Terjemah Kitab Akhlaq Lil Banin Juz 2 (16-20)

 Terjemah Kitab Akhlaq Lil Banin Juz 2 (16-20)

 

Judul asal dalam teks Arab: الأﺧﻼﻕ ﻟﻠﺒﻨﻴﻦ الجزء الأول لطلاب المدارس الإسلامية بإندونيسيا
Makna: Pelajaran Budi Pekerti Islam untuk Anak Laki-laki Bagian 2
Penulis: Umar bin Ahmad Baraja

Daftar Isi:

 Akhlaq lil Banin Juz 1


16 Apa kewajibanmu terhadap tetanggamu?

 

1. Para tetanggamu mencintaimu dan mencintai ibu bapakmu, kedua orang tuamu menyuruhmu mencintai mereka dan berbuat baik kepada mereka, karena mereka mempunyai hak yang besar. Hingga dikatakan dalam hadits : “berbuat baiklah kepada tetanggamu maka engkau akan menjadi muslim sejati.” Dalam hadits lain : “ barang siapa beriman kepada allah dan hari akhir hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya.”

Disebutkan pula : “ tetangga itu ada tiga macam, tetangga yang mempunyai satu hak, dua hak dan tiga hak. Tetangga yang mempunyai tiga hak adalah tetangga muslim yang mempunyai ikatan kerabat. Maka ia mempunyai hak sebagai tetangga, hak islam dan hak kerabat. Adapun tetangga yang mempunyai dua hak adalah tetangga muslim. Ia mempunyai hak tetangga dan hak islam. Adapun tetangga yang mempunyai satu hak adalah tetangga musyrik yang hanya mempunyai hak tetangga.”

 

2. Tetangga-tetangga itu saling membantu satu sama lain. Apabila seseorang membutuhkan alat-alat dan barang-barang misalnya, maka ia meminjamnya dari tetangganya. Maka merekapun meminjamnya dengan senang dan gembira. Terkadang ia meminjam uang atau makanan dari mereka. Merekapun bisa meminjam darinya jika membutuhkannya. Apabila seorang pencuri masuk kerumahnya atau terjadi kebakaran di tempat itu, datanglah para tetangganya untuk membantunya menangkap pencuri dan memadamkan api. Begitu pula apabila datang dari perjalanan atau lahir seorang anaknya datanglah para tetangganya kerumahnya untuk ikut bergembira atas kelahiran itu apabila ia sakit, mereka turut bersedih dan datang kerumahnya menanyakan keadaannya. Mereka medo’akannya agar sehat kembali. Bilamana ada yang meninggal di antara keluarganya, mereka datang kerumahnya untuk membantu dan berduka cita serta mengantarkan jenazah orang yang meninggal itu.

 

3. Kau harus bersikap sopan santun terhadap tetanggamu dengan mendahului dalam memberi salam kepada mereka dan tersenyum dihadapan mereka, membantu mereka bila mereka memerlukan bantuanmu dan sangat berhati-hati untuk tidak menganggu mereka. Apabila engkau membeli buah-buahan atau sesuatu lainnya, berilah mereka. Jika engkau tidak melakukannya, maka masukkan kedala rumahmu secara diam-diam dan jangan membuat mereka marah. Jangan menganggu mereka dengan bau masakan dari pancimu kecuali engkau memberi mereka dari makanan itu. Dalam hadits : “ tidaklah beriman denganku barang siapa yang tidur dalam keadaan kenyang, sementara tetangganya lapar disampingnya sedangkan ia mengetahuinya.” Hendaklah engkau berhati-hati agar jangan bertengkar dengan mereka atau bersikap sombong terhadap mereka dengan hartmu atau harta ayahmu, atau mengejek mereka, ataupun mengeraskan suaramu pada waktu mereka tidur, atau melempari rumah-rumah mereka ataupun mengotorinya atau memata-matai mereka dari atas atap, dari lubang dinding atau dari pintu-pintu. Allah SWT berfirman : “janganlah kamu memata-matai” (al-hujarat: 12). Menganggu tetangga adalah dosa besar dalam hadits: “ tidak masuk syurga orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya.”

 

4. Jika engkau terganggu oleh tetangga yang jahat maka bersabarlah atas gangguan mereka. Waspadalah, jangan mngikuti perilaku mereka yang buruk agar engaku selamat dari kejahatan mereka. Jauhilah pergaulan dengan anak-anak mereka agar tidak meniru watak mereka yang buruk, sehingga engkau menjadi jahat seperti mereka.

 

 

 

17 Kisah-kisah nyata kepada tetangga

 

1. Berkata mujahid, “aku sedang berada di tempat Abdullah bin umar. Ketika itu seorang sahayanya sedang menguliti kambing.”kemudian abdullah berkata kepadanya “ hai anak, jika engkau menguliti, mulailah dengan memberi tetangga kita orang yahudi.” Ia ucapkan itu berkali-kali maka aku berkata kepadanya “ berapa kali anda ucapkan itu?” Abdullah menjawa “ rasulullah saw. Selalu mewasiati kami mengenai tetangga hingga kami khawatir beliau menjadikannya mewarisi kami.”

 

2. Seorang laki-laki mengeluh atas banyaknya tikus dirumahnya. Maka dikatakan kepadanya, “ bagaimana seandainya engkau pelihara kucing?” orang itu menjawab, “aku khawatir tikus mendengar suara kucing, lalu lari kerumah para tetangga. Maka akupun tidak menyukai bagi mereka apa yang ku tidak sukai bagi diriku sendiri.”

 

3. Adalah imam abu hanifah ra mempunyai seorang tetangga yang dengki yang menggangunya dan mengunjingnya. Akan tetapi beliau bersabar terhadapnya. Apabila beliau melewatinya dan memberi salam kepadanya, Orang itu tiak membalas salamnya. Maka sebagian orang menengurnya atas ketabahan dan kesabarannya yang sangat terhadap tetangganya. Maka beliau berkata “ sesungguhnya tetangga itu mempunyai hak.”

 

 

 

18 Apa kewajiban terhadap gurumu?

 

Wahai anak yang beradab! sebagaimana ayahmu yang telah memelihara tubuhmu mempeunyai hak besar padamu, maka begitu pula gurumu yang telah memelihara rohaniahmu dan mendidik akhlakmu serta menerangi pikiranmu dan mengajari ilmu yang berguna, ia mempunyai hak yang besar padamu, maka engkau wajib mencintai dan memuliakannya serta memperlakukannya dengan adab-adab ini :

 

1. Hendaklah engkau patuh kepada nasihat-nasihatnya dan tunduk kepada perintah-perintahnya, bukan karena takut hukuman, tetapi menjalankan kewajiban dengan ikhlas dari dalam hatimu. Sebagaimana seorang sakit yang patuh kepada dokter yang berbelas kasih. Maka hendaklah engkau menerima segala yang diberikannya kepadamu dengan pengertian yang baik, ucapan terima kasih dan kegembiraan. Hendaklah engkau bersikap rendah hati terhadapnya dan mencari pahala serta kemuliaan dengan mengabdi kepadanya. Hendaklah engkau menyadari bahwa engkau mendapat pemberian dari gurumu dan tidak dapat membalasnya, betapapun engkau berbuat baik kepadanya. Hendaklah engkau sangat berhati-hati agar tidak menentangnya atau membangkang kepadanya atau bersikap sombong terhadapnya. Dalam hadits : “ mencari muka (pujian) bukanlah termasuk akhlak seorang mukmin, kecuali dalam menuntut ilmu.” Berkata sayyidina ali Kw “aku adalah budak dari orang yang mengajariku satu huruf. Jika ia mau dijualnya dan jika ia mau dibebaskannya dan jika ia mau diperbudaknya.” Adapun kesombongan dan pembangkangan, keduanya menyebabkan manusia tidak mendapat ilmu.

 

Penyair berkata :

Ilmu itu menerangi seorang pemuda

Yang sombong

Seperti banjir membinasakan

Tanah yang tinggi

 

murid yang beradab dan rendah hati, ia mendapat ilmu dan memanfaatkannya. Kebalikannya adalah murid yang kurang ajar dan sombong. Miskipun ia mendapat sedikit ilmu, namun ia tidak bisa memanfaatkannya bagi dirinya dan tidak pula memberi syafaat kepada orang lain. Bahkan ilmu itu membahayakannya dan menambah baginya kesombongan dan akhlak yang buruk.

 

2. Diantara nasihat-nasihat guru : hendaklah engkau berniat untuk menuntut imu demi mendapat ridha allah dan negri akhirat, menghidupkan agama dan memberi manfaat bagi kaum muslim serta bersyukur atas nikmat akal dan kesehatan badan. Janganlah engkau bermaksud mencari pujian dan kedudukan di antara orang banyak atau mengumpulkan kesenangan duniawi.

