dari orang-orang yang bodoh. Ingat sesungguhnya seorang ‘alim yang berbelas kasih dengan sesama akan datang di hari kiamat sedang cahayanya yang dia berjalan di bawahnya telah menerangi apa yang berada di timur dan barat sebagaimana bintang terang di langit.” (HR. Abu Nu’aim dan Al-Khathib).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: إَذَا مَاتَ الْعَالِمُ صَوَّرَ اللهُ عِلْمَهُ فِي قَبْرِهُ وَيُؤْنِسُهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَيَدْرَأُ عَنْهُ هَوَّامُ الْأَرْضِ. رواه الديلمی

 

Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra berkata: ‘Apabila seorang ‘alim meninggal dunia maka ilmunya dijadikan oleh Allah swt sebagai manusia yang menyenangkannya di dalam kuburan hingga hari kiamat dan bisa menangkal serangan binatang jahat di tanah.” (HR. Dailami).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِیَ اللُه عَنْهُمَا قَالَ: إِذَا اجْتَمَعَ الْعَالِمُ وَالْعَابِدُ عَلَى الصِّرَاطِ قِيْلَ لِلْعَابِدِ اُدْخُلِ الْجَنَّةِ وَتَنَعَّمْ بِعِبَادَتِكَ وَقِيْلَ لِلْعَالِمِ قِفْ هُنَا فَاشْفَعْ لِمَنْ أَحْبَبْتَ فَاِنَّكَ لَا تَشْفَعُ لِاَحَدٍ اِلَّا شُفِعْتَ فَقَامَ مَقَامَ الْاَنْبِيَاءِ. رواه ابو الشيخ والديلمي

 

Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra berkata: ‘Apabila seorang alim dan orang yang ahli ibadah di dunia berkumpul di jembatan di atas jahanam, lalu dikatakan kepada orang yang ahli ibadah: Masuklah kamu ke surga dan nikmatilah kehidupan di dalamnya lantaran ibadahmu.

 

Artinya: “Dan dikatakan kepada orang ‘alim: ‘Berhentilah di sini, berilah syafaat kepada orang yang kamu senangi di hari kiamat, sebab sesungguhnya engkau tidak memberi syafa’at kepada seseorang kecuali Allah swt menerima syafa’atmu. Jadi seorang ‘alim itu berkedudukan seperti para nabi.” (Addailami).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ عُثْمَانَ رَضِیَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: أَوَّلُ مَنْ يَشْفَعُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْعُلَمَاءُ ثُمَّ الشُّهَدَاءُ. رواه الخطيب

Artinya: “Dari Usman ra berkata: Permulaan orang yang memberi syafaat pada hari kiamat adalah para Nabi, kemudian para ulama, kemudian para syuhada.” (HR. Al-Khathib).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى غَيْرِهِ كَفَضْلِ النَّبِىِّ عَلَى أُمَّتِهِ. رواه الخطيب

Artinya: “Dari Anas ra berkata: ‘Keutamaan orang ‘alim atas orang lain seperti keutamaan Nabi atas umatnya.” (HR. Al-Khathib).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ اَكْرِمُوا الْعُلَمَاءَ فَإِنَّهُمْ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ فَمَنْ اَكْرَمَهُمْ فَقَدْ أَكْرَمَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ

Artinya: “Dari Jabir ra berkata: ‘Hormatilah para ulama, sebab sesungguhnya mereka adalah pewaris para nabi, maka barangsiapa yang menghormat pada mereka berarti menghormat kepada Allah swt dan Rasul-Nya.”

