Terjemah Kitab Hikam
Judul kitab asal: متن الحكم العطائية
Penulis: Ibnu Athaillah Al Sakandari (ﺍﺑﻦ ﻋﻄﺎﺀ ﺍﷲ ﺍﻟﺴﻜﻨﺪﺭﻱ)
Nama lengkap: تاج الدين أبو الفضل أحمد بن محمد بن عبد الكريم بن عبد الرحمن بن عبد الله بن أحمد بن عيسى بن الحسين بن عطاء الله الجذامي
Lahir: 1260 M / 658 H
Asal: Iskandariyah, Mesir
Wafat di Kairo, Mesir, 1309 M / 709 Hijriah
Daftar Isi
- Muqaddimah
- Jangan Menunda Amal Baik
- Menjauhi Maksiat
- Cahaya Hati
- Tanda Amal yang Diterima
- Waktu Terbaik
- Manfaat Sholat
- Malulah Saat Dipuji
- Cara Mengenal Allah
- Tutur kata yang Bijak
- Tujuan Dzikir
- Tujuan Syariat
- Ilmu Manfaat
Menjauhi Maksiat
34. اخْرُجْ مِنْ أوْصافِ بَشَرِيَّتِكَ عَنْ
كُلِّ وَصْفٍ مُناقِضٍ لِعُبوديَّتِكَ لِتَكونَ لِنِداءِ الحَقِّ مُجيباً، ومِنْ
حَضْرَتِهِ قَريباً.
Keluarlah dari sifat-sifat kemanusiaanmu,
setiap sifat yang menyalahi ubudiyah-mu (penghambaan), supaya mudah bagimu
menyambut panggilan Al-Haq (Allah) dan mendekat kehadirat-Nya.
35. أَصْلُ كُلِّ مَعْصِيَةٍ وَغَفْلَةٍ
وَشَهْوةٍ؛ الرِّضا عَنِ النَّفْسِ. وَأَصْلُ كُلِّ طاعَةٍ وَيَقَظَةٍ وَعِفَّةٍ؛
عَدَمُ الرِّضا مِنْكَ عَنْها. وَلَئِنْ تَصْحَبَ جاهِلاً لا يَرْضى عَنْ نَفْسِهِ
خَيرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تَصْحَبَ عالِماً يَرْضى عَنْ نَفْسِهِ. فأَيُّ عِلْمٍ
لِعالِمٍ يَرْضى عَنْ نَفْسِهِ! وَأَيُّ جَهْلٍ لِجاهِلٍ لا يَرْضى عَنْ نَفْسِهِ!
Panggal segala maksiat, kelalaian dan
syahwat adalah ridha terhadap nafsu. Dan pangkal dari segala ketaatan,
kewaspadaan dan kesucian adalah engkau tidak ridha terhadap hawa nafsu.
Bersahabat dengan orang jahil yang tidak memperturutkan hawa nafsunya lebih
baik bagimu daripada bersahabat dengan orang alim yang tunduk pada hawa
nafsunya. Ilmu macam apa yang disandang si alim yang tunduk pada hawa nafsunya
itu? Sebaliknya, kejahilan apa yang dapat disandangkan pada orang jahil yang
tidak memperturutkan hawa nafsunya?
36. شُعاعُ البَصيَرةِ يُشْهِدُكَ قُرْبَهُ
مِنْكَ. وَعَيْنُ البَصيرَةِ تُشْهِدُكَ عَدَمَكَ لِوُجودِهِ. وَحَقُّ البَصيرَةِ
يُشْهِدُكَ وُجودَهُ، لا عَدَمَكَ وَلا وُجودَكَ.
Syu’aa’ul bashirah (sinar mata batin)
memperlihatkan padamu kedekatan-Nya darimu. ‘Ainul bashiirah (penyaksian mata
batin) membuatmu menyaksikan ketiadaanmu karena wujud-Nya. Dan haqqul bashirah
(mata batin yang hakiki) membuatmu menyaksikan wujud-Nya, bukan ketiadaanmu
ataupun wujudmu.
37. كانَ اللهُ وَلا شَيْءَ مَعَهُ، وَهُوَ
الآنَ عَلَى ما عَلَيْهِ كانَ.
Allah ada, dan tidak ada sesuatu pun
beserta-Nya. Dan kini Dia tetap sebagaimana ada-Nya semula
38. لا تَتَعَدَّ نِيَّةُ هِمَّتِكَ إلى
غَيْرِهِ؛ فَالْكَريمُ لا تَتَخَطّاهُ الآمالُ.