 

Diantara nasihat-nasihatnya ialah hendaklah engkau berjuang dengan keras dalam mencari ilmu. Maka hafalkanlah semua pelajaranmu dan hendaklah mempelajarinya dirumah. Janganlah menyia-nyiakan waktumu dengan percuma, karena ia lebih mahal daripada permata yang berharga. Apabila luput, maka ia tidak pernah kembali. Hendaklah engkau perhatikan kebersihan buku-buku dan alat-alatmu serta pengaturannya pada tempatnya hendaklah engaku selalu hadir setiap hari pada waktu yang telah ditentukan dan jangan terlambat,, kecuali dengan alasan yang benar. Hendaklah engkau mendengarkan pelajaran-pelajaran yang diberikannya dengan penuh perhatian hingga engkau memahaminya dengan cepat dan tidak memayahkan gurumu dengan banyak mengulang. Maka kerjakanlah nasihat-nasihat yang berguna itu.

 

3. Termasuk sopan santun terhadap guru adalah engkau berdiri menyambutnya jika engkau duduk demi menghormati dan mengagungkannya. Janganlah duduk hingga ia mengizinkan engkau duduk. Kemudian engkau duduk didepannya dengan sopan dan jangan mendahuluinya berbicara atau memutus pembicaraannya atau menyuruh dan melarang seorang didepannya. Jika engkau tidak mengerti suatu masalah, maka hendaknya engkau ajukan pertanyaan kepadanya dengan lembut dan penghormatan. Yaitu engkau angkat jarimu lebih dulu dan jangan berbicara hingga ia mengizinkanmu bicara. Apabila ia bertanya kepadamu tentang sesuatu, maka hendaklah engkau bangkit berdiri dan menjawab pertanyaannya dengan baik. Janganlah mendahuluinya menjawab, jika ia mengajukan pertanyaan kepada orang lain.

 

4. Hendaklah engkau memberi salam kepadanya dan menjabat tangannya setiap hari disekolah dan menghadapinya dengan wajah tersenyum. Engkau lakukan itu pula jika menjumpainya dijalan dan menjenguknya dirumahnya, terutama pada waktu hari raya atau jika ia sakit. Engkau tanyakan kepadanya tentang kesehatannya dan hendaklah mendakan kesembuhannya. Engkau bantu dia dalam memnuhi kebutuhannya dan bermusyawarahlah dengannya dalam urusan-urusanmu serta mengerjakan apa yang diperintahnya janganlah memanggilnya dengan namanya tetapi dengan kata guru. Janan berjalan didepannya atau membelakanginya dengan punggungmu. Janganlah duduk ditempatnya atau mengambil bukunya tanpa izinya. Janganlah banyak bicara kepadanya dan jangan menyebarkan rahasianya. Janganlah menggujingkan seseorang dihadapannya. Janganlah berkata kepadanya, “si fulan mengata: kebalikan dari perkataannya.”

 

5. Janganlah malu menegaskan yang sebenarnya jika ia bertanya kepadamu tentang pengertian suatu masalah yang mana engkau tidak memahaminya agar supaya engkau tidak berdosa karena berdusta dan agar bisa memahami masalah itu. Janganlah engkau marah jika ia menegurmu, tetapi hendaklah engkau diam dan gembira atas hal itu karena, ia tidak menegurmu kecuali karena cinta kepadamu agar engkau menunaikan kewajibanmu. Kelak engkau akan berterima kasih atas teguran itu bila engkau sudah besar termasuk kesalahan besar adalah bila engkau menyangka bahwa gurumu membencimu karena ia menegurmu. Tidaklah berburuk sangka kepada gurunya kecuali murid yang kurang ajar dan tidak berilmu.

 

6. Termasuk kesetiaan kepada gurumu adalah engkau tidak melupakan kebaikannya sepanjang hidupmu, walaupun engkau telah keluar dari sekolah atau gurumu telah berhenti dari sana atau bepergian kenegri lain misalnya. Maka hendaklah engkau hubungi ia dengan surar menyurat trutama pada pristiwa-pristiwa menentu. Begitu pula jika ia berpindah kealam kekal, hendaklah engkau mendoakannya agar mendapat rahmat dan ampunan serta bersedekah untuknya.

 

 

 

 

19 Kisah-kisah nyata

 

1. Imam asy-syafii adalah seorang yang sangat beradab dihadapan gurunya yaitu imam malik, semoga allah merahmati keduanya. Beliau berkata, “aku membuka kertas dihadapan imam malik denga perlahan-lahan karena aku segan kepadanya supaya beliu tidak mendengar bunyinya.”

 

2. Ar-rabi’ bin sulaiman adalah seorang yang sangat mengagungkan gurunya yaitu imam as-syafii. Ia berkata, “demi allah aku tidak berani minum air sementara imam as-syafii melihat kepadaku, karena aku segan kepadanya.” Gurunya sangat mencintainya dan berkata kepadanya, “ hai rabi’, seandainya aku mampu memberimu makanan ilmu, tentulah aku memberikannya kepadamu.”

 

3. Harun ar-rasyid menyerahkan kedua anaknya, yaitu al-amin dan al-makmun pada seorang guru yang sangat pandai bernama al-kisa’iy. Pada suatu hari sang guru berdiri untuk keluar dari tempat mereka. Maka kedua anak itu berlomba-lomba untuk mengambilkan kedua sandalnya dan saling bergegas untuk memberikannya kepada guru mereka kemudian keduanya bersepakat untuk memberikan sandal itu, masing-masing sebuah sandal. Ar-rasid mendengar hal itu, lalu menyuruhnya datang. Kemudian ia berkata kepadanya, “siapa orang yang paling mulia?” al kisaaiy menjawab “ amirul mukminin” ar-rasid berkata, “ tidak, orang yang paling mulia adalah orang yang anak-anak amirul mukminin berlomba untuk mengambilkan sandalnya.” Sang guru risi dan kurang tak enak dan mengira (tak enak) ia bersalah serta ingin melarang mereka melakukannya sekali lagi. Maka ar-rasid berkata “ adaikata anda melarang mereka, tentu aku akan menegurmu dengan keras. Kedua anak itu tidak melakukan sesuatu yang menjatuhkan derajat mereka. Bahkan hal itu menambah kemuliaan mereka. Aku telah memberi imbalan kepada mereka 20 ribu dinar atas sopan santun mereka, dan bagimu 10 ribu dirham atas pendidikanmu yang baik terhadap mereka.”

 

4. Diceritakan bahwa harun ar-rasid mengirim salah seorang putranya kepada al ashamaiy agar ia mengajarinya ilmu dan adab. Pada suatu hari ia melihatnya berwuduk dan mencuci kakinya sementara putra khalifah menuangkan air di atas kakinya maka ia menegur al-ashamiy atas hal itu dengan perkataan, “ sesungguhnya aku mengirimnya kepadamu agar supaya engkau mengajari dan mendidiknya. Mengapa anda tidak menyuruhnya menuangkan air dengan tangannya yang satu dan mencuci kakimu dengan tangannya yang lain?”

 

 

 

20 Apa kewajibanmu terhadap teman-temanmu?

 

Engkau wajib memperhatikan sopan santun persahabatan terhadap murid-murid yang belajar bersamamu disekolah yang sama, terutama murid-murid sekelasmu, karena ikatan pengajaran yang menyatukan antara kamu dan mereka. Maka mereka mempunyai hak-hak yang melebihi hak-hak orang lain diantara teman-temanmu yang lain. Maka laksanakanlah sopan santun yang berikut ini :

 

1. Hendaklah engkau hormati mereka yang lebih tua darimu dan sayangi mereka yang lebih muda darimu. Engkau bekerja sama dengan mereka dalam memelihara peraturan dan ketenangan serta waktu belajar atau pada waktu istirahat dan untuk menyenangkan guru-guru sedapat mungkin. Hal itu dilakukan dengan menunaikan kewajiban-kewajiban seperti menghafal pelajaran dan giat dalam menuntut ilmu, menyediakan kitab-kitab buku tulis serta alat-alat belajar dan memelihara keselamatan dari kerusakan dan kebersihan dari kotoran, serta hadir dengan teratur setiap hari sekolah sebelum waktu pelajaran. Hendaklah engkau atau salah seorang temanmu bisa menggantikan guru yang tidak hadir bilamana hal itu memungkinkan, agar supaya pelajarannya tidak berhenti dan tidak terjadi kekacauan didalam kelas. Tentu saja gurumu sangat gembira karena engkau memelihara peraturan.

 

2. Termasuk sopan santun pula adalah bila engkau menyukai kebaikan bagi teman-temanmu sebagaimana engkau menyukai bagi dirimu. Sebagaimana dalam hadits : “ tidaklah seorang dari kamu beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” Hendaklah engkau berlapang dada denngan mereka dalam semua urusan dan memperlakukan mereka dengan ramah dan senyum. Engkau bantu mereka memperoleh kebutuhan mereka dan hindari hal-hal yang dapat menimbulkan pertengkaran dan kebencian. Maka jangan kikir terhadap mereka apabila mereka meminjam sesuatu darimu. Jangan pula bersikap sombong terhadap mereka atau mendengki mereka atau berdusta terhadap mereka ataupun mengadu domba di antara mereka. Jangan menyempitkan mereka di tempat-tempat duduk mereka atau merusak alat-alat tempat duduk mereka atau menyembunyikan sebagiannya atau berburuk sangka kepada mereka ataupun mendebat mereka tanpa sopan santun atau sering bergurau dengan mereka bukan pada waktunya. Karena hal itu menyebabkan permusuhan dan kedengkian.

 

3. Hendaklah engkau doakan mereka pada waktu mereka tidak hadir. Dalam hadits : “ doa seorang muslim bagi saudaranya yang tidak hadir adalah mustajab. Di dekat kepalanya berada malaikat yang bertugas. Setiap kali ia mendoakan kebaikan bagi saudaranya , barkatalah malaikat yang ditugasi itu: amin, bagimu seperti itu:”. Hendaklah engkau menerima maaf mereka, apabila mereka minta maaf kepadamuatas kesalahan mereka. Dan mendamaikan mereka bilamana terjadi perselisihan di antara mereka. Allah SWT berfirman : “ sesungguhnya orang-orang mukmin bersaudara, maka itu damaikalah antara kedua saudaramu” (al hujarat: 10). Hendaklah engkau berlomba dengan teman-temanmu untuk menghafal pelajaran dan memahami masalah-masalah demi mengamalkan firman allah SWT : “ dan untuk yang demimikian hendaknya orang berlomba-lomba” ( al muthaffifiin : 26). Hendaklah engkau membantu orang-orang yang lemah dari mereka untuk belajar dan tidak membanggakan diri terhadap mereka, karena hafal pelajaran dan cepat mengerti. Hendaklah engkau mengadakan pembahasan ilmiah pada waktu luang (senggang), karena hal itu mengembirakan hati gurumu. Termasuk sopan santun pula adalah bila ada kerumitan pada salah seorang temanmu tentang suatu maslah, lalu ia bertanya kepada guru tentang hal itu, maka janganlah engkau marah kepadanya atau mengejeknya, tetapi engkau engarkan jawaban guru agar bertambah pengertianmu tentang masalah itu dan temanmu gembira terhadapmu.

 

4. Apabila engkau laksanakan sopan santun ini terhadap teman-temanmu, maka tidaklah diragukan bahwa mereka akan menghormati dan mencintaimu serta berusaha membelamu dan menghindarkan bahaya darimu serta mengaggapmu benar-benar teman yang setia bagi mereka. Mereka senang berteman denganmu dan engkaupun senang berteman dengan mereka. Sebaliknya apabila engkau tingalkan sopan santun ini, maka mereka menjadi musuhmu dan tidak suka berjumpa denganmu. Maka engkaupun menjadi sendirian dan kesepian seperti burung yang patah sayapnya.

 

5. Wahai murid yang beradab ! apabila engkau mendapati seorang murid yang naka di antara teman-temanmu, suka membangkang terhadap guru-gurunya dan tidak menunaikan kewajibanya, maka hendaklah engkau menjauhi dari berteman dengannya agar tabiatnya yang jahat tidak menular kepadamu. Benarlah ketika penyair berkata :

Sesungguhnya tabiat itu mencuri tabiat

Dan barang siapa menemani orang jahat, ia

Pun tertular

 

6. Apabila engkau berhenti dari sekolah, maka termasuk hak persahabatan adalah jangan melupakan teman-temanmu, tetapi engkau pelihara masa-masa persahabatan dan hari-hari menjadi murid. Engkau khususkan mereka diantara para sahabatmu yang lain dengan penghormatan dan kebaikan yang melebihi lainnya. Demikianlah kesetiaan di antara sesame saudara

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama