Terjemah Kitab Irsyadul Ibad (Irsyad al-Ibad ila Sabilir Rasyad)
Pengarang: Zainuddin Al-Malibari ( زين الدين عبد العزيز المليباري الفناني)
Daftar isi
Pendahuluan
Pasal : Perkara Yang Dimakruhkan Dalam Berwudhu'
Pasal : Perkara Yang Membatalkan Wudhu
Pasal : Yang Mewajibkan Mandi (Pembatal Mandi)
Pasal : Haram Mengakhirkan Shalat
Pasal : Tentang Hukum-Hukum Shalat
Pasal : Perkara Yang Dimakruhkan Dalam Shalat
Pasal : Perkara Yang Membatalkan Shalat
Pasal: Dzikir Setelah Sholat Wajib
Bab Ilmu
Allah swt berfirman:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا
مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Artinya: “Allah swt mengangkat
orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat.”
Allah swt berfirman:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِيْنَ
يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Katakanlah, apakah sama antara
orang-orang yangmengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui.”
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اُطْلُبُوْا الْعِلْمَ
وَلَوْ بِالصِّيْنِ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
وَاِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا
يَطْلُبُ . رواه ابن عبد البر
Artinya: “Dari Anas berkata, Rasulullah
saw bersabda: “Tuntutlah ilmu sekalipun berada di negeri Cina, sebab
sesungguhnya menuntut ilmu adalah kewajiban yang sangat diperlukan bagi setiap
orang muslim. Sesungguhnya malaikat menghamparkan sayap-sayapnya untuk penuntut
ilmu, lantaran rela terhadap ilmu yangdicari.” (HR. Ibnu Abdil Bar).
Rasulullah saw bersabda:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِیَ اللهُ
عَنْهُمَا قَالَ، طَلَبُ الْعِلْمِ سَاعَةً خَيْرٌ مِنْ قِيَامِ لَيْلَةٍ وَطَلَبُ
الْعِلْمِ يَوْمًا خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ ثَلَاثَةِ أَشْهُرٍ . رواه الديلمی
Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra berkata:
‘Menuntut ilmu satu jam lebih baik dari salat semalam. Dan mencari ilmu sehari
lebih baik daripada berpuasa selama tiga bulan.” (Addailami).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ سَخْبَرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ: مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ كَانَ كَفَارَةً لِمَامَضَى. رواه الترمذی
Artinya: “Sahbarah berkata: ‘Menuntut
ilmu bisa menghapus dosa yang lalu.” (HR. Tirmidzi).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللُه عَنْهَا
قَالَتْ. مَنِ انْتَقَلَ لِيَتَعَلَّمَ عِلْمًا غُفِرَ لَه قَبْلَ أَنْ يَخْطُوَ رواه
الشيرازي
Artinya: “Barangsiapa yang berpindah
untuk belajar maka akan diampuni dosanya sebelum melangkah.” (HR. Asy
Syairazi).
Rasulullah saw bersabda:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا قَالَ خُيِّرَ سُلَيْمَانُ عَلَيْهِ السَّلَامُ بَيْنَ الْمَالِ
وَالْمُلْكِ وَالْعِلْمِ فَاخْتَارَ الْعِلْمَ فَأَعْطَى الْمُلْكَ وَالْمَالَ
لِاخْتِيَارِ الْعِلْمِ رواه ابن عساكر والدیلمی
Artinya: “Dari Ibnu Abbas berkata: Nabi
Sulaiman as pernah disuruh memilih antara harta benda, kerajaan dan ilmu, lalu
memilih ilmu, lalu diberi oleh Allah kerajaan dan harta, lantaran pilihannya
kepada ilmu.” (HR. Ibnu Asakir dan Addailamy).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ أَيُّمَا نَاشِئٍ نَشَأَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ وَالْعِبَادَةِ حَتَّى
يَكْبُرَ أَعْطَاهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَوَابَ اثْنَيْنِ وَسَبْعِيْنَ
صَدِيْقًا. رواه الطبراني
Artinya: “Dari Abu Umamah ra berkata:
‘Barangsiapa orang yang bertambah besar untuk menuntut ilmu dan beribadah
hingga usia lanjut, maka akan diberi oleh Allah pahala 72 orang-orang yang
bersungguh (shiddiq) di hari kiamat.” (Thabrani).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ
الْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ يُحِبُّهُمْ أَهْلُ السَّمَاءِ
وَيَسْتَغْفِرُ لَهُمُ الْحِيْتَانُ فِي الْبَحْرِ اِذَا مَاتُوْا إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ
Artinya: “Dari Anas ra berkata: Ulama itu
adalah pewaris para Nabi, dicintai oleh penduduk langit (para malaikat)
dimintakan ampun oleh ikan-ikan di laut, bila mereka telah meninggal dunia.”
(HR. Ibnun Najjar).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ مُعَاوِيَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي
الدِّيْنِ
Artinya: “Dari Muawiyah dari Nabi saw
bersabda: ‘Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah swt akan kebaikan maka
difahamkan terhadap ajaran agama.” (HR. Bukhari).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ: مَا عُبِدَ اللهُ بَشَيْءٍ أَفْضَلَ مِنْ الْفِقْهِ فِي الدِّيْنِ
وَلَفَقِيْهٌ وَاحِدٌ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ وَلِكُلِّ
شَيْءٍ عِمَادٌ وَ عِمَادُ هَذَا الدِّيْنِ الْفِقْهُ. رواه الطبراني والبيهقي
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra berkata:
Tidak ada ibadah di sisi Allah yang lebih baik dari memahami ajaran agama. Demi
satu orang ‘alim lebih berat bagi setan daripada menggoda seribu orang yang
ahli ibadah. Dan setiap sesuatu ada tiangnya dan tiang agama ini (Islam) adalah
memahami ajaran agamanya.” (HR. Thabrani dan Al-Baihaqi).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِى قَالَ،
رَكْعَتَانِ مِنْ عَالِمٍ اَفْضَلُ مِنْ سَبْعِيْنَ رَكْعَةً مِنْ غَيْرِ عَالِمٍ
رواه ابن النجار
Artinya: “Dari Muhammad bin Ali berkata:
‘Shalat dua rakaat yang dilakukan oleh seorang ‘alim lebih afdhal daripada
tujuh puluh rakaat yang dilakukan oleh orang bodoh.” (HR. Ibnun Najjar).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ”
خِيَارُ أُمَّتِي عُلَمَاؤُهَا ، وَخِيَارُ عُلَمَائِهَا رُحَمَاؤُهَا ، أَلَا
وَإِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ لِلْجَاهِلِ أَرْبَعِينَ ذَنْبًا ، قَبْلَ أَنْ يَغْفِرَ
لِلْعَالِمِ ذَنْبًا وَاحِدًا ، أَلَا وإِنَّ الْعَالِمَ الرَّحِيمَ يَجِيءُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، وَإِنَّ نُورَهُ قَدْ أَضَاءَ ، يَمْشِي فِيهِ مَا بَيْنَ
الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ ، كَمَا يَسْرِي الكَوْكَبُ الدُّرِّيُّ ” رواه أبو نعيم والخطب
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra berkata:
‘Sebaik-baik umatku adalah ulamanya, sebaik-baik ulamanya adalah ulama yang
belas kasih dengan sesama. Ingat, sesungguhnya Allah swt mengampuni empat puluh
dosa orang ‘alim sebelum mengampuni satu dosa dari orang-orang yang bodoh.
Ingat sesungguhnya seorang ‘alim yang berbelas kasih dengan sesama akan datang
di hari kiamat sedang cahayanya yang dia berjalan di bawahnya telah menerangi
apa yang berada di timur dan barat sebagaimana bintang terang di langit.” (HR.
Abu Nu’aim dan Al-Khathib).
Rasulullah saw bersabda:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا قَالَ: إَذَا مَاتَ الْعَالِمُ صَوَّرَ اللهُ عِلْمَهُ فِي قَبْرِهُ
وَيُؤْنِسُهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَيَدْرَأُ عَنْهُ هَوَّامُ الْأَرْضِ.
رواه الديلمی
Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra berkata:
‘Apabila seorang ‘alim meninggal dunia maka ilmunya dijadikan oleh Allah swt
sebagai manusia yang menyenangkannya di dalam kuburan hingga hari kiamat dan
bisa menangkal serangan binatang jahat di tanah.” (HR. Dailami).
Rasulullah saw bersabda:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِیَ اللُه
عَنْهُمَا قَالَ: إِذَا اجْتَمَعَ الْعَالِمُ وَالْعَابِدُ عَلَى الصِّرَاطِ
قِيْلَ لِلْعَابِدِ اُدْخُلِ الْجَنَّةِ وَتَنَعَّمْ بِعِبَادَتِكَ وَقِيْلَ
لِلْعَالِمِ قِفْ هُنَا فَاشْفَعْ لِمَنْ أَحْبَبْتَ فَاِنَّكَ لَا تَشْفَعُ
لِاَحَدٍ اِلَّا شُفِعْتَ فَقَامَ مَقَامَ الْاَنْبِيَاءِ. رواه ابو الشيخ
والديلمي
Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra berkata:
‘Apabila seorang alim dan orang yang ahli ibadah di dunia berkumpul di jembatan
di atas jahanam, lalu dikatakan kepada orang yang ahli ibadah: Masuklah kamu ke
surga dan nikmatilah kehidupan di dalamnya lantaran ibadahmu.
Artinya: “Dan dikatakan kepada orang
‘alim: ‘Berhentilah di sini, berilah syafaat kepada orang yang kamu senangi di
hari kiamat, sebab sesungguhnya engkau tidak memberi syafa’at kepada seseorang
kecuali Allah swt menerima syafa’atmu. Jadi seorang ‘alim itu berkedudukan
seperti para nabi.” (Addailami).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ عُثْمَانَ رَضِیَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:
أَوَّلُ مَنْ يَشْفَعُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْعُلَمَاءُ
ثُمَّ الشُّهَدَاءُ. رواه الخطيب
Artinya: “Dari Usman ra berkata:
Permulaan orang yang memberi syafaat pada hari kiamat adalah para Nabi,
kemudian para ulama, kemudian para syuhada.” (HR. Al-Khathib).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى غَيْرِهِ كَفَضْلِ النَّبِىِّ عَلَى أُمَّتِهِ. رواه
الخطيب
Artinya: “Dari Anas ra berkata:
‘Keutamaan orang ‘alim atas orang lain seperti keutamaan Nabi atas umatnya.”
(HR. Al-Khathib).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ
اَكْرِمُوا الْعُلَمَاءَ فَإِنَّهُمْ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ فَمَنْ اَكْرَمَهُمْ
فَقَدْ أَكْرَمَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ
Artinya: “Dari Jabir ra berkata:
‘Hormatilah para ulama, sebab sesungguhnya mereka adalah pewaris para nabi,
maka barangsiapa yang menghormat pada mereka berarti menghormat kepada Allah
swt dan Rasul-Nya.”
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِي رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ: مَنْ عَلَّمَ اَيَةً مِنْ كِتَابِ اللهِ أَوْبَابًا مِنْ
عِلْمٍ اَنْمَى اللهُ أَجْرَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. رواه ابن عساکر
Artinya: “Dari Abu Said ra berkata:
‘Barangsiapa yang mengajarkan satu ayat dari kitab suci Allah swt atau satu bab
ilmu, maka Allah swt mengembangbiakkan pahalanya hingga hari kiamat.” (HR. Ibnu
Asakir).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ مُعَاذِ بْنِ اَنَسٍ رَضِیَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا فَلَهُ أَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهِ وَلَا يَنْقُصُ
مِنْ أَجْرِ الْعَامِلِ. رواه ابن ماجة
Artinya: “Dari Muadz bin Anas ra berkata:
‘Barangsiapa yang mengajarkan ilmu maka dia mendapat pahala orang yang
mengamalkannya, tanpa mengurangi pahala orang yang melakukannya.” (HR. Ibnu
Majah).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ مُعَاذٍ رَضِیَ اللهُ عَنْهُ قَالَ.
لَاَنْ يَهْدِىَ اللهُ بِكَ رَجُلًا خَيْرٌ لَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا.
رواه أحمد
Artinya: “Dari Muadz ra berkata: ‘Apabila
Allah swt menunjukkan satu orang lelaki lantaran usahamu akan lebih baik bagimu
daripada mendapat dunia dan seisinya.” (HR. Ahmad).
Rasulullah saw bersabda:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا قَالَ اَلْغُدُوُّ وَالرَّوَاحُ إِلَى الْمَسَاجِدِ فِي تَعْلِيْمِ
الْعِلْمِ اَفْضُلُ عِنْدَ اللهِ مِنَ الْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ . رواه ابن
النجار
Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra berkata:
‘Berangkat di waktu pagi atau sore ke beberapa masjid untuk mengajarkan ilmu
akan lebih utama daripada orang yang berjuang dijalan Allah.” (HR. Ibnun
Najjar).
Rasulullah saw bersabda:
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ. اَيُّمَا رَجُلٍ آتَاهُ اللهُ عِلْمًا فَكَتَمَهُ اَلْجَمَهُ اللهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ. رواه الطبراني
Dari Ibnu Mas’ud berkata: “Tiap orang
lelaki yang diberi ilmu oleh Allah swt, lalu disimpannya, maka Allah swt akan
mengendalikan mulutnya dengan kendali dari api di hari kiamat.” (HR. Thabrani).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا
مِمَّا يُبْتَعَى بِهِ وَجْهُ اللهِ لَا يَتَعَلَّمَهُ اِلَّ لِيُصَيِّبَ عَرَضًا
مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِي
رِيْحَهَا. رواه النسائي
Artinya: “Dan Abu Hurairah ra berkata,
Nabi saw bersabda: ‘Barangsiapa yang menuntut ilmu agama yang seharusnya untuk mencari
keridhaan Allah swt, tapi dia tidak mempelajarinya kecuali untuk memperoleh
harta benda dunia maka tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat.” (HR.
Nasa’i).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ: مَنْ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ لِيُبَاهِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ اَوْ يُمَارِىَ
بِهِ السُّفَهَاءَ اَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوْهَ النَّاسِ أَدْخَلَهُ اللهُ
جَهَنَّمَ. رواه ابن ماجه
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra berkata:
‘Barangsiapa yang belajar ilmu untuk menyombongi para ulama dengan ilmu yang
diperolehnya, berdebat dengan orang-orang bodoh atau memalingkan pandangan
orang banyak kepadanya, maka Allah swt memasukkannya ke neraka Jahannam.” (HR.
Ibnu Majah).
Rasulullah saw bersabda:
عَنِ الْحَسَنِ قَالَ مَا مِنْ عَبْدٍ
يَخْطُبُ خُطْبَةً اِلَّا اللهُ سَائِلُهُ عَنْهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا
أَرَادَ بِهَا. رواه ابن الدنيا و البيهقي
Artinya: “Dari Al-Hasan berkata: ‘Tidak
ada seorang hamba yang berkhutbah kecuali Allah swt menanyakan pertanggungan
jawabnya tentang isi khutbah itu pada hari kiamat: ‘Apa yang Dia kehendaki?”
(HR. Ibnu Abiddunya dan Al-Baihaqi).
Sayyidina Malik bin Dinar bila berbicara
di waktu berkhutbah menangis, lalu berkata: ‘Apakah kamu mengira bahwa aku
merasa tenang hatiku dengan apa yang kuketengahkan padamu, bukankah aku telah
mengetahui bahwa Allah swt yang akan mempertanggung jawabkan padaku tentang isi
khutbah yang kusampaikan kali ini.
Apakah yang kamu kehendaki dengan
penyampaian itu? Lalu aku berkata: “Sesungguhnya engkau sebagai saksi yang
mengetahui seluk beluk hatiku, seandainya aku tidak mengetahui bahwa apa yang
kusampaikan ini lebih kamu cintai aku tak akan menyampaikannya kepada dua orang
selamanya.
Guru kami Muhammad bin Abil Hasan
Al-Baskri Ashshiddiqi ra dalam wasiatnya kepadaku, berkata: Jadikanlah ikhlas
sebagai siarmu baik dalam hal yang akan kamu ketengahkan kepada orang lain atau
kamu yang mendengar nasehat daripadanya, dan Jadikanlah etis yang baik apabila
berhubungan pada Allah swt, seolah etis ini sebagai hamparanmu.
Dan janganlah kamu enggan mengajarkan
ilmu kepada orang yang mau belajar. Sungguhpun demikian kamu harus mengetahui
bahwa dalam mengajar itu kamu harus berkomunikasi pada Allah swt seolah-olah
Allah senantiasa mengintaimu. Semoga Allah swt memberikan keikhlasan dalam hati
kita dalam menuntut ilmu, dalam mengembangkan dan menyiarkanya dan dalam
seluruh perbuatan yang baik.
Dalam kitab Al-Ghayah karangan Al-Hishni
terdapat keterangan bahwa Dhirar bin Amar berkata: Sesungguhnya ada suatu kaum
yang enggan menuntut ilmu, tidak sudi duduk bersama ahlul ilmi, baik pelajar
atau ulama, lalu mereka hanya membikin kamar khusus, melakukan shalat, berpuasa
sehingga kurus kering, kulitnya telah melekat pada tulangnya.
Tindakan mereka ini ternyata bertentangan
dengan ajaran agama, akhirnya kebinasaanlah yang mereka terima. Demi Allah yang
tidak ada Tuhan selain Allah, tidak seorangpun yang beribadah dengan kebodohan,
kecuali yang merusak lebih banyak daripada yang memperbaiki. Oleh karena itu,
dia menyatakan bahwa mereka akan menemui kebinasaan.
Catatan Penting:
Permulaan perkara yang diwajibkan
terhadap orang tua dalam mendidik anak-anaknya, hendaklah diberitahu bahwa Nabi
Muhammad dilahirkan di Makkah dan wafat di Madinah.
Ketahuilah sesungguhnya permulaan hal
yang wajib untuk orang mukallaf (dewasa) hendaklah mempelajari kandungan
pengertian dua kalimat syahadat, lantas berupaya agar kepercayaan tersebut
mantap, kemudian belajar ilmu tauhid dan sifat-sifat Allah swt, sekalipun tidak
mengerti dalil, lalu mempelajari apa yang diperlukan untuk mengerjakan hal yang
diwajibkan oleh agama.
Diantaranya seperti mempelajari
rukun-rukun shalat, puasa dan beberapa syarat-syaratnya, mengeluarkan zakat
apabila mempunyai harta satu nisab, menjalankan haji bila mampu. Kemudian hukum
yang berlaku, apabila mau berdagang, tata cara membeli dan menjual, begitu juga
syarat dan rukun-rukunnya.
Lebih-lebih yang berkaitan dengan masalah
riba,’ begitu juga kewajiban dalam memberi hak bermalam kepada sang isteri,
berbuat baik kepada budak-budak. Dan wajib mengetahui tentang obat
penyakit-penyakit hati seperti hasud, riya, sombong dan percaya terhadap apa
yang ada dalam kitab suci dan hadis.