Janganlah cita-citamu tertuju kepada
selain Allah, karena harapan seseorang tidak akan dapat melampaui Al-karim
(yang maha pemurah)
39. لا تَرْفَعَنَّ إلى غَيْرِهِ حاجَةً هُوَ
مُوْرِدُها عَلَيْكَ. فَكَيْفَ يَرْفَعُ غَيْرُهُ ما كانَ هُوَ لَهُ واضِعاً! مَنْ
لا يَسْتَطيعُ أَنْ يَرْفَعَ حاجَةً عَنْ نَفْسِهِ فَكَيْفَ يَسْتَطيعُ أنْ يَكونَ
لَها عَنْ غَيْرِهِ رافِعاً.
Jangan meminta sesuatu hajat kepada
selain Allah, karena Dia-lah yang menurunkan hajat itu kepadamu. Bagaimana
mungkin selain Dia mampu mengangkat segala apa yang telah diletakkan oleh-Nya?
Dan bagaimana mungkin orang yang tidak mampu membebaskan dirinya dari suatu
hajat dapat membebaskan orang lain dari sebuah hajat?
40. إنْ لَمْ تُحْسِنْ ظَنَّكَ بِهِ لأَجْلِ
حُسْنِ وَصْفِهِ، فَحَسِّنْ ظنَّكَ بِهِ لِوُجودِ مُعامَلَتِهِ مَعَكَ. فَهَلْ
عَوَّدَكَ إلّا حَسَناً! وَهَلْ أَسْدى إلَيْكَ إلّا مِنَناً؟!
Apabila engkau belum sanggup berbaik
sangka kepada Allah lantaran kesempurnaan sifat-sifat Nya, maka berbaik
sangkalah karena pertemanan-Nya bersamamu. Bukankah Dia selalu memberimu
sesuatu yang baik-baik? Dan bukankah Dia senantiasa memberimu segala kenikmatan?
41. العَجَبُ كُلُّ العَجَبِ مِمَّنْ يَهْرُبُ
مِمَّنْ لا انْفِكاكَ لَهُ عَنْهُ، وَيَطْلُبُ ما لا بَقاءَ لَهُ مَعَهُ.
(فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي
الصُّدُورِ(
Sungguh mengherankan, orang yang lari
dari sesuatu yang ia tidak bisa terlepas dari-Nya, dan justru mencari apa yang
tidak kekal baginya. Sesungguhnya bukan mata kepala yang buta, tapi mata hati
yang berada di dalam dada.
42. لا تَرْحَلْ مِنْ كَوْنٍ إلى كَوْنٍ
فَتَكونَ كَحِمارِ الرَّحى؛ يَسيرُ وَالمَكانُ الَّذي ارْتَحَلَ إلَيْهِ هُوَ
الَّذي ارْتَحَلَ عَنْهُ. وَلكِنِ ارْحَلْ مِنْ الأَكْوان إلى المُكَوِّنِ،
(وَأَنَّ إِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى). وَانْظُرْ إلى قَوْلِهِ - صَلّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - “فَمَنْ كانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ وَرَسولِهِ فَهِجْرَتُهُ
إلى اللهِ وَرَسولِهِ، وَمَنْ كانَتْ هِجْرَتُهُ إلى دُنْيا يُصيبُها أو امْرأةٍ
يَتَزَوَّجُها فَهِجْرَتُهُ إلى ما هاجَرَ إلَيْهِ”. فافْهَمْ قَوْلَهُ - عَلَيْهِ
الصَّلاةُ وَالسَّلامُ - وَتَأمَّلْ هذا الأمْرَ إنْ كُنْتَ ذا فَهْمٍ ..
والسَّلامُ.
Janganlah engkau berpindah dari satu alam
ke alam yang lain, karena itu akan membuatmu seperti keledai yang mengitari
penggilingan. Keledai itu berjalan menuju ke satu tempat yang ternyata adalah
tempat semua ia beranjak. Akan tetapi, pergilah dari alam menuju Sang
Mahapencipta alam. “Dan kepada rabbmulah puncak segala tujuan” An-najm :42
43. لا تَصْحَبْ مَنْ لا يُنْهِضُكَ حالُهُ
وَلا يَدُلُّكَ عَلَى اللهِ مَقالُهُ.
Janganlah engkau bersahabat dengan orang
yang keadaannya tidak membangkitkan semangatmu, dan pembicaraannya tidak
membimbing ke jalan Allah
44. رُبَّما كُنْتَ مُسيئاً فَأَراكَ الإحْسانَ
مِنْكَ، صُحْبَتُكَ مَنْ هُوَ أَسوأ حالاً مِنَكَ.
Boleh jadi engkau berbuat buruk, tapi
tampak olehmu sebagai kebaikan lantaran engkau bersahabat dengan orang yang
tingkah lakunya lebih buruk darimu
45. ما قَلَّ عَمَلٌ بَرَزَ مِنْ قَلْبِ
زاهِدٍ، وَلا كَثُرَ عَمَلٌ بَرَزَ مِنْ قَلْبِ راغِبٍ
Amal yang berasal dari hati yang zuhud
tidak dapat dianggap sedikit, dan amal yang berasal dari hati yang penuh dengan
ketamakan tidak dapat dianggap banyak
46. حُسْنُ الأَعْمالِ نَتائِجُ حُسْنِ
الأَحْوالِ، وَحُسْنُ الأَحْوالِ مِنَ التَّحَقُّقِ في مَقاماتِ الإِنْزالِ.
Baiknya amal merupakan hasil dari baiknya
ahwal (keadaan spiritual). Sedangkan baiknya ahwal muncul setelah menggapai
tahap kemapanan spiritual (maqam-maqam)
47. لا تَتْرُكِ الذِّكْرَ لِعَدَمِ حُضورِكَ
مَعَ اللهِ فيهِ، لِأَنَّ غَفْلَتَكَ عَنْ وُجودِ ذِكْرهِ أَشَدُّ مِنْ غَفْلتِكَ
في وُجودِ ذِكْرِهِ. فَعَسى أَنْ يَرْفَعَكَ مِنْ ذِكْرٍ مَعَ وُجودِ غَفْلةٍ إلى
ذِكْرٍ مَعَ وُجودِ يَقَظَةٍ، وَمِنْ ذِكِرٍ مَعَ وُجودِ يَقَظَةٍ إلى ذِكِرٍ مَعَ
وُجودِ حُضورٍ، وَمِنْ ذِكِرٍ مَعَ وُجودِ حُضورٍ إلى ذِكِرٍ مَعَ وُجودِ غَيْبَةٍ
عَمّا سِوَى المَذْكورِ، (وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ(
Jangan tinggalkan zikir lantaran hatimu
tidak bisa berkonsentrasi kepada Allah saat berzikir. Sebab, kelalaianmu kepada
Allah ketika tidak berzikir lebih buruk daripada kelalaianmu saat berzikir.
Semoga Allah berkenan mengangkat derajatmu dari zikir yang penuh kelalaian
menuju zikir yang penuh kesadaran (ingat kepada Allah); dan dari zikir yang
penuh dengan kesadaran menuju zikir yang disemangati oleh kehadiran-Nya. Juga
dari zikir yang disemangati oleh kehadiran-Nya menuju zikir yang meniadakan
segala sesuatu selain-Nya. Dan yang demikian itu bagi Allah bukanlah merupakan
sesuatu yang sulit.
48. مِنْ عَلاماتِ مَوْتِ القَلْبِ عَدَمُ
الحُزْنِ عَلَى ما فاتَكَ مِنَ المُوافَقاتِ. وتَرْكُ النَّدَمِ عَلَى ما
فَعَلْتَهُ مِنْ وُجودِ الزَّلّاتِ.
Diantara tanda matinya hati adalah tidak
ada perasaan sedih bila terlewatkan kesempatan beramal, dan tidak adanya
penyesalan atas bermacam pelanggarang yang engkau telah lakukan
49. لا يَعْظُمِ الذَنْبُ عِنْدَكَ عَظَمَةً
تَصُدُّكَ عَنْ حُسْنِ الظَّنِّ باللهِ تَعالى، فإنَّ مَنْ عَرَفَ رَبَّهُ
اسْتَصْغَرَ في جَنْبِ كَرَمِهِ ذَنْبَهُ.
Janganlah suatu dosa terlihat begitu
besar bagimu, hingga merintangimu dari berprasangka baik kepada Allah.
sesungguhnya siapa yang mengenal Rabbnya pasti akan menganggap dosanya tidak
seberapa dibandingkan dengan kemurahan-Nya
50. لا صَغيرَةَ إِذا قابَلَكَ عَدْلُهُ. وَلا
كَبيرَةَ إِذا واجَهَكَ فَضْلُهُ.
Tidak ada dosa kecil apabila dihadapkan
pada keadialan-Nya, dan tidak ada dosa besar apabila dihadapkan pada
karunia-Nya