Terjemah Kitab Hikam
Judul kitab asal: متن الحكم العطائية
Penulis: Ibnu Athaillah Al Sakandari (ﺍﺑﻦ ﻋﻄﺎﺀ ﺍﷲ ﺍﻟﺴﻜﻨﺪﺭﻱ)
Nama lengkap: تاج الدين أبو الفضل أحمد بن محمد بن عبد الكريم بن عبد الرحمن بن عبد الله بن أحمد بن عيسى بن الحسين بن عطاء الله الجذامي
Lahir: 1260 M / 658 H
Asal: Iskandariyah, Mesir
Wafat di Kairo, Mesir, 1309 M / 709 Hijriah
Daftar Isi
- Muqaddimah
- Jangan Menunda Amal Baik
- Menjauhi Maksiat
- Cahaya Hati
- Tanda Amal yang Diterima
- Waktu Terbaik
- Manfaat Sholat
- Malulah Saat Dipuji
- Cara Mengenal Allah
- Tutur kata yang Bijak
- Tujuan Dzikir
- Tujuan Syariat
- Ilmu Manfaat
Jangan Menunda Amal Baik
16. كَيْفَ يُتَصَوَّرُ أَنْ يَحْجُبَهُ شَيءٌ
وَهُوَ الَّذِي أَظْهَرَ كُلَّ شَيءٍ!
Bagaimana mungkin dapat dibayangkan,
kalau sesuatu dapat menjadi hijab atas-Nya, padahal Dia-lah yang menampakan
segala sesuatu?
.17 كَيْفَ يُتَصَوَّرُ أَنْ يَحْجُبَهُ شَيءٌ
وَهُوَ الَّذِي ظَهَرَ بِكُلِّ شَيءٍ!
Bagaimana mungkin dapat dibayangkan,
kalau sesuatu mampu menjadi hijab atas-Nya, apabila Dia-lah yang tampak ada
pada segala sesuatu?
18. كَيْفَ يُتَصَوَّرُ أَنْ يَحْجُبَهُ شَيءٌ
وَهُوَ الَّذِي ظَهَرَ في كُلِّ شَيءٍ!
Bagaimana mungkin dapat dibayangkan,
kalau sesuatu mampu untuk menjadi hijab atas-Nya, padahal Dia-lah yang terlihat
dalam segala sesuatu
.كَيْفَ يُتَصَوَّرُ أَنْ يَحْجُبَهُ شَيءٌ
وَهُوَ الَّذِي ظَهَرَ لِكُلِّ شَيءٍ!
Bagaimana mungkin dapat dibayangkan,
kalau sesuatu mampu menjadi hijab atas-Nya, padahal Doa-lah yang maha tampak
atas segala sesuatu?
كَيْفَ يُتَصَوَّرُ أَنْ يَحْجُبَهُ شَيءٌ
وَهُوَ الظّاهِرُ قَبْلَ وُجودِ كُلِّ شَيءٍ!
Lalu Bagaimana mungkin dapat dibayangkan,
ada sesuatu mampu untuk menjadi penghalang atas-Nya, sedangkan Dia-lah Yang
Mahaada sebelum adanya segala sesuatu?
كَيْفَ يُتَصَوَّرُ أَنْ يَحْجُبَهُ شَيءٌ
وَهُوَ أَظْهَرُ مِنْ كُلِّ شَيءٍ!
Bagaimana pula bisa dibayangkan, kalau
sesuatu mampu untuk menjadi penghalang atas-Nya, sementara Dia (keberadaannya)
lebih jelas (tampak) dari segala sesuatu itu sendiri?
كَيْفَ يُتَصَوَّرُ أَنْ يَحْجُبَهُ شَيءٌ
وَهُوَ الواحِدُ الَّذِي لَيْسَ مَعَهُ شَيءٌ!
Dan Bagaimana mungkin Dia akan dihijab
oleh sesuatu, padahal Dia adalah Yang Mahaesa, yang tidak ada di samping-Nya
sesuatu apapun?
كَيْفَ يُتَصَوَّرُ أَنْ يَحْجُبَهُ شَيءٌ
وَهُوَ أَقْرَبُ إلَيْكَ مِنْ كُلِّ شَيءٍ!
Bagaimana mungkin segala sesuatu akan
mampu menghalangi-Nya, jika Dia lebih dekat kepadamu dari segala sesuatu itu sendiri?
Jangan Menunda Amal Baik
وكَيْفَ يُتَصَوَّرُ أَنْ يَحْجُبَهُ شَيءٌ
وَلولاهُ ما كانَ وُجودُ كُلِّ شَيءٍ!
Bagaimana mungkin Dia bisa dihalangi oleh
sesuatu, sementara apabila tidak ada Dia, niscaya tidak akan ada segala sesuatu
itu?
يا عَجَباً كَيْفَ يَظْهَرُ الوُجودُ في
العَدَمِ! أَمْ كَيْفَ يَثْبُتُ الحادِثُ مَعَ مَنْ لَهُ وَصْفُ القِدَمِ!
Alangkah mengherankan, bagaimana mungkin
keberadaan sesuatu yang ‘pasti ada’ (Allah) bisa terhalang oleh sesuatu yang
(sebelumnya) ‘tidak ada’ (yaitu makhluk)? Bagaimana mungkin pula sesuatu yang
baru (al-hadits, yaitu makhluk) dapat bersama dengan Zat yang memiliki sifat
Qidam (tidak berpermulaan)?
17. ما تَرَكَ مِنَ الجَهْلِ شَيْئاً مَنْ
أَرادَ أَنْ يَحْدُثَ في الوَقْتِ غَيْرُ ما أَظْهَرَهُ اللهُ فيِهِ.
Sangatlah jahil orang yang menginginkan
terjadinya suatu di luar waktu yang dikehendaki oleh Allah
18. إِحالَتُكَ الأَعْمالَ عَلَى وٌجودِ
الفَراغِ مِنْ رُعُوناتِ النَفْسِ.
Menunda beramal saleh guna menantikan
kesempatan yang lebih luang, termasuk tanda kebodohan jiwa
19. لا تَطْلُبْ مِنْهُ أَن يُخْرِجَكَ مِنْ
حالةٍ لِيَسْتَعْمِلَكَ فيما سِواها. فَلَوْ أَرادَ لاسْتَعْمَلَكَ مِنْ غَيْرِ
إِخْراجٍ.
Jangan meminta kepada Allah supaya Dia
menguruskanmu dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, maka tentulah Dia akan
memasukanmu tanpa mengeluarkanmu dari keadaan yang sebelumnya
20. ما أَرادَتْ هِمَّةُ سالِكٍ أَنْ تَقِفَ
عِنْدَ ما كُشِفَ لَها إلا وَنادَتْهُ هَواتِفُ الحَقيقةِ: الَّذي تَطْلُبُ
أَمامَكَ. وَلا تَبَرَّجَتْ ظَواهِرُ المُكَوَّناتِ إلا وَنادَتْهُ حَقائِقُها:
(إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ(
Himmah (hasrat) seorang salik takkan
berhenti ketika tersingkap baginya tirai rohani, melainkan suara-suara hakikat
(hawaatif al-haqiiqah) akan berseru padanya ‘apa yang engkau cari masih di depanmu!’
Tidak perlu terlihat keindahan alam, melainkan hakikatnya akan menyeru padamu,
Kami hanyalah batu ujian (fitnah), maka janganlah engkau kafir
21. طَلَبُكَ مِنهُ اتِّهامٌ لَهُ. وَطَلَبُكَ
لَهُ غَيْبَةٌ مِنْكَ عَنْهُ. وَطَلَبُكَ لِغَيْرِهِ لِقِلَّةِ حَيائِكَ مِنْهُ.
وَطَلَبُكَ مِنْ غَيْرِهِ لِوُجودِ بُعْدِكَ عَنْهُ.
Permintaanmu pada-Nya berarti suatu
tuduhan terhadap-Nya. Permintaanmu bagi-Nya (agar Allah mendekatkan dirimu)
menunjukan engkau jauh dari-Nya. Engkau meminta kepada selain-Nya, berarti engkau
tidak punya rasa malu kepada-Nya. Dan engkau meminta dari selain-Nya,
disebabkan karena engkau jauh dari-Nya
22. ما مِنْ نَفَسٍ تُبْدْيهِ إلّا وَلَهُ
قَدَرٌ فيكَ يُمْضيهِ.
Tiada suatu nafas berhembus darimu,
kecuali disitu takdir Allah berlaku padamu
23. لا تَتَرقَّبْ فُروغَ الأَغْيارِ، فإنَّ
ذلِكَ يَقْطَعُكَ عَنْ وُجودِ المُراقَبَةِ لَهُ فيما هُوَ مُقيمُكَ فيهِ.
Jangan menunggu hingga selesai semua
gangguan makhluk, sebab yang demikian itu akan menghalangimu dari muraqabah
(mawas diri) kepada-Nya. Padahal Dia menempatkanmu di sana
24. لا تَسْتَغْرِبْ وُقوعَ الأَكْدارِ ما
دُمْتَ في هذهِ الدّارِ. فإنَّها ما أَبْرَزَتْ إلّا ما هُوَ مُسْتَحِقُّ وَصْفِها
وَواجِبُ نَعْتِها.
Jangan engkau merasa heran atas
terjadinya kesulitan selama engkau berada di dunia ini, sebab memang begitulah
yang patut terjadi dan yang menjadi karakter asli dunia
25. ما تَوَقَّفَ مَطْلَبٌ أنْتَ طالِبُهُ
بِرَبِّكَ. وَلا تَيَسَّرَ مَطْلَبٌ أَنْتَ طالِبُهُ بِنَفْسِكَ.
Permintaan tidak akan tertahan, selama
engkau memohon (hanya) kepada Allah. Namun, permintaan tidak akan mudah,
apabila engkau bergantung pada dirimu sendiri.
26. مِنْ عَلاماتِ النُّجْحِ في النِّهاياتِ،
الرُّجوعُ إلى اللهِ في البِداياتِ.
Diantara keberhasilan pada akhir
perjuangan adalah berserah diri kepada Allah sejak permulaan
27. مَنْ أَشْرَقَتْ بِدايَتُهُ أَشْرَقَتْ
نِهايَتُهُ.
Barangsiapa yang cemerlang pada
permulaan, akan cemerlang pula pada kesudahan
28. ما اسْتُوْدِعَ في غَيْبِ السَّرائِرِ،
ظَهَرَ في شَهادةِ الظَّواهِرِ.
Apa yang tersimpan dalam kegaiban hati,
akan teraktualisasikan (termanifestasi) di dunia nyata
29. شَتَّانَ بَينَ مَنْ يَسْتَدِلُّ بِهِ أَوْ
يَسْتَدِلُّ عَلَيِهِ. المُسْتَدِلُّ بِهِ عَرَفَ الحَقَّ لأَهْلِهِ، فأَثْبَتَ
الأَمْرَ مِنْ وُجودِ أَصْلِهِ. وَالاسْتِدْلالُ عَلَيْهِ مِنْ عَدَمِ الوُصولِ
إليَهِ. وَإلّا فَمَتى غابَ حَتّى يُسْتَدَلَّ عَلَيْهِ؟! وَمَتى بَعُدَ حَتّى
تَكونَ الآثارُ هِيَ الَّتي تُوْصِلُ إلَيْهِ؟!
Betapa jauh bedanya antara orang yang
berdalil bahwa ‘adanya Allah menunjukan adanya alam’, dengan orang yang
berdalil bahwa ‘adanya alam menunjukkan adanya Allah’. orang yang berdalil
dengan adanya Allah menunjukkan adanya alam’ itu mengerti betul bahwa kebenaran
adalah bagi sang pemilik, sehingga ia menetapkan segala perkara dengan merujuk
kepada asalnya (Allah). sedangkan orang yang berdalil adanya alam menunjukkan
adanya Allah’ adalah karena ia tidak sampai kepada-Nya. Kapan Allah gaib
sehingga diperlukan bukti untuk mengetahui keberadaan-Nya.? Dan bilakah Dia itu
jauh, sehingga benda-benda alamlah yang mengantar kita kepada-Nya.
30. لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِّن سَعَتِهِ):
الواصِلونَ إلَيْهِ. (مَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ): السّائِرونَ إلَيْهِ.
Orang yang mempunyai keluasaan harta
hendaklah berderma menurut kemampuannya. Ini ditunjukan kepada mereka yang
telah sampai kepada Allah. dan bagi siapa yang masih sempit rizkinya, maka
hendaknya ia mendermakan apa yang diberikan Allah kepadanya. Ini ditujukan
kepada mereka yang tengah menuju Allah
31. اهْتَدى الرّاحِلونَ إلَيْهِ بِأَنْوارِ
التَّوَجُّهِ، وَالواصِلونَ لَهُمْ أنْوارُ المُواجَهَةِ. فَالأوَّلونَ
لِلأنْوارِ، وَهؤلاءِ الأنْوارُ لَهُمْ، لأنَّهُمْ للهِ لا لِشَيءٍ دونَهُ. (قُلِ
اللَّهُ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِي خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ(
Orang-orang yang tengah bejalan menuju
Allah mendapat petunjuk dengan cahaya tawajjuh (konsentrasi menghadap Allah).
sedangkan orang-orang yang telah sampai kepada Allah mempunyai anwaar
al-muwajjahah (cahaya yang didapatkan dari berhadapan dengan-Nya). Kelompok
pertama (yang tengah berjalan menuju Allah) adalah milik cahaya (membutuhkan
cahaya agar sampai pada tujuan). Sedangkan kelompok kedua (yang telah sampai
pada Allah), adalah yang memiliki cahaya, sebab mereka itu milik Allah, bukan
milik sesuatu selain-Nya. Katakanlah: Allah-lah (yang menurunkannya), kemudaian
sesudah kamu menyampaikan Al-Quran kepada mereka) biarkan mereka bermain-main
dalam kesesatan mereka. (al-an’am : 91)
32. - تَشَوُّفُكَ إلى ما بَطَنَ فيكَ مِنَ
العُيوبِ خَيْرٌ مِنْ تَشَوُّفِكَ إلى ما حُجِبَ عَنْكَ مِنَ الغُيوبِ.
Usahamu untuk mengetahui aib-aib yang
tersembunyi dalam dirimu adalah lebih baik daripada berusaha menyingkap perkara
gaib yang tersembunyi darimu
33. الحَقُّ لَيْسَ بِمَحْجوبٍ، وإنَّما
المَحْجوبُ أَنْتَ عَنِ النَّظَرِ إلَيْهِ. إذْ لَوْ حَجَبَهُ شَيءٌ لَسَتَرَهُ ما
حَجَبَهُ، وَلَوْ كانَ لَهُ ساتِرٌ لَكانَ لِوُجودِهِ حاصِراً، وَكُلُّ حاصِرٍ
لِشَيءٍ فَهَوَ لَهُ قاهِرٌ، (وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ(
Al-Hak (Allah) tidak terhijab, tapi
engkaulah yang terhalang dari melihat-Nya. Sekiranya Allah terhijab oleh
sesuatu, maka sesuatu itu berarti telah menutupi-Ny. Dan bila ada tutup
bagi-Nya, maka tentu wujud-Nya akan terkurung oleh sesuatu tersebut. Dan
sesuatu yang mengurung tentu menguasai yang dikurung, padahal Allah Mahakuasa
atas semua hamba-Nya.