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: مَنْ عَلَّمَ اَيَةً مِنْ كِتَابِ اللهِ أَوْبَابًا مِنْ عِلْمٍ اَنْمَى اللهُ أَجْرَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. رواه ابن عساکر

Artinya: “Dari Abu Said ra berkata: ‘Barangsiapa yang mengajarkan satu ayat dari kitab suci Allah swt atau satu bab ilmu, maka Allah swt mengembangbiakkan pahalanya hingga hari kiamat.” (HR. Ibnu Asakir).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ مُعَاذِ بْنِ اَنَسٍ رَضِیَ اللهُ عَنْهُ قَالَ مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا فَلَهُ أَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهِ وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الْعَامِلِ. رواه ابن ماجة

Artinya: “Dari Muadz bin Anas ra berkata: ‘Barangsiapa yang mengajarkan ilmu maka dia mendapat pahala orang yang mengamalkannya, tanpa mengurangi pahala orang yang melakukannya.” (HR. Ibnu Majah).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ مُعَاذٍ رَضِیَ اللهُ عَنْهُ قَالَ. لَاَنْ يَهْدِىَ اللهُ بِكَ رَجُلًا خَيْرٌ لَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا. رواه أحمد

Artinya: “Dari Muadz ra berkata: ‘Apabila Allah swt menunjukkan satu orang lelaki lantaran usahamu akan lebih baik bagimu daripada mendapat dunia dan seisinya.” (HR. Ahmad).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ اَلْغُدُوُّ وَالرَّوَاحُ إِلَى الْمَسَاجِدِ فِي تَعْلِيْمِ الْعِلْمِ اَفْضُلُ عِنْدَ اللهِ مِنَ الْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ . رواه ابن النجار

Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra berkata: ‘Berangkat di waktu pagi atau sore ke beberapa masjid untuk mengajarkan ilmu akan lebih utama daripada orang yang berjuang dijalan Allah.” (HR. Ibnun Najjar).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ. اَيُّمَا رَجُلٍ آتَاهُ اللهُ عِلْمًا فَكَتَمَهُ اَلْجَمَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ. رواه الطبراني

Dari Ibnu Mas’ud berkata: “Tiap orang lelaki yang diberi ilmu oleh Allah swt, lalu disimpannya, maka Allah swt akan mengendalikan mulutnya dengan kendali dari api di hari kiamat.” (HR. Thabrani).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَعَى بِهِ وَجْهُ اللهِ لَا يَتَعَلَّمَهُ اِلَّ لِيُصَيِّبَ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِي رِيْحَهَا. رواه النسائي

Artinya: “Dan Abu Hurairah ra berkata, Nabi saw bersabda: ‘Barangsiapa yang menuntut ilmu agama yang seharusnya untuk mencari keridhaan Allah swt, tapi dia tidak mempelajarinya kecuali untuk memperoleh harta benda dunia maka tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat.” (HR. Nasa’i).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: مَنْ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ لِيُبَاهِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ اَوْ يُمَارِىَ بِهِ السُّفَهَاءَ اَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوْهَ النَّاسِ أَدْخَلَهُ اللهُ جَهَنَّمَ. رواه ابن ماجه

Artinya: “Dari Abu Hurairah ra berkata: ‘Barangsiapa yang belajar ilmu untuk menyombongi para ulama dengan ilmu yang diperolehnya, berdebat dengan orang-orang bodoh atau memalingkan pandangan orang banyak kepadanya, maka Allah swt memasukkannya ke neraka Jahannam.” (HR. Ibnu Majah).

 

Rasulullah saw bersabda:

عَنِ الْحَسَنِ قَالَ مَا مِنْ عَبْدٍ يَخْطُبُ خُطْبَةً اِلَّا اللهُ سَائِلُهُ عَنْهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا أَرَادَ بِهَا. رواه ابن الدنيا و البيهقي

Artinya: “Dari Al-Hasan berkata: ‘Tidak ada seorang hamba yang berkhutbah kecuali Allah swt menanyakan pertanggungan jawabnya tentang isi khutbah itu pada hari kiamat: ‘Apa yang Dia kehendaki?” (HR. Ibnu Abiddunya dan Al-Baihaqi).

 

Sayyidina Malik bin Dinar bila berbicara di waktu berkhutbah menangis, lalu berkata: ‘Apakah kamu mengira bahwa aku merasa tenang hatiku dengan apa yang kuketengahkan padamu, bukankah aku telah mengetahui bahwa Allah swt yang akan mempertanggung jawabkan padaku tentang isi khutbah yang kusampaikan kali ini.

 

Apakah yang kamu kehendaki dengan penyampaian itu? Lalu aku berkata: “Sesungguhnya engkau sebagai saksi yang mengetahui seluk beluk hatiku, seandainya aku tidak mengetahui bahwa apa yang kusampaikan ini lebih kamu cintai aku tak akan menyampaikannya kepada dua orang selamanya.

 

 

Guru kami Muhammad bin Abil Hasan Al-Baskri Ashshiddiqi ra dalam wasiatnya kepadaku, berkata: Jadikanlah ikhlas sebagai siarmu baik dalam hal yang akan kamu ketengahkan kepada orang lain atau kamu yang mendengar nasehat daripadanya, dan Jadikanlah etis yang baik apabila berhubungan pada Allah swt, seolah etis ini sebagai hamparanmu.

 

Dan janganlah kamu enggan mengajarkan ilmu kepada orang yang mau belajar. Sungguhpun demikian kamu harus mengetahui bahwa dalam mengajar itu kamu harus berkomunikasi pada Allah swt seolah-olah Allah senantiasa mengintaimu. Semoga Allah swt memberikan keikhlasan dalam hati kita dalam menuntut ilmu, dalam mengembangkan dan menyiarkanya dan dalam seluruh perbuatan yang baik.

 

Dalam kitab Al-Ghayah karangan Al-Hishni terdapat keterangan bahwa Dhirar bin Amar berkata: Sesungguhnya ada suatu kaum yang enggan menuntut ilmu, tidak sudi duduk bersama ahlul ilmi, baik pelajar atau ulama, lalu mereka hanya membikin kamar khusus, melakukan shalat, berpuasa sehingga kurus kering, kulitnya telah melekat pada tulangnya.

 

Tindakan mereka ini ternyata bertentangan dengan ajaran agama, akhirnya kebinasaanlah yang mereka terima. Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Allah, tidak seorangpun yang beribadah dengan kebodohan, kecuali yang merusak lebih banyak daripada yang memperbaiki. Oleh karena itu, dia menyatakan bahwa mereka akan menemui kebinasaan.

 

Catatan Penting:

Permulaan perkara yang diwajibkan terhadap orang tua dalam mendidik anak-anaknya, hendaklah diberitahu bahwa Nabi Muhammad dilahirkan di Makkah dan wafat di Madinah.

 

Ketahuilah sesungguhnya permulaan hal yang wajib untuk orang mukallaf (dewasa) hendaklah mempelajari kandungan pengertian dua kalimat syahadat, lantas berupaya agar kepercayaan tersebut mantap, kemudian belajar ilmu tauhid dan sifat-sifat Allah swt, sekalipun tidak mengerti dalil, lalu mempelajari apa yang diperlukan untuk mengerjakan hal yang diwajibkan oleh agama.

 

Diantaranya seperti mempelajari rukun-rukun shalat, puasa dan beberapa syarat-syaratnya, mengeluarkan zakat apabila mempunyai harta satu nisab, menjalankan haji bila mampu. Kemudian hukum yang berlaku, apabila mau berdagang, tata cara membeli dan menjual, begitu juga syarat dan rukun-rukunnya.

 

Lebih-lebih yang berkaitan dengan masalah riba,’ begitu juga kewajiban dalam memberi hak bermalam kepada sang isteri, berbuat baik kepada budak-budak. Dan wajib mengetahui tentang obat penyakit-penyakit hati seperti hasud, riya, sombong dan percaya terhadap apa yang ada dalam kitab suci dan hadis.

 

 

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama