Terjemah Kitab Akhlaq Lil Banin Juz 2 (11-15)
Judul asal dalam teks Arab: الأﺧﻼﻕ ï»Ÿï» ïº’ï»¨ï»´ï»¦ الجزء الأول لطلاب المدارس الإسلامية بإندونيسيا
Makna: Pelajaran Budi Pekerti Islam untuk Anak Laki-laki Bagian 2
Penulis: Umar bin Ahmad Baraja
Daftar Isi:
- Kata sambutan
- Akhlak
- Kewajiban Anak Terhadap Allah Ta’ala
- Murid Yang Dicintai
- Kewajiban Anak Terhadap Nabinya Saw
- Sekelumit Dari Akhlak Nabi Saw (1)
- Sekelumit Dari Akhlak Nabi Saw (2)
- Mencintai Kedua Orang Tua
- Apa Kewajibanmu Terhadap Ibu Bapakmu?
- Kisah-kisah Nyata Ketaatan Anak pada Orang Tua
- Apa kewajibanmu terhadap Saudara-saudaramu laki-laki Dan perempuan?
- Persatuan menimbulkan kekuatan
- Apa kewajiabanmu terhadap Para kerabatmu?
- Abu Talhah al-Anshary dan para Kerabatnya
- Apa kewajibanmu terhadap pelayanmu?
- Demikian cara memaafkan pelayan
- Apa kewajibanmu terhadap tetanggamu?
- Kisah-kisah nyata antara Tetangga
- Apa kewajiban terhadap gurumu?
- Kisah-kisah nyata antara Murid dan Guru
- Apa kewajibanmu Terhadap teman-temanmu?
11 Persatuan menimbulkan kekuatan
Di ceritakan bahwa seorang laki-laki
mempunyai banyak anak. Ketika hamper datang ajalnya, ia memanggil mereka dan
memberi kepada masing-masing seikat tombak dan menyuruh mereka mematahkannya.
Merekapun berusaha mematahkannya sekuat tenaga, namun mereka tidak mampu.
Kemudian orang itu melepaskan ikatan tombak dan memberi masing-masing mereka
sebatang tombak. Maka mereka mematahkan dengan mudah. Kemudian ia berkata
kepada mereka “ perumpamaan kalian adalah seperti ikatan, jika kalian bersatu
dan berkumpul , maka musuhmu tidak mampu mengalahkanmu seperti ikatan tombak
yang telah dilepas dan dapat kalian patahkan tanpa susah payah” kemudian ia
melagukan syair :
Bersatulah hai anak-anakku pada waktu
Musibah menimpa ***
Dan jangan berpecah belah sendiri-sendiri
Tombak-tombak itu tidak bisa patah jika
*** Dikumpulkan jadi satu
Apabila dipisah-pisah, dapatlah di
patahkan *** Satu demi satu
12 Apa kewajibanmu terhadap Para
kerabatmu?
1. Sesungguhnya orang terdekat setelah
ibu bapakmu dan saudara-saudaramu adalah para kerabatmu seperti :
saudara-saudara ayahmu yang laki-laki dan perempuan, saudara-saudara ibumu yang
laki-laki dan perempuan, anak-anak mereka dan anak dari saudara-saudaramu
laki-laki dan perempuan. Dalam hadits : “bibi (saudara perempuan ibu) itu
sederajat dengan ibu. Paman (saudara laki-laki ayah) seseorang adalah sederajat
dengan ayahnya. Putra saudara perempuan dari suatu kaum adalah termasuk
golongan mereka.” Para kerabatmu mencintaimu dan mencintai ibu bapakmu. Maka
apakah yang harus engkau lakukan terhadap mereka?
2. Engkau harus memperlakukan mereka
seperti memperlakukan saudara-saudaramu. Maka hormatilah orang-orang tua
diantara mereka dan hendaklah menyayangi anak kecil mereka. Engkau bantu mereka
dalam pekerjaan mereka dan hendaklah menolong yang membutuhkan di antara mereka
serta mengujungi mereka dalam dalam waktu-waktu tertentu, khususnya hari-hari
raya, hari-hari gembira dan waktu-waktu musibah dan kesedihan. Apabila
kerabatmu sakit, segeralah pergi kerumahnya untuk menjeguknya dan mendoakan
bagi kesehatannya. Apabila ia berpulang ke rahmat allah, maka segeralah
berta’ziah ( menyatakan bela sungkawa/duka cita) kepada anak-anak dan
keluarganya serta membantu mereka. Janganlah engkau sampai ketinggalan dalam
menghadiri shalat atas kerabatmu yang meninggal dan mengantarkan janazahnya.
Dengan itu para kerabatmu gembira, karena engkau gembira bila mereka gembira
dan bersedih bila mereka bersedih. Mereka mengetahui bahwa engkau seorang anak
terdidik yang menunaikan kewajiban terhadap para kerabat.
3. Bersatulah dengan para kerabatmu dan
jauhilah segala sesuatu yang menyebabkan pemutus hubungan atau pertengkaran
dengan mereka. Jangan mendengarkan pembicaraan pengadu domba dan maafkanlah
mereka jika mereka bersalah kepadamu. Jangan mendendam kepada mereka karena
kesalahan mereka dan jangan pula mendengki atas kenikmatan yang diberikan allah
kepada mereka. Apabila engkau menjalankan adab-adab ini maka tentulah engkau
hidup bersama kerabatmu dengan rukun dan damai, aman, dan senang. Kebahagiaan
manusia tergantung pada kebahagiaan keluarga. Mereka seperti sayap bagi burung.
Penyair berkata :
Ketahuilah wahai putra paman,
Manusia adalah sayap
Bisakah burung elang terbang tanpa sayap?
4. Allah telah memerintahkan agar berbuat
baik kepada para kerabat dan mangaitkan mereka dengan ibu bapak. Allah SWT
berfirman : “dan sembahlah allah dan jangan mempersekutukan sesuatu dangan-Nya
dan berbuat baiklah kepada ibu bapak serta anak kerabat” (an-nisa’ : 36). Dalam
hadits “barang siapa beriman dengan allah dan hari akhir hendaklah ia
menyambung hubungan kekeluargaan.” Orang yang berbuat baik kepada para
kerabatnya, maka allah melapangkan rizkinya dan memanjangkan umurnya. Dalam
hadits “ berhubungan baik dengan kerabat, memperbanyak harta, dan silaturrahmi,
menambah umur dan allah mengampuni dosa-dosanya.” Datang kepada Nabi SAW
seorang laki-laki lalu ia berkata “ sesungguhnya aku berdosa besar, apakah aku
bisa bertaubat?” Nabi SAW bersabda : “ apakaha engkau mempunyai seorang ibu ?
orang itu menjawab “tidak.” Nabi SAW bersabda lagi “ apakah engkau memunyai
seorang bibi?” orang itu menjawab “ya” Nabi SAW bersabda “ berbaktilah
kepadanya.” Adapun orang yang berbuat burut kepada para kerabatnya dan
mengganggu mereka, maka akibatnya kebalikan dari itu. Ia terhalang untuk masuk
syurga. Dalam hadits : “ tidak masuk syurga orang yang memutuskan hubungan
kekeluargaan.” allah menyegerakan hukuman baginya didunia dalam hadits : “tiada
dosa yang lebi pantas untuk disegerakan allah hukuman bagi pelakunya didunia di
samping hukuman yang disimpan allah baginya diakhirat dari pada kezhaliman dan
pemutusan ubungan kekeuargaan.”
5. Jika kerabatmu berbuat jahat kepadamu
misalnya, maka sabarlah. Balaslah kejahatan dengan kebaikan. Dalam hadits : “
seorang laki-laki berkata, “ya rasulullah, aku mempunyai kerabat yang aku
hubungi sedangkan mereka memutuskan hubungan denganku. Aku berbuat baik kepada
mereka sedangkan mereka berbuat jahat kepadaku. Aku berbuat sabar kepada
mereka, tetapi mereka tidak menghiraukan aku. “ maka Nabi SAW berkata “ jika
benar seperti yang engkau ceritakan, maka seakan-akan engkau memberikan mereka
makanan abu panas. Dan allah tetap menolongmu terhadap mereka selama engkau
dalam keadaan demikian.”
13 Abu Talhah al-Anshary dan para kerabatnya
Disebutkan dalam hadis sahih bahwa abu
thalhah al anshary ra. Adalah seorang anshar yang paling banyak hartanya yaitu
berupa pohon kurma di madinah. Hartayang paling di cintainya adalah biruha
(sebidang kebu kurma) dan menghadap masjid. Adalah rasulullah saw. Memasukinya
dan minum dari air yang segar tatkala turun ayat: “kamu sekali-kali tidak
sampai kepada kebaktian yang sempurna sebelum kamu menapkahkan sebagian harta
yang kamu cintai” (ali imran: 92). Datang abu thalhah kepada rasulullah saw.
Lalu berkata, “ya rasulullah, allah taala telah menurunkan kepadamu: “kamu
sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaktian (yang sempurna) sebelum kamu
menapkahkan sebagian harta yan kamu cintai” dan sesungguhnya harta yang paling
aku cintai adalah biruha’ dan ia adalah sedekah karna allah taala yang aku
harapkan sebagai kebaktian dan simpanan disisi allah taala. Maka pergunakanlah
ya rasululah, sesuai yang ditunjukan allah kepadamu. “maka rasulullah saw.
Berkata bagus, itulah harta yang beruntung. Aku telah mendengar apa yang engkau
katakan. Aku berpendapat agar engkau membagikannya bagi para kerabat” maka abu
thalhah berkata “aku lakukan ya rasulullah” kemudian au thalhah membagikannya
kepada para kerabatnya dan putra putra pamannya.
Cerita lain
Disaat para sahabat ra duduk didekat Nabi
SAW tiba-tiba beliau bersabda, “janganlah duduk bersama kami seseorang yang
memutus hubungan kekeluargaan.” Kemudian seoran pemuda berdiri dari majlis itu
dan mendatangi bibinya. Sebelumnya kedua orang itu berselisih. Maka iapun
meminta maaf kepadanya, kemudian kembali ke majlis. Maka rasulullah saw
bersabda “ sesunguhnya rahmat itu tidak turun kepada kaum dimana terdapat
seorang pemutus hubungan kekeluargaan.”
14 Apa kewajibanmu terhadap pelayanmu?
1. Engkau wajib memperlakukan pelayanmu
secara baik dengan berbicara kepadanya dengan lemah lembut apabila engkau
menginginkan sesuatu darinya. Dan janganlah engkau menyakitinya dengan
kata-kata kasar dan jangan pula membentaknya atau bersiakp sombong terhadapnya.
Hendaklah engkau menunjukkan kesalahannya jika ia bersalah dengan lemah lembut
dan lunak, kemudian memaafkannya. Seorang laki-laki bertanya kepada rasulullah
saw “berapa kali kita memberi maaf kepada pelayan ya rasulullah ?” beliau
menjawab “ maafkanlah dia setiap hari 70 kali.”
2. Apabila engkau memanggil pelayanmu
sedangkan ia tidak segera menjawabmu, engkau menyuruhnya melakukan sesuatu,
lalu ia berlambat-lambat, maka jangan terburu-buru mnegurnya, mungkin saja ia
tidak mendengar suaramu atau sibuk. Hendaklah engkau suka memaafkan dan
bersabar atas kesalahan-kesalahannya yang dilakukan para pelayan, karena mereka
biasanya tidak terdidik.apabila mereka melayanimu dengan baik, maka jangan lupa
berterima kasih kepada mereka atas kebaikan mereka dan memberi mereka imbalan atas
hal itu. Allah SWT berfirman “ tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan”
(ar-rahman: 60).
3. Janganlah menunjukkan kepada pelayan
rahasia-rahasia ayahmu agar tidak ada keinginan padanya untuk mencuri dan
jangan mengandalkannya dalam setiap keadaan. Hendaklah engkau berhati-hati
terhadapnya. Jangan duduk bersamanya untuk bergurau dan berbicara yang tak
berguna agar engkau tidak mengkuti tabiatnya dan tidak jatuh derajatmu
disisinya, dan agar ia tidak berani terhadapmu serta tidak berkurang adabnya terhadap
dirimu. Janganlah menganiaya pelayan dengan membebaninya pekerjaan yang
melebihi tenaganya atau tidak memberikan upahnya atau menunda-nundanya atau
mengurangi upah yang berhak diperolehnya. Dalam hadits : “ menzhalimi (berbuat
aniaya) pelayan mengenai upahnya termasuk dosa besar.” Janganlah memukulnya
tanpa hak. Dalam hadits : “ barang siapa memukul dengan cambuk secara aniaya,
ia akan dibalas atas perbuatan itu pada hari kiamat.”
15 Demikian cara memaafkan pelayan
1. Adalah rasulullah saw tidak pernah
membentak seorang pelayanpun. Sahabat anas ra berkata “aku melayani Nabi SAW.
Selama 10 tahun namun beliau tidak pernah mengatakan kepadaku, “off” (cih)”
sama sekali. Dan beliau tidak pernah berkata atas segala sesuatu yang aku
lakukan : kanapa engkau lakukan itu? Dan tidaklah beliau berkata atas segala
sesuatu yang aku tinggalkan : “kanapa engkau meninggalkannya?” tidaklah
istri-istrinya mencela aku, melainkan beliau berkata biarakan dia. Sesungguhnya
hal ini terjadi karena telah ditetapkan oleh takdir allah.”
2. Diceritakan bahwa imam ali kw,
memanggil seorang sahayanya, namun ya tidak menjawabnya. Maka imam ali
memanggilnya untuk kedua dan ketiga kalinya namun ia tidak menjawabnya.
Kemudian beliau mendatanginya. Dilihatnya sahaya itu sedang berbaring. Maka
imam ali berkata, “hai anak’ tidaklah engkau mendengar?” anak itu menjawab : “
ya” imam ali berkata : “mengapa engkau tidak menjawab aku, ketika aku
memanggimu?” anak itu menjawab “ karena aku merasa aman dari hukumanmu. Maka
akupun bermalas-malasan.” Maka imam ali berkata, “pergilah, engkau bebas
merdeka demi allah.”
3. Diceritakan dari Qais Bin Asim bahwa
disaat ia sedang duduk pada suatu hari dirumahnya tiba-tiba datang kepadanya
seorang sahaya perempuan membawa alat pemanggang danging yang ada dagingnya.
Tiba-tiba alat itu terjatuh dari tangannya hingga menimpa seorang anaknya, lalu
meninggal dunia. Sahaya itu terkejut. Kemudian qais berkata kepadanya “tidak
perlu engkau merasa takut.” Qais memaafkannya dan membebaskannya karena allah
ta’ala