Terjemah Kitab Hikam; Tanda Amal Yang Diterima

  

Terjemah Kitab Hikam

 

Judul kitab asal: متن الحكم العطائية

Penulis: Ibnu Athaillah Al Sakandari (ﺍﺑﻦ ﻋﻄﺎﺀ ﺍﷲ ﺍﻟﺴﻜﻨﺪﺭﻱ)

Nama lengkap: تاج الدين أبو الفضل أحمد بن محمد بن عبد الكريم بن عبد الرحمن بن عبد الله بن أحمد بن عيسى بن الحسين بن عطاء الله الجذامي

Lahir: 1260 M / 658 H

Asal: Iskandariyah, Mesir

Wafat di Kairo, Mesir, 1309 M / 709 Hijriah

 

Daftar Isi

  1. Muqaddimah
  2. Jangan Menunda Amal Baik
  3. Menjauhi Maksiat
  4. Cahaya Hati
  5. Tanda Amal yang Diterima
  6. Waktu Terbaik
  7. Manfaat Sholat
  8. Malulah Saat Dipuji
  9. Cara Mengenal Allah
  10. Tutur kata yang Bijak
  11. Tujuan Dzikir
  12. Tujuan Syariat
  13. Ilmu Manfaat

 

Tanda Amal Yang Diterima

 

72. مَنْ وَجَدَ ثَمَرَةَ عَمَلِهِ عاجِلاً فَهُوَ دَليلٌ عَلى وُجودِ القَبولِ آجلاً.

Siapa yang merasakan buah amalnya di dunia, maka itulah bukti diakhirat amalnya diterima

 

73. إذا أَرَدْتَ أنْ تَعْرِفَ قَدْرَكَ عِنْدَهُ فانْظُرْ في ماذا يُقيمَكَ.

Jika engkau ingin mengetahui kedudukanmu di sisi Allah, maka perhatikanlah di mana Dia menempatkanmu?

 

 

74. مَتى رَزَقَكَ الطّاعَةَ وَالغِنى بِهِ عَنْها فَاعْلَمْ أنَّهُ قَدْ أَسْبَغَ عَلَيْكَ نِعَمَهُ ظاهِرةً وَباطِنَةً.

Ketika Allah memberkatimu dengan taat (kepada-Nya) dan merasa cukup dengan-Nya, maka ketahuilah, bahwa dunia telah menyempurnakan nikmat-nikmat Nya kepadamu secara lahiriah maupun batiniyah

 

 

75. خيرُ ما تَطْلُبُهُ مِنْهُ ما هُوَ طالِبُهُ مِنْكَ.

Sebaik-baik permohonan yang engkau ajukan kepada Allah adalah apa yang dituntut Allah untuk engkau lakukan

 

 

76. الحُزْنُ عَلى فُقْدانِ الطّاعةِ مَعَ عَدَمِ النُّهوضِ إلَيْها مِنْ عَلاماتِ الاغْتِرارِ.

Merasa sedih karena merasa kehilangan kesempatan berbuat ketaatan, namun tidak bergerak untuk berbuat demikian, termasuk bahwa diri telah terperdaya

 

 

77. ما العارِفُ مَنْ إذا أَشارَ وَجَدَ الحَقَّ أَقرَبَ إلَيْهِ مِنْ إِشارَتِهِ. بَلِ العارِفُ مَنْ لا إِشارَةَ لَهُ، لِفَنائِهِ في وُجودِهِ وَانْطِوائِهِ في شُهودِهِ.

Orang arif bukanlah orang yang apabila menyampaikan isyarat lalu merasa Al-Haq (Allah) lebih dekat kepada dirinya daripada yang di isyaratkan. Akan tetapi, orang arif adalah orang yang tidak mempunyI isyarat karena kefanaannya dalam proses mencapai wujud-Nya dan kekhusukannya dalam penyaksian (syuhud) terhadap-Nya

 

 

78. الرَّجاءُ ما قارَنَهُ عَمَلٌ، وإلّا فَهُوَ أُمْنِيَةٌ

Harapan (raja’) harus disertai dengan amal, kalau tidak maka itu hanyalah lamunan.

 

 

79. مَطْلَبُ العارِفينَ مِنَ اللهِ تَعالى الصِّدْقُ في العُبودِيَّةِ وَالقِيامُ بِحُقوقِ الرُّبوبِيَّةِ.

Yang diminta seorang ‘arif kepada Allah adalah ketulusan dalam ubudiyah (penghambaan) dan pemenuhan hak-hak rububiyah-Nya (ketuhanan)

 

 

80. بَسَطَكَ كَيْ لا يُبْقِيَكَ مَعَ القَبْضِ، وَقَبَضَكَ كَيْ لا يَتْرُكَكَ مَعَ البَسْطِ، وَأَخرَجَكَ عَنْهُما كَيْ لا تَكونَ لِشَيْءٍ دونَهُ.

Allah melapangkan keadaanmu, agar engkau tidak selalu dalam kesempitan. Dan Allah menyempitkan keadaanmu, agar engkau tidak selalu dalam kelapangan. Dan Dia melepaskanmu dari keduanya, agar engkau tidak bergantung pada sesuatu selain-Nya

 

 

81. العارِفونَ إِذا بُسِطوا أَخْوَفُ مِنْهُمْ إِذا قُبِضُوا، وَلا يَقِفُ عَلى حُدودِ الأَدَبِ في البَسْطِ إلا قَليلٌ.

Orang ‘arif itu lebih khawatir saat berada dalam kondisi lapang, ketimbang saat dalam kondisi sempit. Sebab, hanya sedikit manusia yang tetap bertahan dalam batas-batas kesopanan, ketika berada dalam kondisi lapang

 

 

82. البَسْطُ تأخُذُ النَّفْسُ مِنْهُ حَظَّها بِوجودِ الفَرَحِ، وَالقَبْضُ لا حَظَّّ للنَّفْسِ فيِهِ.

Dikala lapang, nafsu bisa ngambil peranan melalui rasa gembira, sedangkan di kala sempit, nafsu tidak mampu berperan apa-apa

 

 

83. رُبَّما أَعْطاكَ فَمَنَعَكَ وَرُبَّما مَنَعَكَ فأَعْطاكَ.

Boleh jadi Allah memberimu, padahal itu menolakmu. Dan boleh jadi pula Dia menolakmu, padahal Dia memberimu

 

84. مَتى فَتَحَ لَكَ بابَ الفَهْمِ في المَنْعِ عادَ المَنْعُ عَيْنَ العَطاءِ.

Ketika Allah membukakan pintu perngertian bagimu tentang penolakan-Nya, maka penolakan itu pun berubah menjadi pemberian

 

 

85. الأَكْوانُ ظاهِرُها غِرَّةٌ وَباطِنُها عِبْرَةٌ. فَالنَّفْسُ تَنْظُرُ إلى ظاهِرِ غِرَّتِها، وَالقَلْبُ يَنْظُرُ إلى باطِنِ عِبْرَتِها.

Alam ini pada lahirnya merupakan tipuan, dan batiniyahnya adalah pelajaran. Nafsu memandang pada tipuan lahiriyahnya, sementara qolbu memandang kepada pelajaran yang tersimpan di dalamnya

 

 

86. إِنْ أَرَدْتَ أَنْ يَكونَ لَكَ عِزٌ لا يَفْنى، فَلا تَسْتَعِزَّنَّ بِعِزٍّ يَفْنى.

Jika engkau menginginkan kemuliaan yang abadi, maka jangan banggakan kemulaian yang fana

 

 

87. الطَّيُّ الحَقيقيُّ أَنْ تَطْويَ مَسافَةَ الدُّنْيا عَنكَ حَتى تَرى الآخِرَةَ أَقْرَبَ إِليْكَ مِنْكَ.

Perjalanan hakiki akan menjadi singkat manakala engkau lipat jarak dunia darimu, sehingga engkau dapat melihat akhirat lebih dekat kepadamu ketimbang dirimu sendiri

 

 

88. العَطاءُ مِنَ الخَلْقِ حِرْمانٌ. والمَنْعُ مِنَ اللهِ إِحسانٌ.

Pemberian dari makhluk adalah kerugian, penolakan pemberian oleh Allah adalah kebaikan

 

 

89. جَلَّ رَبُّنا أَنْ يُعامِلَهُ العَبْدُ نَقْداً فَيُجازِيَهُ نَسْيئَةً.

Maha agung Allah, yang apabila seorang hamba beramal karena-nya secara tunai, maka lalu dibalas-nya dengan tidak tunai (di akhirat)

 

 

90. كَفى مِنْ جَزائِهِ إيّاكَ عَلى الطّاعَةِ أَنْ رَضِيَكَ لَها أَهلاً.

Cukuplah Allah yang memberi pahala atas ketaatanmu, apabila Allah telah meridhaimu sebagai ahli ibadah

 

 

91. كَفى العامِلينَ جَزاءً ما هُوَ فَاتِحُهُ عَلى قُلوبِهم في طاعَتِهِ، وَما هُوَ مُوْرِدُهُ عَلَيْهِمْ مِنْ وُجودِ مُؤانَسَتِهِ.

Cukuplah sebagai balasan Allah bagi orang-orang yang berasmal shaleh, apa yang dibukakan oleh Allah di hati mereka dalam nenaati-Nya, dan apa yang diberikan oleh-Nya berupa kepuasan berhubungan dengan-Nya

 

 

92. مَنْ عَبَدَه لِشَيْءٍ يَرْجوهُ مِنْهُ أَوْ لِيَدْفَعَ بِطاعَتِهِ وُرودَ العُقوبَةِ عَنْهُ، فَما قامَ بِحَقِّ أَوْصافِهِ.

Barangsiapa menyembah Allah demi sesuatu dari-Nya, atau agar ketaatannya itu bisa menolak hukuman dari-Nya, maka berarti ia belum memenuhi hak atas sifat-sifat-Nya

 

 

مَتى أعْطاكَ أَشْهَدَكَ بِرَّهُ، وَمَتى مَنَعَكَ أَشْهَدَكَ قَهْرَهُ. فَهُوَ في كُلِّ ذلِكَ مُتَعَرِّفٌ إلَيْكَ وَمُقْبِلٌ بِوُجودِ لُطْفِهِ عَلَيْكَ.

Manakala Allah memberimu anugrah, maka berarti Dia memperlihatkan belas kasih-Nya kepadamu, apabila Dia menahan pemberian untukmu, maka berarti Dia memperlihatkan kekuasaan-Nya kepadamu. Dan pada semua kondisi itu, Dia memperkenalkan diri kepadamu serta menghadapimu dengan kelembutan-Nya

 

 

إنَّما يُؤلِمُكَ المَنْعُ لِعَدَمِ فَهْمِكَ عَنِ اللهِ فيهِ.

Penolakan dari Allah terasa pedih bagimu hanya karena engkau tidak mengerti rahmat Allah dibalik penolakan itu

 

 

رُبَّما فَتَحَ لَكَ بابَ الطّاعَةِ وَما فَتَحَ لَكَ بابَ القَبولِ. وَرُبَّما قَضى عَلَيْكَ بِالذَّنْبِ فَكانَ سَبَبَاً في الوُصولِ.

Boleh jadi Allah membuka pintu ketaatan bagimu, akan tetapi tidak (belum) membuka pintu pengabulan (diterimanya ketaatan itu). Dan boleh jadi pula Allah menakdirkanmu berbuat dosa, akan tetapi ternyata dosa itu menjadi penyebab sampainya tujuan engkau kepada-Nya.

 

 

مَعْصِيَةٌ أَورَثَتْ ذُلاً وافْتِقاراً خَيرٌ مِنْ طاعَةٍ أوْرَثَتْ عِزّاً وَاسْتِكْباراً.

Kemaksiatan yang menimbulkan rasa hina dan rasa membutuhkan (penyesalan) jauh lebih baik daripada ketaatan yang menimbulkan rasa bangga dan kesombongan

 

 

نِعْمَتانِ ما خَرَجَ مَوْجودٌ عَنْهُما، وَلا بُدَّ لِكُلِّ مُكَوَّنٍ مِنْهُما: نِعْمَةُ الإيجادِ، وَنِعْمَةُ الإِمْدادِ.

Ada dua nikmat yang tidak satu pun makhluk terlepas darinya, dan setiap makhluk pasti tersentuh oleh keduanya, yaitu nikmat diciptakan dan nikmat yang menyusulnya (pemenuhan kebutuhan)

 

 

أَنْعَمَ عَلَيْكَ أوَّلاً بالإيجادِ وَثانِياً بِتَوالي الإمْدادِ.

Pertama-tama Allah memberimu nikmat penciptaan (ijad) dan yang kedua nikmat pemenuhan kebutuhan yang tidak pernah terputus (imdaad).

 

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama