Ringkasan Kitab Minhajul Muslim Karya Syekh Abu Bakar Jabir Al Jazairy
(الباب الثانى فى الآداب من كتاب منهاج المسلم)
Bab 1; Aqidah, terdiri dari Tujuh Belas Pasal
Bab 2;Adab, terdiri dari Empat Belas Pasal
Bab 3; Akhlak, terdiri dari Dua Pasal
Bab 4;Ibadah, terdiri dari Empat belas Pasal
Bab 5;Mu’amalah, terdiri dari Tiga Belas Pasal
BAB II: ADAB
Pembahasan Pertama: Adab Niat
Niat itu memiliki kedudukan penting
dalam kehidupan seorang muslim, baik yang berkaitan dengan dunia maupun
akhirat. Setiap amalan yang diniatkan untuk kebaikan, maka ia akan mendapatkan
ganjaran tersendiri dari Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda:
“Amalan itu tergantung niat, dan
setiap orang itu tergantung niatnya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
Bahkan dengan niat baik saja;
walaupun Anda belum sempat mengerjakannya, Anda sudah dijanjikan pahala oleh
Rasulullah Saw dalam hadits lainnya:
“Barangsiapa yang ingin melakukan
kebaikan dan belum mengerjakannya, maka ditetapkan baginya kebaikan.”
[Diriwayatkan oleh Imam Ahmad]
Sebaliknya, jikalau Anda memiliki
niat yang buruk, maka perbuatan baik yang seharusnya mendapatkan pahala, justru
akan berubah menjadi dosa. Misalnya, Anda membantu orang lain dengan niat
merendahkannya. Bantuan yang Anda berikan adalah sebuah kebaikan, namun niatnya
tidak benar, sehingga Anda layak mendapatkan dosa.
Satu hal yang harus Anda perhatikan
baik-baik, bahwa tempat niat itu adalah di dalam hati. Jadi, Anda tidak perlu
melafalkannya; sebagaimana dilakukan oleh sebahagian besar kaum muslimin.
Pembahasan Kedua: Adab Bersama Allah Swt
Banyak sudah nikmat Allah Swt yang
Anda rasakan, mulai dari nikmat kesehatan, harta, pandangan, penglihatan dan
sebagainya. Jikalau dihitung dengan jari, maka Anda tidak akan pernah mampu
melakukannya. Oleh karena itu, tugas Anda adalah mensyukurinya dan memamfaatnya
sebaik-baiknya di jalan kebenaran. Jikalau Anda mengkufurinya, maka Anda sama
sekali tidak beradab terhadap-Nya. Artinya, siap-siaplah menanti azab-Nya.
Dalam Al-Quran Al-Karim dijelaskan:
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku
niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah
kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” [Al-Baqarah: 152]
Ada beberapa hal lainnya yang harus
Anda perhatikan dalam hal adab ini:
a-Anda harus merasakan ke-Maha
Tahuan-Nya terhadap segala sesuatu, sehingga hati Anda dipenuhi rasa takut dan
pengagungan terhadap-Nya. Apapun yang Anda lakukan, baik secara terang-terangan
maupun secara sembunyi-sembunyi, pasti diketahui-Nya.
Allah Swt berfirman:
“Dan Allah mengetahui apa yang kamu
rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan.” [An-Nahl: 19]
b-Berlarilah menuju Allah Swt dalam
setiap ketentuan-Nya yang Anda hadapi. Jikalau Anda tertimpa bencana, maka itu
adalah ketentuan-Nya. Jikalau Anda mendapatkan nikmat, maka itu adalah
ketentuan-Nya. Tidak ada tempat Anda mengadu, kecuali kepada-Nya. Tidak beradab
jikalau Anda berlari kepada selain-Nya. Dalam Al-Quran Al-Karim dijelaskan:
“Maka segeralah kembali kepada
(mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari
Allah untukmu.” [Adz-Dzariyat: 50]
c-Ketika Anda meperhatikan ke-Maha
Lemah Lembutan-Nya, maka hal itu akan membuat Anda tunduk di hadapan-Nya,
berdoa dan mengharapkan karunia-Nya. Jikalau Anda putus asa, maka Anda tidak
beradab terhadap-Nya, karena rahmat-Nya melingkupi segala sesuatu. Dalam
Al-Quran Al-Karim ditegaskan:
“Allah Maha lembut terhadap
hamba-hamba-Nya.” [Asy-Syura: 19]
d-Ketika Anda memperhatikan
kekuatan-Nya, besar azab-Nya dan kehebatan-Nya, maka tidak selayaknya Anda
bermaksiat kepada-Nya, karena itu bukanlah sebuah adab yang layak untuk-Nya.
Dalam Al-Quran Al-Karim dijelaskan:
“Sesungguhnya azab Tuhanmu
benar-benar keras.” [Al-Buruj: 12]
e-Hendaklah Anda selalu berbaik
sangka kepada Allah Swt, dan jangan pernah sedikitpun berburuk sangka
kepada-Nya. Dalam Al-Quran Al-Karim dijelaskan:
“Kamu mengira bahwa Allah tidak
mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. Dan yang demikian itu adalah
prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Tuhanmu, Dia telah membinasakan kamu,
maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” [Fusshilat: 22-23]
Intinya, tidak selayaknya Anda
bermaksiat kepada Allah Swt dalam segala tindakan yang Anda lakukan. Adab utama
bersama Allah Swt adalah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Pembahasan Ketiga: Adab Bersama Kalamullah
Al-Quran adalah kumpulan Kalamullah
yang berisi syariat Allah Swt terhadap para hamba-Nya. Karena ia berasal dari
Zat yang Maha Suci, maka selayaknya Anda menjaga adab bersamanya, di antaranya:
1)Membacanya dalam keadaan sempurna.
Berwudhulah terlebih dahulu, menghadap kiblat, kemudian duduk dengan penuh
penghormatan.
2)Bacalah dengan tartil (baik), dan
janganlah Anda mengkhatamkannya lebih cepat dari tiga hari. Rasulullah Saw
bersabda:
“Barangsiapa yang membaca Al-Quran
kurang dari tiga hari, maka ia tidak memahaminya.” [Diriwayatkan oleh Imam
Ahmad]
3)Menghadirkan kekhusyuan hati
ketika membacanya. Menangislah jikalau Anda mampu. Jikalau tidak, maka
berpura-pura menangislah.
4)Perbaguslah suara Anda, karena
Rasulullah Saw bersabda, “Hiasilah Al-Quran dengan suara kalian.” [Diriwayatkan
oleh Imam Ahmad]
5)Jikalau Anda takut mengganggu
orang yang ada dalam Mesjid, atau khawatir akan menyebabkan riya, maka
hendaklah Anda membaca Al-Quran dengan sirr (suara halus).
6)Hendaklah Anda membacanya dengan
penuh tafakkur dan tadabbur, agar Anda bisa memahami makna-makna yang
terkandung di dalamnya.
7)Ketika Anda membaca, maka
hendaklah dengan penuh konsentrasi. Jangan sampai lalai dan disibukkan oleh
urusan dunia.
8)Sebagai orang yang rajin membaca
Al-Quran, maka selayaknya Anda berkarakter dengans sifat-sifat Ahli Al-Quran.
Abdullah bin Mas’ud mengatakan:
“Selayaknya orang yang membaca
Al-Quran dikenal dengan malamnya ketika orang-orang tertidur, dengan siang
harinya ketika orang-orang tidak berpuasa, dengan tangisannya ketika
orang-orang tertawa, dengan wara’nya ketika orang-orang bercampur-baur, dengan
diamnya ketika orang-orang larut dalam pembicaraan, dengan khusyu’nya ketika
orang-orang berkhianat, dan dengan kesedihannya ketika orang-orang bergembira.”
Pembahasan Keempat: Adab Bersama Rasulullah Saw
Ada beberapa sebab yang mengharuskan
Anda menjaga azab terhadap Rasulullah Saw:
a)Allah Swt mewajibkan kaum muslimin
menjaga adabnya terhadap Rasulullah Saw dalam berbagai ayat-Nya, di antaranya:
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” [Al-Hujarat: 1]
b)Allah Swt mewajibkan para
hamba-Nya untuk menaati Rasulullah Saw dan wajib mencintainya dalam berbagai
ayat-Nya, seperti:
“Hai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala)
amal-amalmu.” [Muhammad: 33]
Artinya, jikalau menaatinya adalah
suatu yang wajib, maka menjaga adab dengannya pun hukumnya wajib.
c)Allah Swt telah menjadikan
Rasulullah Saw sebagai hakim di antara manusia. Ini bisa Anda dapatkan dalam
berbagai ayat-Nya, di antaranya:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan
kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia
dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu.” [An-Nisa: 105]
Menjaga adab dengan hakim dan
pemimpin adalah sebuah kewajiban dalam syariat Islam yang tidak bisa ditawar
lagi.
d)Rasulullah Sawt telah menegaskan
kewajiban mencintainya dalam sabdanya, “Demi jiwaku yang berada dalam
genggamannya, salah seorang di antara kalian tidak beriman sampai saya
dicintainya dari anaknya, bapaknya dan seluruh manusia.” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhari]
Artinya, seseorang wajib dicintai,
maka wajib juga dijaga adab bersamanya.
e)Rasulullah Saw itu memiliki
kesempurnaan bentuk dan akhlak, sehingga harus diteladani oleh umatnya. Orang
seperti tentu wajib juga dihormati dan dijaga adab bersamanya.
Sekarang pertanyaannya, apa saja
bentuk-bentuk adab kepada Rasulullah Saw?
Disini ada beberapa point yang bisa
Anda jalankan dalam kehidupan sehari-hari:
a)Menaatinya dan mengikuti
sunnahnya.
b)Janganlah Anda mendahulukan rasa
cinta kepada anak, bapak, istri dan manusia lainnya dari dirinya.
c)Anda harus memberikan loyalitas
kepada orang yang mendapatkan loyalitas dari Rasulullah Saw, dan Anda harus
menentang orang yang ditentangnya.
d)Ketika Anda mendengar namanya,
maka Anda harus menghormatinya dan memanjatkan shalawat-salam untuknya.
e)Anda harus membenarkan semua yang
dikabarkannya, baik yang terjadi di masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan
datang.
f)Ketika Anda berada di kuburnya
atau di Mesjidnya, maka rendahkanlah suara Anda demi menghormatinya dan menjaga
adab terhadapnya.
g)Mencintai orang-orang shaleh
karena mereka mencintainya, dan membenci orang-orang kufur dan fasik karena
mereka mengingkarinya.
Pembahasan Kelima: Adab Terhadap Diri Sendiri
Seorang muslim harus meyakini, bahwa
kebahagiaannya di dunia dan akhirat tergantung kebersihan jiwanya dan kesucian
hatinya. Jikalau ia rajin membersihkannya, maka ia akan termasuk golongan yang
selamat. Sebaliknya, jikalau ia malasa melakukannya, maka ia akan menjalani
kehidupan sengsara di akhirat kelak. Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya beruntunglah orang
yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”
[Asy-Syams: 9-10]
Rasulullah Saw bersabda:
“Semua kalian akan masuk surga
kecuali orang yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Siapakah yang enggan wahai
Rasulullah?” Beliau menjawab, “Barangsiapa yang menaati, maka ia akan masuk
surga. Dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku, maka ia masuk neraka.”
[Diriwayatkan oleh Muslim]
Cara membersihkan iman itu hanyalah
dengan amal shaleh dan keimanan yang baik, dan yang menyebabkannya menjadi
kotor adalah maksiat dan kekufuran. Setiap kebaikan yang Anda lakukan akan
menghapus setiap keburukan yang bersarang di dalam hati. Artinya, semakin
banyak Anda beramal shaleh, maka hati Anda akan semakin bercahaya. Rasulullah
Saw bersabda:
“Bertakwalah kepada Allah Swt
dimanapun engkau berada. Ikutilah keburukan dengan kebaikan, maka ia akan
menghapusnya.” [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad]
Agar bisa membersihkan hati, ada
beberapa langkah yang bisa Anda jalankan:
1)Taubat, yaitu melepaskan dari dari
segala dosa dan maksiat yang pernah Anda lakukan, kemudian kembali kepadanya
sebelum nyawa sampai di keronkongan dan matahari terbit di sebelah barat.
Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman,
bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang
semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan
memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.”
[At-Taubah: 8]
2)Muraqabah, yaitu selalu merasa di
awasi oleh Allah Swt, sehingga Anda menjaga setiap perbuatan yang Anda lakukan.
Jikalau Anda bermaksiat, maka Dia mengetahuinya; walaupun Anda melakukannya di
tengah hutan yang sama sekali tidak ada manusia. Dimanapun Anda berada, Anda
berada dalam pengawasannya.
Inilah hakikat Ihsan yang akan
menyucikan jiwa Anda. Rasulullah Saw bersabda:
“Engkau menyembah Allah Swt
seakan-akan melihat-Nya. Jikalau engkau tidak melihat-Nya, maka Dia melihatmu.”
[Muttafaq ‘Alaihi]
Sifat inilah yang mengantarkan para
sahabat dan para salaf lainnya mencapai tingkatan hamba yang mulia di sisi-Nya,
karena mereka selalu merasa di awasinya. Anda bisa mendapatkan beberapa nasehat
mengenai Muraqabah yang tertanam di dalam jiwa mereka:
-Sufyan Ats-Tsaury mengatakan,
“Engkau harus memiliki rasa Muqarabah terhadap Zat yang tidak tersembunyi
apapun darinya. Engkau harus memiliki pengharapan terhadap Zat yang menunaikan
janji. Dan engkau harus hati-hati terhadap Zat yang menjanjikan hukuman.”
-Abdullah bin Mubarak berkata kepada
seorang laki-laki, “Selalulah merasa di awasi oleh Allah Swt wahai Fulan.”
Kemudian laki-laki itu bertanya mengenai Muraqabah, dan ia menjawab, “Selalulah
merasa melihat Allah Swt.”
3)Muhasabah, yaitu intropeksi diri
dan berusaha melihat amalan yang pernah dilakukannya; apakah amalannya hari ini
lebih baik dari kemaren, apakah target-target ibadahnya sudah dijalankan, dan
lain-lain sebagainya. Ini adalah salah satu cara untuk membersihkan jiwa dari
debu-debu yang menutupinya.
Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Al-Hasyr: 18]
Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘Anhu
mengatakan, “Hisablah diri kalian sebelum dihisab.”
4)Mujahadah, yaitu berusaha
memerangi hawa nafsunya dan bersungguh-sungguh mengabdikan dirinya kepada Allah
Swt. Jikalau, misalnya, ia akan mengeluarkan zakat hartanya, tiba-tiba ada
rayuan untuk membeli rumah baru, maka disini dibutuhkan Mujahadah untuk
menunaikan kewajiban. Allah Swt berfirman:
“Dan orang-orang yang berjihad untuk
(mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik.” [Al-Ankabut: 69]
Cobalah Anda perhatikan Rasulullah
Saw, bagaimana beliau begitu keras Mujahadahnya. Jikalau beliau shalat malam,
maka kedua kakinya akan bengkak saking lamanya bertanya. Ketika hal itu
ditanyakan kepadanya, maka beliau menjawab, “Apakah saya tidak boleh menjadi
hamba yang bersyukur.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
Pembahasan Keenam: Adab Terhadap Makhluk
1)Kedua orang tua
Menjaga adab terhadap orangtua
adalah kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar, karena merekalah yang telah
merawat Anda semenjak kecil, membesarkan Anda dan mendidik Anda sebaik-baiknya.
Allah Swt berfirman:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada
ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil.” Al-Isra: 23-24]
a)Anda harus menaati keduanya, baik
perintahnya maupun larangannya; selama tidak mengandung maksiat. Allah Swt
berfirman:
“Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik.” [Luqman: 15]
b)Anda harus menghormati keduanya
dan memuliakannya. Jikalau Anda berbicara di hadapan keduanya, maka janganlah
meninggikan suara. Jangan pula membentak atau menghardik. Kemudian jangan
pernah Anda memanggil keduanya dengan panggilan nama saja.
c)Anda harus memberikan pelayan
ekstra kepada mereka sesuai kemampuan Anda, seperti memberi makan, membiayai
kehidupan mereka, membelikan pakaian dan sebagainya.
d)Terus menjaga silaturrahim dengan
keduanya; walaupun, misalnya, Anda sudah menikah. Jikalau keduanya sudah
meninggal, maka jagalah hubungan dengan kerabat keduanya, atau teman-teman
keduanya.
2)Anak-Anak
Seorang bapak memiliki kewajiban
yang harus ditunaikannya kepada anaknya, seperti memilihkan ibu yang baik
baginya, menamakannya dengan nama yang baik, mengaqiqahkannya, memberikannya
pendidikan yang baik, memberikannya nafkah, dan lain-lainnya sampai ia dewasa
atau baligh. Ini berdasarkan dalil dari Al-Quran dan Sunnah:
“Para ibu hendaklah menyusukan
anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan
cara ma’ruf. “ [Al-Baqarah: 233]
Rasulullah Saw bersabda:
“Mulaikan anak-anak kalian dan
baikkanlah pendidikan mereka, karena mereka adalah hadiah bagi kalian.”
[Diriwayatkan oleh Ibn Majah]
Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘Anhu
mengatakan, “Di antara hak seorang anak terhadap bapaknya adalah memberikan
pendidikan yang baik dan nama yang indah.”
3)Para saudara
Adab terhadap saudara sama dengan
akhlak terhadap orangtua; jikalau ia lebih tua dari Anda. Dan jikalau ia lebih
muda, maka sama dengan akhlak terhadap anak. Rasulullah Saw bersabda, “Berbuat
baiklah terhadap ibumu dan bapakmu, kemudian saudarimu dan saudaramu, kemudian
yang lebih rendah darimu dan lebih rendah darimu.” [Diriwayatkan Al-Bazzar]
4)Kedua pasangan suami-istri
Setiap suami harus menjaga adabnya
terhadap istrinya, dan seorang istri harus menjaga adab terhadap suaminya. Dan
caranya adalah dengan menunaikan hak masing-masing. Rasulullah Saw bersabda,
“Kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian, dan mereka memiliki hak
terhadap kalian.” [Diriwayatkan oleh At-Turmudzi]
Jikalau dirinci, hak itu ada
bermacam:
a)Hak bersama pasangan suami-istri
-Amanah
Masing-masing pasangan harus
bersikap amanah terhadap pasangannya. Jangan ada khianat dan perselingkuhan. Di
dalam kehidupan rumah tangga harus ada nasehat, keikhlasan dan kejujuran dalam
segala hal.
-Mawaddah dan rahmah
Di antara keduanya harus ada rasa
kasih-sayang yang ditanam sedalam-dalamnya, dengan penuh ketulusan dan
keikhlasan sepanjang hidup keduanya.
-Saling mempercayai
Selayaknya seorang seorang suami
memberikan kepercayaan kepada suaminya, dan begitu juga sebaliknya dengan
seorang istri. Jangan keduanya kehilangan rasa mempercayai, sehingga tumbuh
rasa curiga dan syakwasangka dalam keluarga.
-Adab umum
Hendaklah kedua pasangan menjaga
adab-adab umum di antara keduanya, seperti berbicara dengan lemah-lembut,
selalu menampakkan wajah yang cerah dan penuh senyuman, selalu menghormati dan
memuliakan.
b)Hak istri terhadap suaminya
-Menggaulinya dengan Ma’ruf,
memberikan makan jikalau ia makan, memberinya pakaian jikalau ia membeli
pakaian, mendidiknya sesuai dengan aturan Allah Swt tanpa menyakiti hatinya dan
badannya. Allah Swt berfirman:
“Dan bergaullah dengan mereka secara
patut.” [An-Nisa: 19]
Rasulullah Saw bersabda, “Engkau
memberinya makan jikalau engkau makan, memberinya pakaian jikalau engkau
berpakaian, jangan memukul wajah, jangan menjelekkan, dan jangan menjauhinya
kecuali di rumah.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
-Mengajarkannya hal-hal penting
dalam Islam, seperti masalah Aqidah, masalah shalat dengan segala variannya,
masalah kewanitaan dan sebagainya. Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” [At-Tahrim: 6]
-Mewajibkannya untuk menjalankan
ajaran-ajaran Islam, seperti memakai hijab, tidak melakukan safar sendirian,
mengerjakan shalat, dan sebagainya. Ini adalah tugas seorang suami yang harus
dijalankannya, karena ia adalah pemimpin. Allah Swt berfirman:
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin
bagi kaum wanita.” [An-Nisa: 34]
-Jikalau Anda berpoligami, maka Anda
harus bisa bersikap adil di antara istri Anda. Jikalau tidak mampu, maka cukup
satu istri saja. Allah Swt berfirman:
“Kemudian jika kamu takut tidak akan
dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja.” [An-Nisa’:3]
c)Hak suami terhadap istrinya
1)Ditaati selama tidak berada dalam
kemaksiatan; sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Jikalau seorang laki-laki
mengajak istrinya ke tempat tidurnya, kemudian ia tidak menghampirinya dan
tidur dalam keadaan marah, maka para Malaikat melaknatnya sampai subuh.”
[Diriwayatkan oleh Muslim]
2)Dijaga kemuliaannya, hartanya dan
seluruh kepemilikannya. Dalam Al-Quran Al-Karim dijelaskan:
“Sebab itu, maka wanita yang saleh,
ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.”
[An-Nisa: 34]
3)Seorang harus berdiam diri di
rumah suaminya, dan ia tidak boleh kecuali dengan izinnya dan ridhonya. Allah
Swt berfirman:
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu
dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah
yang dahulu.” [Al-Ahzab: 33]
5)Adab terhadap kerabat
Berkaitan dengan para kerabat, maka
Anda harus menggauli mereka sebagaimana Anda menggauli kedua orang tua Anda,
anak-anak Anda dan saudara-saudara Anda. jikalau ia adalah bibi, maka gaulilah
layaknya ibu Anda sendiri. Jikalau ia adalah paman, maka gaulilah layaknya ayah
Anda sendiri. Begitu juga dengan anak-anaknya. Gaulilah layaknya saudara
kandung Anda sendiri. Ini adalah bagian dari silaturrahim yang diwajibkan oleh
Allah Swt dalam Al-Quran Al-Karim:
“Dan bertakwalah kepada Allah yang
dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim.” [An-Nisa: 1]
Pada suatu hari, Rasulullah Saw
bersabda mengenai bibi, “Ia sama posisinya dengan ibu.” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhari]
6)Adab terhadap tetangga
Ada beberapa hak dan adab yang harus
Anda jaga terhadap tetangga:
-Jangan menyakitinya. Ini sesuai
dengan sabda Rasulullah Saw, “Barangsiapa yang beriman dengan Allah Swt dan
hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya.” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhari]
-Berbuat baik kepadanya. Jikalau ia
membutuhkan bantuan Anda, maka bantulah sesuai kemampuan Anda. Jikalau Anda
memiliki kelebihan makanan, maka berikanlah kepadanya. Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa yang beriman terhadap
Allah Swt dan hari akhir, maka berbuat baiklah kepada
tetangganya.”[Diriwayatkan oleh Ad-Darimy]
-Berbagilah dengannya. Jikala,
misalnya, Anda memasak gulai, maka paling tidak berikanlah kuahnya; jikalau
tidak bisa memberikan isinya. Inilah pesan yang disampaikan Rasulullah Saw
kepada Abu Dzar, “Wahai Abu Dzar, jikalau engkau memasak gulai, maka perbanyak
kuahnya dan berikanlah kepada tetanggamu.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
-Memuliakannya dan menghormatinya.
Janganlah Anda mengganggunya dengan suara berisik, teriakan dan sebagainya.
Jikalau ia memberikan memberikan sesuatu kepada Anda, maka terimalah dengan
senang hati; walaupun Anda tidak begitu suka dengan apa yang diberikannya.
Sikap menghormati jauh lebih berharga dari rasa suka Anda.
Jikalau Anda mendapatkan tetangga
yang baik, maka Anda sungguh-sungguh telah mendapatkan kenikmatan hidup di
dunia ini. Namun jikalau tetangga Anda adalah tetangga yang buruk, maka
bersabarlah. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dijelaskan, bahwa
seorang laki-laki mengadukan tetangganya kepada Rasulullah Saw, dan beliau
menjawab, “Bersabarlah.”
7)Adab terhadap sesama muslim dan
hak-haknya
Ada beberapa adab yang harus Anda
jaga terhadap sesama muslim:
a-Jikalau Anda bertemu dengannya,
maka ucapkanlah salam terlebih dahulu sebelum berbicara. Rasulullah Saw
bersabda:
“Hendaklah orang yang berkendara
memberi salam kepada yang berjalan, yang berjalan kepada yang duduk, yang
sedikit kepada yang banyak.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
b-Jikalau ia bersin, kemudian
mengucapkan Alhamdulillah, maka Anda harus menjawabnya dengan mengucapkan
Yarhamukallah (semoga Allah Swt merahmatimu). Kemudian hendaklah ia menjawab
lagi: Yahdikumullahu Wa Yuslihu Balakum (semoga Allah Swt menunjuki kalian dan
memperbaiki ujian kalian)
c-Jikalau ia sakit, maka Anda harus
menjenguknya. Jikalau ia meninggal, maka Anda harus menyaksikan jenazahnya.
Rasulullah Saw bersabda:
“Hak muslim terhadap muslim lainnya
ada lima: Menjawab salam, menjenguk orang yang sakit, mengantarkan jenazah,
menghadiri undangan, dan menjawab orang yang bersin.”[Diriwayatkan oleh
Al-Bukhari]
d-Jikalau ia meminta nasehat kepada
Anda, maka nasehatilah. Jikalau ia meminta pendapat, maka berikanlah pendapat
Anda, karena agama ini adalah nasehat. Rasulullah Saw bersabda:
“Agama adalah nasehat.” Para sahabat
bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya,
para Imam kaum muslimin dan seluruh mereka.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
e-Anda menginginkan baginya apa yang
Anda inginkan untuk diri Anda sendiri, dan Anda membenci untuknya apa yang Anda
benci untuk diri Anda sendiri. Rasulullah Saw bersabda, “Tidak beriman salah
seorang di antara kalian sampai ia mencintai untuk saudaranya apa yang
dicintainya untuk dirinya sendiri, dan membenci apa yang dibenci untuk dirinya
sendiri.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
f-Jikalau Anda mendapatinya
terbengkalai atau terzhalimi, maka bantulah. Jangan diamkan saja. Rasulullah
Saw bersabda;
“Bantulah saudaramu yang zhalim dan
dizhalimi.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
g-Tidak melakukan kejahatan
kepadanya, baik secara lansung maupun tidak lansung. Rasulullah Saw bersabda:
“Setiap muslim terhadap muslim
lainnya, haram darahnya, hartanya dan kehormatannya.” [Diriwayatkan oleh
Muslim]
h-Tawadhu’ dan tidak menyombongkan
diri terhadapnya. Allah Swt berfirman:
“Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh.” [Luqman: 18]
i-Jangan sampai menjauhinya dan
tidak menegurnya lebih dari tiga hari. Rasulullah Saw bersabda:
“Tidak halal bagi seorang muslim
tidak menegur saudaranya selama tiga hari. Keduanya bertemu, kemudian yang lain
berpaling dan yang lain berpaling. Orang yang paling baik adalah orang yang
memulai salam.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
j-Jangan mengghibahnya, menghinanya,
menceritakan aibnya, memanggilnya dengan gelar yang buruk dan membicarakan
sesuatu yang merusak harga dirinya. Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi
yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan
perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih
baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang
buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka Itulah
orang-orang yang zalim.” [Al-Hujarat: 11]
k-Tidak mencelanya, baik ketika
masih hidup maupun setelah meninggalnya. Rasulullah Saw bersabda, “Mencela
seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran.”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
l-Tidak dengki terhadapnya,
membancinya, dan mencari-cari kesalahannya. Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari
purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain.” [Al-Hujarat: 12]
m-Tidak menipunya dan
mengkhianatinya. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw, “Barangsiapa yang
menipu kami, maka bukanlah bagian dari kami.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
n-Tidak mendustainya. Dan jikalau
Anda berhutang kepadanya, maka segeralah membayarnya. Jangan suka
menunda-nunda. Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman,
penuhilah aqad-aqad itu.” [Al-Maidah: 1]
o-Menggaulinya dengan baik.
Rasulullah Saw bersabda:
“Pergaulilah manusia dengan akhlak
yang baik.” [Diriwayatkan oleh At-Turmudzi]
p-Jikalau ia lebih besar dari Anda,
maka Anda harus menghormatinya. Dan jikalau ia lebih kecil, maka Anda harus
menyayanginya. Rasulullah Saw bersabda, “Bukanlah bagian dari kami, seseorang
yang tidak menghormati orangtua kami dan menyayangi anak kacil kami.”
[Diriwayatkan oleh Imam Ahmad]
q-Menggaulinya sebagaimana
seharusnya, tanpa dikuranginya dan pula dilebih-lebihkan dari seharusnya.
r-jikalau ia bersalah, maka
maafkanlah. Dan jikalau punya aib, maka tutupilah. Allah Swt berfirman:
“Maka maafkanlah mereka dan biarkan
mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” [Al-Maidah:
13]
s-Jikalau ia membutuhkan bantuan
Anda, maka bantulah. Ini sesuai dengan firman Allah Swt:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa.” [Al-Maidah: 2]
t-Jikalau ia meminta perlindungan
Anda dari apapun itu, maka lindungilah. Jikalau ia meminta, maka berilah. Dan
jikalau ia berbuat kebajikan, maka balaslah. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah
Saw, “Barangsiapa yang meminta perlindungan kalian dengan nama Allah, maka
lindungilah. Barangsiapa uang meminta kalian dengan nama Allah, maka
berikanlah. Barangsiapa yang mengundang kalian, maka sambutlah. Barangsiapa
yang berbuat kebaikan kepada kalian, maka balaslah. Jikalau engkau tidak
mendapatkan sesuatu untuk membalasnya, maka doakanlah, sampai ia merasa bahwa
engkau sudah membalasnya.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
8)Adab terhadap orang kafir
Ada beberapa adab yang harus dijaga
seorang muslim terhadap orang kafir:
a-Tidak mengakui ‘Aqidahnya dan
ridho dengan kekufuran. Jikalau Anda melakukannya, maka sama saja Anda
melakukan kekufuran yang sama.
b-Anda membencinya karena Allah Swt
membenci kekufuran yang ada pada dirinya.
c-Tidak memberikan loyalitas
kepadanya dan mencintainya. Dalam Al-Quran Al-Karim dijelaskan:
“Janganlah orang-orang mukmin
mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang
mukmin.” [Ali Imran: 28]
d-Anda harus bersikap adil
terhadapnya dan berbuat baik kepadanya; selama ia tidak memerangi Islam dan
kaum muslimin. Allah Swt berfirman:
“Allah tidak melarang kamu untuk
berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu
karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil.” [Al-Mumtahanah: 8]
e-Menyayanginya secara umum.
Misalnya, jikalau ia lapar, maka berilah makan. Jikalau haus, berilah minum.
Jikalau ia dizhalimi, maka bantulah. Dan tindakan-tindakan kebaikan umum
lainnya. Rasulullah Saw bersabda:
“Sayangilah orang-orang yang berada
di bumi, maka yang berada di langit akan menyayangimu.” [Diriwayatkan oleh
Ath-Thabrany][
f-Janganlah Anda menyakitinya,
merusak hartanya dan kehormatannya; kecuali jikalau ia memerangi kaum muslimin.
Allah Swt berfirman dalam hadits Qudsi:
“Wahai para hamba-Ku, Aku
mengharamkan kezhaliman terhadap diri-Ku sendiri, dan menjadikannya haram
bagian kalian, maka janganlah saling menzhalimi.” [Diriwayatkan oelh
At-Turmudzi]
g-Tidak apa-apa jikalau Anda
memberikan hadiah kepadanya, atau menerimanya; sebagaimana Anda boleh
memberinya makan atau memakan makanannya. Dalam Al-Quran Al-Karim dijelaskan:
“Makanan (sembelihan) orang-orang
yang diberi Ahli Kitab itu halal bagimu.” [Al-Maidah: 5]
h-Tidak mengizinkannya menikahi Mukminat.
Namun jikalau Anda akan menikahi perempuan Ahli Kitab, maka dizinkan dalam
syariat Islam. Allah Swt berfirman:
“Mereka tiada halal bagi orang-orang
kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka.”
[Al-Mumtahanah: 10]
i-Jikalau ia bersin, kemudian
mengucapkan Alhamdulillah, maka ucapkanlah kepadanya Yahdikumullahu Wa Yaslihu
Balakum, karena inilah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw ketika seorang Yahudi
bersin di dekatnya.
j-Jikalau Anda berpapasan dengannya
atau bertemu, maka janganlah memulai salam terlebih dahulu. Dan jikalau ia
mengucapkan salam, maka cukup menjawab: Wa Alaikum. Rasululullah Saw bersabda,
“Jikalau salah seorang Ahli mengucapkan salam kepada kalian, maka ucapkanlah Wa
‘Alaikum.” [Diriwayatkan oleh At-Turmdzi]
k-Jikalau bertemu di jalan, maka
sesakkanlah ia ke jalan yang paling sempit; sebagaimana disampaikan oleh
Rasulullah Saw:
“Janganlah memulai salam terhadap
orang-orang Yahudi dan Nashrani. Jikalau salah seorang di antara kalian
menemuinya di jalan, maka sesaklah ia ke jalan yang paling sempitnya.”
[Diriwayatkan oleh Muslim]
l-Jangan meniru-menirunya. Jikalau
ia mencukur habis jenggotnya, maka janganlah Anda melakukannya juga. Jikalau ia
memanjangkan kumisnya, maka janganlah Anda melakukannya. Jikalau ia memakai pakaian
khasnya, maka janganlah Anda menirunya. Dan masih banyak contoh lainnya.
Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa yang menyerupai suatu
kaum, maka ia bagian dari mereka.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
9)Adab terhadap hewan
Selain kepada manusia, Anda juga
harus memperhatikan adab-adab terhadap hewan, di antaranya:
a-Jikalau ia lapar, maka berilah
makan. Dan jikalau ia haus, maka berilah minum. Rasulullah Saw bersabda, “Di
setiap yang memiliki hati yang hangat, maka ada pahalanya.” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhari]
b-Anda harus menyayanginya dan tidak
menyia-nyiakannya. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw, “Allah Swt melaknat
seseorang yang menjadikan sesuatu yang ada ruhnya sebagai sasaran.”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
c-Menyembelihnya atau membunuhnya
dengan baik-baik. Rasulullah Saw bersabda:
“Allah Swt menetapkan Ihsan dalam
segala sesuatu. Jikalau kalian membunuh, maka bunuhlah dengan baik. Jikalau
kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan baik.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
d-Tidak boleh mengazabnya dan
menyiksanya dengan cara apapun. Rasulullah Saw bersabda:
“Seorang perempuan masuk neraka
gara-gara seekor kucing yang ditahannya sampai meninggal, sehingga ia masuk
neraka karenanya. Ia tidak memberinya makan dan memberinya minum taktala
menyekapnya, dan ia tidak pula membiarkannya mengorek kumpulan daun di tanah.”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
e-Boleh membunuh binatang yang akan
menyakitkan, seperti kalajengking, ular, srigala dan sebagainya. Rasulullah
Saw:
“Ada lima jenis binatang yang
dibunuh ketika halal dan haram: Ular, gagak belang, tikus, anjing peliharaan
dan liar.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
f-Boleh menandai binatang ternak di
telinganya demi maslahah, sedangkan selainnya tidak boleh. Rasulullah Saw bersabda:
“Allah Swt melaknat orang yang
menatto ini di wajahnya.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
g-Mengenal hak Allah Swt dalam
binatang ternak yang Anda miliki, yaitu dengan mengeluarkan zakatnya.
h-Tidak boleh terlena dengan semua
itu, sehingga Anda lalai menjalankan perintah
Allah Swt. Dalam Al-Quran Al-Karim dijelaskan:
“Hai orang-orang beriman, janganlah
hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang
berbuat demikian maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.” [Al-Munafiqun: 9]
Pembahasan Ketujuh: Adab Ukhuwwah di Jalan Allah Swt, Cinta dan Benci Karenanya.
Dalam menjaga Ukhuwwah di jalan
Allah Swt ada juga adab-adab yang harus Anda jaga dan Anda perhatikan, karena
bagaimanapun ketika Anda mencintai saudara Anda, maka hendaklah mencintainya
karena-Nya semata. Begitu sebaliknya ketika Anda membencinya, hendaklah itu
berada di jalan kebenaran. Pondasinya haruslah keimanan kepada-Nya. Rasulullah
Saw bersabda:
“Barangsiapa yang mencintai karena
Allah Swt, membenci karena-Nya, memberi karena-Nya dan tidak memberi
karena-Nya, maka ia telah menyempurnakan imannya.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
Di antara adab yang harus Anda
perhatikan dalam Ukhuwwah adalah, hendaklnya orang yang Anda jadikan sauadara
adalah:
1)Seseorang yang berakal. Jikalau
tidak, maka ia akan memudharatkan Anda dan hanya sekedar mengambil mamfaat dari
Anda.
2)Baik akhlaknya. Orang yang buruk
akhlaknya sangat mudah sekali dikuasai oleh emosi, sehingga dikhawatirkan ia
akan menyakiti Anda.
3)Bertakwa. Jikalau Anda berteman
dengan orang yang fasik, maka Anda tidak akan aman. Dengan Allah Swt yang Maha
Hebat saja ia tidak takut, maka bagaimana dengan Anda yang hanya seorang
makhluk biasa?!
4)Berpegang teguh kepada Al-Quran
dan Sunnah, menjauhi bid’ah dan khurafat. Jikalau Anda berteman dengan orang
yang tidak konsisten menjalan Al-Quran dan Sunnah, suka melakukan bid’ah dan
khurafat, maka agama Anda akan rusak dan Anda akan digiringnya menuju
kekufuran.
-Hak Ukhuwwah di jalan Allah Swt
1)Membantu dengan harta. Jikalau muslim
lainnya membutuhkan bantuan harta untuk kepentingan hidupnya dan keluarganya,
atau kepentingan-kepentingan darurat lainnya, maka bantulah. Itu adalah salah
satu hak ukhuwwah yang harus Anda tunaikan.
2)Menanyakan keadaannya dan keadaan
keluarganya. Tidak ada salahnya jikalau Anda bertemu dengan seorang muslim,
Anda menanyakannya keadaannya dan keadaan keluarganya. Jikalau ia sakit atau
keluarganya, maka jenguklah. Jikalau ia membutuhkan dana rumah sakit dan tidak
memilikinya, maka bantulah.
3)Menjaga lisan. Jangan sampai Anda
meyakiti hatinya dengan lisan Anda, misalnya dengan membicarakan keburukannya,
mencelanya dan mencacinya, dan sebagainya.
4)Selalu mengucapkan kata-kata yang
baik kepadanya, karena bagaimanapun Anda harus memberikan dan menampakkan
kepadanya apa yang disukainya. Jikalau Anda memanggilnya, maka panggillah
dengan nama yang disukainya. Dan pujilah kebaikannya, baik ketika di hadapannya
maupun di belakangnya.
5)Jikalau ia melakukan kesalahan,
maka maafkanlah. Manusia adalah sarang kesalahan, dan itu adalah fitrah
manusiawi yang tidak mungkin dihilangkan selama-lamanya. Tugas Anda adalah
menasehatinya dengan baik secara terus-menerus.
6)Terus menjaga hubungan
persaudaraan. Jangan pernah memutuskannya, kecuali dengan sebab-sebab yang
telah diizinkan oleh Syara’.
7)Tidak membebaninya dengan sesuatu
yang memberatkannya. Misalnya, Anda meminta jabatan kepadanya; padahal ia tidak
mungkin memberikannya. Atau Anda meminta sejumlah uang padanya; padahal ia
tidak memiliki jumlah yang Anda minta. Dan banyak lagi contoh-contoh lainnya.
8)Doakanlah kebaikan untuk dirinya,
keluarganya dan anak-anaknya; sebagaimana doa yang Anda panjatkan untuk diri
Anda sendiri, keluarga Anda dan anak-anak Anda, karena apa yang ia inginkan
sama dengan apa yang Anda ingin. Tidak ada bedanya sama sekali.
Pembahasan Kedelapan: Adab Duduk dan Majelis
Dalam Islam, ketika Anda duduk, ada
adab-adab yang harus Anda jaga. Begitu juga halnya ketika Anda berada dalam
majelis. Nah, inilah yang harus Anda perhatikan dalam kehidupan sehari-hari.
1)Jikalau Anda memasuki suatu
majelis, maka berilah salam kepada orang-orang yang ada di dalamnya. Kemudian
duduklah di ujung barisan. Jangan menyuruh orang lain berdiri, agar Anda bisa
menempati tempatnya. Dan jangan pula duduk di antara dua orang, kecuali dengan
izinnya. Rasulullah Saw bersabda:
“Janganlah seorang laki-laki
membangunkan laki-laki lainnya dari tempat duduknya, kemudian ia duduk disitu,
akan tetapi berlapang-lapanglah.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
2)Jikalau seorang laki-laki bangun
dari tempat duduknya, kemudian ia kembali lagi kesitu, maka ia lebih berhak
mendudukinya. Rasulullah Saw bersabda:
“Jikalau seorang laki-laki bangun
dari tempat duduknya, kemudian ia kembali kesitu, maka ia lebih berhak
mendudukinya.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
3)Jangan duduk di tengah-tengah
halaqah majelis
4)Jikalau Anda sudah duduk, maka
perhatikanlah adab-adab berikut ini: Duduklah dengan tenang, janganlah menjalin
jari-jari Anda atau mempermainkannya, mempermainkan jenggot Anda atau cincin
Anda, membersihkan gigi Anda dengan tangan, atau memasukkan tangan Anda ke
hidung, dan lain-lain yang berkisar adab-adab umum dalam pergaulan masyarakat.
5)Jikalau ia duduk-duduk di jalanan,
maka perlu juga memperhatikan beberapa adab berikut ini: Menundukkan pandangan,
tidak menyakiti dan mengganggu orang yang lewat, menjawab salam orang yang
mengucapkan salam kepadanya, amar maruf dan nahi mungkar, dan menunjuki orang
yang tersesat di jalan.
Pembahasan Kesembilan: Adab Makan dan Minum
Dalam makan dan minum, ada adab-adab
Islam yang harus Anda perhatikan dan jaga baik-baik:
1)Adab sebelum makan
a-Hendaklah makanan yang Anda makan
berasal dari harta yang halal, tidak disisipi hal-hal yang haram atau syubhat.
Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan
bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”
[Al-Baqarah: 172]
b-Niatkanlah dalam hati Anda, bahwa
Anda makan untuk menguatkan diri beribdah kepada Allah Swt dan menjalankan
semua perintah-Nya.
c-Jikalau tangan Anda kotor, maka
cucilah terlebih dahulu.
d-Jikala memungkinkan, maka lebih
baik Anda makan di atas lantai karena lebih menunjukkan ketawadhuan.
e-Duduklah dengan tawadhu’, yaitu
dengan cara bersimpuh, atau dengan mengangkat kaki kanan Anda dan duduk di atas
kedua telapak kaki Anda; sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah Saw.
f-Terimalah makanan apapun yang
terhidang, dan jangan mencela. Jikalau Anda suka, makanlah. Jikalau tidak, maka
jangan memakannya. Abu Hurairah menceritakan, bahwa Rasulullah Saw tidak pernah
mencela makanan sedikitpun. Jikalau beliau suka, maka beliau memakannya.
Jikalau tidak, maka beliau membiarkannya.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
g-Makanlah bersama-sama, baik dengan
tamu Anda, keluarga Anda, pelayan Anda dan sebagainya. Rasulullah Saw bersabda,
“Berkumpullah di hadapan makanan kalian dan sebutlah nama Allah, maka Dia akan
memberkahi kalian dalam makanan itu.” [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad]
2)Adab ketika sedang makan
a-Mulailah dengan mengucapkan
Bismillahirrahmanirrahim. Jikalau Anda lupa dan baru ingat ketika sedang makan,
maka ucapkanlah:
بِسْمِ اللهِ لِأَوَّلِهِ
وَآخِرِهِ
“Dengan nama Allah Swt di awalnya
dan di akhirnya.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
b-Jikalau Anda telah selesai, maka
bacalah doa:
الحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا الطَّعَامَ وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا
قُوَّةٍ
“Segala puji bagi Allah Swt yang
memberiku makan dengan makanan ini, dan memberikan rezki tanpa kuasa dariku dan
kekuatan.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
c-Disunnahkan makan dengan tiga
jari, kecilkanlah suap Anda dan lamakanlah kunyahan Anda, serta makanlah
makanan yang terdekat dari Anda.
d-Habiskanlah makanan yang tersisa
di piring dan jari-jari Anda dengan menjilatnya. Rasulullah Saw bersabda:
“Jikalau salah seorang di antara
kalian memakan makanan, maka janganlah mengusap jari-jarinya sampai ia
menjilatnya atau dijilatkan.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
e-Jikalau ada makan yang terjatuh
ketika Anda sedang makan, maka ambillah, bersihkanlah kotorannya dan makanlah
kembali.
f-Jangan meniup makanan yang masih
panas, tunggulah sampai dingin. Dan ketika minum, janganlah Anda bernafas di
dalam gelas, hendaklah melakukannya di luar gelas, kemudian minum lagi. Anas
Radhiyallahu ‘Anhu menceritakan, bahwa Rasulullah Saw bernafas tiga kali ketika
minum. [Diriwayatkan oleh At-Turmidzi]
g-Janganlah makan dan minum terlalu
kenyang. Isilah sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga
lagi untuk udara.
h-Hendaklah hidangan makanan itu
dimulai menyantapnya oleh orang yang paling tua, kemudian diputar ke bagian
kanan dan seterusnya.
i-Hendaklah berbasi-basi kepada
orang yang berada di samping Anda, misalnya dengan mengatakan, “Makanlah,” atau
“Tambah lagi,” dan sebagainya.
j-Hendaklah toleran terhadap teman
Anda. Jangan makan lebih banyak darinya;
apalagi jikalau makanannya sedikit.
k-Jangan melihat orang yang sedang
makan, karena hal itu akan membuat mereka merasa terganggu atau segan.
l-Jangan melakukan hal-hal yang
jorok, seperti meludah, atau kentut, atau mengupil dan sebagainya.
m-Jikalau Anda makan bersama orang
fakir miskin, maka dahulukanlah mereka. Jikalau bersama teman sejawat, maka
iringilah dengan canda. Jikalau bersama yang tua atau pejabat, maka hormatilah
dan hargailah.
3)Adab setelah makan
a-Sebelum kenyang, berhentilah
makan, agar tidak menimbulkan mudharat lainnya seperti ngantuk, malas dan
sebagainya.
b-Makanlah sisa makanan yang masih
ada di jari Anda dengan menjilatnya, kemudian bersihkanlah tangan Anda dengan
kain atau dibersihkan dengan air.
c-Bersihkanlah gigi Anda dan
berkumur-kumurlah untuk menjaga keharuman dan kesegaran nafas.
d-Setelah makan bacalah doa yang
sudah dijelaskan sebelumnya.
Pembahasan Kesepuluh: Adab Bertamu
Dalam Islam, seorang tamu harus
dimuliakan. Sehingga, dalam berbagai haditsnya, Rasulullah Saw mengajarkan
berbagai adab yang harus dijaga oleh tuan rumahnya dalam menjamu tamunya.
Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada
Allah Swt dan hari akhir, maka muliakanlah tamunya.” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhari]
Nah, di antara adab-adab itu adalah:
1)Ketika mengundang:
a-Jikalau Anda mengundang, maka
undanglah orang-orang yang shaleh dan bertakwa. Rasulullah Saw bersabda,
“Janganlah memakan makananmu, kecuali orang yang bertakwa.” [Diriwayatkan oleh
Ad-Darimy]
b-Jangan hanya mengundang
orang-orang bertakwa tanpa mengikut sertakan orang-orang fakir. Rasulullah Saw
bersabda, “Makanan yang paling buruk adalah makanan yang hanya diundang
orang-orang kaya tanpa orang-orang fakir.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
c-Jikalau mengundang orang lain,
maka janganlah bertujuan riya dan membanggakan diri di depan khalayak ramai.
d-Jangan mengudang seseorang yang
tidak mungkin hadir, atau seseorang yang tidak ridho dengan orang-orang yang
ada dalam acara tersebut.
2)Adab menghadiri undangan
a-Segeralah menghadiri undangan, dan
jangan menunda-nunda tanpa ada udzur syar’i. Rasulullah Saw bersabda,
“Barangsiapa yang diundang, maka hadirilah.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
b-Jikalau menghadiri undangan,
janganlah membedakan antara yang kaya dan yang miskin. Keduanya memiliki hak
untuk dihadiri undangannya. Jikalau Anda hanya menghadiri yang kaya saja, maka
Anda termasuk golongan orang-orang yang sombong.
c-Jangan membedakan antara yang
dekat dan yang jauh. Jikalau ada dua undangan, maka dahulukanlah yang pertama
kali mengundang.
d-Jangan sampai tidak menghadirinya
dengan alasan puasa. Rasulullah Saw bersabda:
“Jikalau salah seorang di antara
kalian diundang, maka hadirilah. Jikalau ia sedang berpuasa, maka doakanlah.
Jikalau tidak, maka makanlah.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
Namun jikalau tuan rumah lebih
senang Anda makan bersama para tamu lainnya, maka makanlah karena itu termasuk
dalam kategori membahagiakan orang lain; selama puasa yang Anda kerjakan adalah
puasa sunnah.
e-Ketika Anda menghadirinya, maka
niatkanlah untuk menghormati saudara Anda sesama muslim.
3)Adab ketika berada di acara
undangan
a-Jikalau hadir, jangan datang
terlalu lama karena akan membuat tuan rumah menjadi gusar. Dan jangan pula terlalu
cepat, karena akan membuatnya terkejut dan bingung.
b-Jikalau memasuki ruang acara,
berjalanlah dengan tawadhu’. Jangan sombong dan menampakkan sesuatu yang
menarik perhatian orang lain.
c-Jikalau Anda tuan rumah, maka
hendaklah bersegera menghidangkan makanan kepada tamu, karena itu adalah bagian
dari penghormatan. Dan juga perlu diingat, bahwa makanan yang disediakan
hendaklah sedang-sedang saja; jangan terlalu banyak dan jangan pula terlalu
sedikit. Perkirakanlah dengan sebaik-baiknya.
e-Jikalau Anda makan, maka janganlah
terlalu lama. Hendaklah selesai sebelum panitia acara membereskan hidangannya.
f-Jikalau bertamu di rumah orang
lain, maka janganlah lebih dari tiga hari, karena hal itu akan memberatkan tuan
rumah.
g-Jikalau tamu Anda ingin
berjalan-jalan, maka temanilah dan perkenalkanlah tempat-tempat yang belum
diketahuinya, karena itu adalah bagian dari adab Islam.
h-Hendaklah melayani tamu Anda
dengan sepenuh hati dan ikhlas, karena pahala yang akan Anda dapatkan dari
Allah Swt sangat besar sekali.
i-Sediakanlah tempat istirahat yang
layak dan nyaman bagi tamu Anda, baik kasur, bantal dan lain-lainnya.
Pembahasan Kesebelas: Adab Safar
Safar adalah kegiatan yang tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan seorang muslim, seperti berangkat haji dan
umrah, pulang kampung, atau menuntut ilmu ke negeri yang jauh, dan sebagainya.
Nah, dalam Islam ada hukum-hukum dan adab-adab yang harus Anda jaga selama
melakukannya.
1)Hukum safar
Ketika Anda bersafar, ada beberapa
hukum yang harus benar-benar Anda perhatikan:
a-Mengqashar shalat empat rakaat
menjadi dua rakaat. Sedangkan Subuh dan Maghrib, maka jumlah rakaatnya tetap.
Allah Swt berfirman:
“Dan apabila kamu bepergian di muka
bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu).” [An-Nisa: 101]
b-Boleh mengusap sepatu selama tiga
hari tiga malam. Sebagaimana dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu
‘Anhu, bahwa Rasulullah Saw mengizinkan mengusap sepatu selama tiga hari tiga
malam bagi musafir, dan semalan bagi yang mukim. [Diriwayatkan oleh Muslim]
c-Jikalau Anda tidak mendapatkan
air, maka Anda boleh bertayammum. Allah Swt berfirman:
“Dan jika kamu sakit atau sedang
dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh
perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan
tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.” [An-Nisa’: 34]
d-Selama dalam perjalanan, Anda
boleh tidak berpuasa. Allah Swt berfirman:
“Maka barangsiapa diantara kamu ada
yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya
berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.”
[Al-Baqarah: 184]
e-Dalam perjalanan, Anda boleh
mengerjakan shalat sunnah di atas kenderaan dan menghadap kiblat sesuai dengan
arah kenderaan itu melaju. Abdullah bin Umar meriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw
mengerjakan shalat sunnah sesuai dengan arah berjalan untanya. [Diriwayatkan
oleh Muslim]
f-Anda juga boleh menjama’ antara
shalat Zuhur dan Ashar, Maghrib dan Isya. Anda bisa melakukannya di waktu
shalat awal atau di waktu shalat akhir. Keduanya sah-sah saja.
2)Adab safar
a-Kembalikan barang orang lain yang
Anda pinjam kepada pemiliknya, agar Anda tidak ada tanggungan apa-apa jikalau
sesuatu yang buruk terjadi pada diri Anda.
b-Persiapkanlah bekal dari yang
halal, kemudian tinggalkanlah nafkah untuk keluarga yang Anda tinggalkan, agar
mereka tidak terlantar.
c-Mengucapkan selamat tinggal kepada
keluarga, saudara-saudara dan teman-teman seraya mengucapkan:
أَسْتَوْدِعُ اللهَ
دِيْنَكُمْ وَأَمَانَاتِكُمْ وَخَوَاتِيْمَ أَعْمَالِكُمْ
“Saya menitipkan agama kalian,
amanat kalian dan penutup amalan-amalan kalian kepada Allah Swt.”
Dan orang yang mengantarkannya
mengucapkan:
زَوَّدَكَ اللهُ
التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَوَجَّهَكَ إِلَى الْخَيْرَ حَيْثُ تَوَجَّهْتَ
“Semoga Allah Swt membekalimu dengan
ketakwaan, mengampunkan dosamu dan mengarahkanmu kepada kebaikan dimanapun
engkau berjalan.”
d-Jikalau mengadakan perjalanan,
janganlah melakukannya sendirian. Hendaklah mengikut sertakan teman-teman yang
layak Anda bawa, sehingga jumlahnya minimal tiga orang, agar Anda tidak mudah
disesatkan oleh setan.
e-Hendaklah salah seorang di antara
orang-orang yang ikut dalam perjalanan, di jadikan sebagai amir (pemimpin).
Rasulullah Saw bersabda:
“Jikalau tiga orang melakukan
perjalanan, maka jadikanlah amir salah seorang di antara mereka.” [Diriwayatkan
oleh Abu Daud]
f-Ketika Anda meninggalkan rumah,
maka ucapkanlah:
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ
عَلَى اللهِ وَلَا حَوْلَ وَلَا قٌوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
“Dengan nama Allah Swt, saya
bertawakkal kepada-Nya, tidak kekuasan dan kekuatan kecuali di tangan-Nya.”
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ
بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَنْ أَظْلِمَ أَوْ
أَنْ أُظْلَمَ، أَوْ أَنْ أَجْهَلَ أَوْ أَنْ يُجْهَلَ عَلَيَّ
“Ya Allah, saya berlindung
kepada-MU, agar saya tidak sesat dan disesatkan, tergelincir dan digelincirkan,
menzhalimi dan dizhalimi, jahil dan dijahili.”
Dan ketika Anda naik kenderaan, maka
ucapkanlah:
بِسْمِ اللهِ وَبِااللهِ
وَاللهُ أَكْبَرُ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ, وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ, مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَاءْ لَمْ يَكُنْ, سُبْحَانَ
الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ, وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا
لَمُنْقَلِبُوْنَ, الَّلهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا البِرَّ وَالتَّقْوَى,
وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى, اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا, وَاطْوِعَنَّا
بُعْدَهُ. اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ, وَالْخَلِيْفَةُ فِي الْأَهْلِ
وَالْمَالِ, اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ
وَخَيْبَةِ الْمُنْقَلِبِ, وَسُوْءِ الْمَنْظَرِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ وَالْوَلَدِ
“Dengan nama Allah, dengan-Nya dan
Allah Maha Besar, saya bertawakkal kepada-Nya. Tiada kekuasaan dan kekuatan
kecuali di tangab-Nya yang Maha Agung lagi Maha Mulia. Apa yang diinginkan-Nya,
maka akan terjadi. Dan apa yang tidak diinginkan-Nya, maka tidak akan terjadi.
Maha Suci Allah yang menundukkkan ini. Dan kami tidak mampu mengendarainya,
serta kepada-Nya kami kembali. Ya Allah, saya memohon kepada-Mu kebaikan dan
ketakwaan, serta amalan yang Engkau ridhoi. Ya Allah, mudahkanlah perjalanan
kami ini dan dekatkanlah jarak jauhnya. Ya Allah, Engkaulah teman dalam
perjalanan, penjaga keluarga dan harta. Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu
dari kelelahan-kelelahan dalam perjalanan dan duka-duka pandangan, kegagalan
yang menggulingkan dan pandangan yang buruk dalam harta, keluarga dan anak.”
g-Hendaklah Anda berangkat pada hari
Kamis pagi, karena waktu pagi adalah waktu yang diberkahi oleh Allah Swt, dan
Rasulullah Saw biasanya melakukan perjalanan pada hari kamis.
h-Jikalau Anda melewati tempat yang
tinggi, maka bacalah takbir: Allahu Akbar.
i-Jikalau Anda bertemu dengan
seseorang atau sekelompok manusia yang menakutkan, maka bacalah doa ini:
اللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ
فِي نُحُورِهِمْ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شُرُورِهِمْ
“Ya Allah, kami menempatkan-Mu di
kerongkongan mereka, dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka.”
j-Berdoalah untuk kebaikan dunia dan
akhirat Anda selama perjalanan, karena doa orang yang sedang safar itu Mustajab
di sisi Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda:
“Ada tiga doa mustajab yang tidak
dikeragui: Doa orang yang dizhalimi, doa musafir, dan doa bapak terhadap
anaknya.” [Diriwayatkan oleh At-Turmudzi]
k-Jikalau Anda mau menempati suatu
tempat atau penginapan, maka bacalah:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ
اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Saya berlindung dengan kalimat
Allah Swt yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.”
Dan jikalau malam menjelang, maka
bacalah:
يَا أَرْضَ رَبِّي
وَرَبُّكِ اللهُ, إِنِّي أَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّكِ وَشَرِّ مَا فِيْكِ, وَشَرِّ
مَا خُلِقَ فِيْكَ, وَشَرِّ مَا يَدِبُّ عَلَيْكِ, وَأَعُوْذُ بِكِ مِنْ شَرِّ أَسَدٍ
وَأَسْوَدَ, مِنْ حَيَّةٍ وَعَقْرَبَ, وَمِنْ سَاكِنِي الْبَلَدِ, وَمِنْ وَالِدٍ وَمَا
وَلَدَ
“Wahai bumi Rabb, dan Rabbmu adalah
Allah Swt. Saya berlindung kepada-Nya dari kejahatanmu dan kejahatan apa saja
yang ada di dalam tubuhmu, kejahatan apa yang diciptakan di dalam perutmu,
kejahatan apa saja yang melata di atasmu, saya berlindung dari singa dan
binatang hitam, dari ular, kalajengking dan penduduk negeri, serta dari bapak
dan apa yang dilahirkannya.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
l-Jikalau Anda takut dengan
kesendirian, maka bacalah doa berikut ini:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ
القُّدًّوْسِ رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ, جُلِّلَتِ السَّمَاوَاتُ بِالْعِزَّةِ
وَالْجَبَرُوْتِ
“Maha Suci Zat yang Maha Kuasa dan
Maha Suci, Tuhan para Malaikat dan ruh, yang menerangi lagit dengan keagungan
dan keperkasaan.”
m-Jikalau Anda tidur di awal, maka
bentangkanlah tangan Anda di atas tanah atau alas tidur Anda. Namun jikalau
Anda tidur di akhir malam, maka tegakkan tangan Anda dan tidurlah di atas
telapak tangan Anda. Tujuannya, agar Anda tidak tidur kebablasan dan terlambat
mengerjakan shalat Subuh.
n-Jikalau Anda memasuki suatu kota
atau wilayah, maka bacalah doa berikut ini:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ
لَنَا بِهَا قَرَارًا, وَارْزُقْنَا فِيْهَا رِزْقًا حَلَالًا, اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ
مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الْمَدِيْنَةِ وَخْيرِ مَا فِيْهَا, وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا
وَشَرِّ مَا فِيْهَا
“Ya Allah, jadikan kami menetap
disini, dan karuniakanlah kepada kami rezki yang halal disini. Ya Allah, saya
memohon kepada-Mu kebaikan negeri ini dan kebaikan yang ada di dalamnya, dan
saya berlindung kepada-Mu kejahatannya dan kejahatan yang ada di dalamnya.”
[Wirid dalam Kanz Al-Mal]
o-Jikalau Anda sudah selesai
menunaikan tujuan perjalanan, maka segeralah kembali kepada keluarga Anda,
karena pada hakikatnya perjalanan itu adalah bagian dari azab, yang menyebabkan
kehilangan banyak hal dan kesenangan, seperti kekurangan makan, minum, capek
dan sebagainya.
p-Jikalau Anda sudah berangkat
pulang, maka bacalah:
آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ
عَابِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ
“Kembali kepada Allah Swt, bertaubat
kepada-Nya, menyembah Rabb kami dan memuji-Nya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
q-Janganlah mengetuk pintu secara
tiba-tiba. Beritahulah keluarga Anda mengenai kedatangan Anda, agar mereka bisa
mempersiapkan diri dan mempersiapkan segalanya; apalagi sekarang sudah ada alat
komukasi yang canggih.
r-Jikalau Anda seorang perempuan,
maka janganlah melakukan suatu perjalanan yang berdurasi sehari-semalam,
kecuali ada mahramnya. Rasulullah Saw bersabda:
“Tidak halal bagi seorang perempuan
yang beriman kepada Allah Swt dan hari akhir, melakukan perjalanan
sehari-semalam kecuali bersama mahramnya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
Pembahasan Kedua Belas: Adab Berpakaian
Memakai pakaian adalah sebuah
kewajiban bagi seorang muslim, membedakannya dari binatang yang tidak memiliki
rasa malu sedikitpun, menjaganya dari berbagai jenis penyakit, dan sebagainya.
Dalam Al-Quran, Anda akan mendapatkan berbagai ayat yang memerintahkannya, di
antaranya:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu
yang indah di setiap (memasuki) Mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.” [Al-A’raf: 31]
Ada beberapa adab yang harus Anda
perhatikan ketika berpakaian:
1)Jikalau Anda seorang laki-laki,
jangan pernah memakai sutera sekalipun. Rasulullah Saw bersabda:
“Janganlah memakai sutera.
Barangsiapa yang memakainya di dunia, maka ia tidak akan memakainya lagi di
akhirat.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
2)Jangan memanjangkan pakaian Anda
di bawah mata kaki, baik celana, sarung dan sebagainya. Namun jikalau Anda
perempuan, maka hukumnya tidak ada apa-apa. Rasulullah Saw bersabda:
“Sarung yang berada di bawah kedua
mata kaki berada di neraka.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
3)Hendaklah Anda lebih mengutamakan
pakaian putih, karena itulah yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw. Namun bukan berarti
Anda tidak boleh memakai pakaian berwarna lainnya. Rasulullah Saw bersabda:
“Pakailah pakaian putih, karena
lebih lebih suci dan lebih bagus, serta kafankanlah mayat kalian dengannya.”
[Diriwayatkan oleh At-Turmudzi]
4)Jikalau Anda perempuan, maka hendaklah
pakaian Anda menutup kedua kaki Anda. Kemudian pakailah jilbab atau pakaian
yang akan menutup kepala Anda, leher Anda dan bagian-bagian lainnya yang harus
ditutup. Allah Swt berfirman:
“Hai Nabi, katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin,
‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” [Al-Ahzab:
59]
5)Jangan memakai cincin emas.
Rasulullah Saw bersabda:
“Diharamkan memakai sutera dan emas
bagi laki-laki dari kalangan umatku, dan dihalalkan bagi para wanitanya.”
[Diriwayatkan oleh Muslim]
6)Dan jikalau Anda ingin memakai
cincin, maka tidak apa-apa jikalau Anda memakai cincin perak dan mengukirnya
dengan nama Anda atau tulisan tertentu, karena Rasulullah Saw juga melakukan
hal yang sama.
7)Jikalau Anda memakai sandal, maka
jangan memakai sebelahnya saja. Bagaimanapun Anda harus memakai kedua belahnya;
sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
“Janganlah salah seorang di antara
kalian berjalan dengan satu sandal. Hendaklah ia melepaskan keduanya, atau
memakai keduanya.” [Diriwayatkan oleh Muslim][
8)Janganlah seorang muslim memakai
pakaian muslimah, dan seorang muslimah memakai pakaian muslim, karena itu
bertentangan dengan sabda Rasulullah Saw:
“Allah Swt melaknat laki-laki yang
keperempuanan, dan perempuan yang kelaki-lakian.” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhari]
9)Jikalau Anda memakai sandal, maka
mulailah dari yang kanan. Dan jikalau Anda melepaskannya, maka mulailah dari
yang kiri. Rasulullah Saw bersabda:
“Rasulullah Saw menyukai
berkanan-kananan dalam segala urusannya, baik memakai sandal, berjalan dan
bersuci.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
10)Jikalau Anda memakai pakaian
baru, atau sandal baru, maka bacalah doa:
اللَّهُمَّ لَكَ
الْحَمْدُ أَنْتَ كَسَوْتَنِيْهِ, أَسْأَلُكَ خَيْرَهُ, وَخَيْرَ مَا صُنِعَ لَهُ,
وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا صُنِعَ لَهُ
“Ya Allah, bagi-Mu segala pujian,
Engkaulah yang telah memakaikanku pakaian, saya memohonkan kebaikannya
kepada-Mu dan kebaikan yang ditetapkan baginya. Dan saya berlindung kepada-Mu
dari keburukannya dan keburukan yang ditetapkan baginya.” [Diriwayatkan oleh
Abu Daud]
Pembahasan Ketiga Belas: Adab yang Berkaitan dengan Fithrah
Ada beberapa adab yang berkaitan
dengan fithrah yang harus Anda jaga, dan semuanya terangkum dalam sabda
Rasulullah Saw:
“Ada lima jenis fithrah: Istihdad,
Khitan, mencukur kumis, mencabut bulu ketiak dan memotong kuku.” [Diriwayatkan
oleh At-Turmudzi]
1)Istihdad, yaitu memotong rambut
kemaluan. Bisa dengan silet, pisau dan benda-benda tajam lainnya; asal tidak
membahayakan diri Anda sendiri.
2)Khitan, yaitu memotong kulit yang
menutupi bagian kepala zakar. Sebenarnya, ini disunnahkan pada hari ketujuh
kelahiran, karena pada saat itulah beliau mengkhitan Hasan dan Husain. Dan
jikalau tidak mampu melakukannya pada waktu itu, maka tidak apa-apa
mengakhirkannya, karena Nabi Ibrahim Alahissalam berkhitan pada usia 40 tahun.
3)Mencukup kumis. Ini sesuai dengan
sabda Rasulullah Saw:
“Cukuplah kumis dan biarkanlah
jenggor, serta selisihilah orang-orang Majusi.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
4-Mencabut bulu ketiak. Namun
jikalau Anda tidak bisa mencabutnya, maka tidak masalah mencukurnya.
5-Memotong kuku. Disunnahkan
memulainya dari tangan kanan, kemudian tangan kiri, kemudian kaki kanan dan
kaki kiri.
Pembahasan Keempat Belas: Adab Tidur
Dalam Islam, waktu itu sudah dibagi
sesuai ketentuan Allah Swt. Ada waktu siang untuk bekerja, dan ada waktu malam
untuk tidur dan istirahat. Bahkan, tidur itu sendiri adalah nikmat besar yang
harus Anda syukuri. Berapa banyak orang kaya berlimpahan harta yang
menginginkan tidur nyenyak di malam hari, namun tidak kunjung mampu
mendapatkannya. Allah Swt berfirman:
“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan
untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya
kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu
bersyukur kepada-Nya.” [Al-Qashash: 73]
Dan beberapa adab tidur yang harus
Anda jaga dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1)Janganlah tidur terlalu larut
malam, kecuali Anda ada keperluan penting, seperti belajar, menuntut ilmu,
musyawarah dan sebagainya.
2)Sebelum menghampiri tempat tidur,
berwudhu’lah terlebih dahulu. Rasulullah Saw bersabda:
“Jikalau engkau menghampiri tempat
tidurnya, maka berwudhu’lah layaknya wudhu’ untuk shalat.” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhari]
3)Jikalau Anda tidur, maka hendaklah
bertumpu dengan bagian kanan badan Anda dan berbantalkanlah dengan tangan kanan
Anda. jikalau posisinya berubah ketika tidur, maka itu bukanlah sebuah masalah.
Rasulullah Saw bersabda:
“Jikalau engkau menghampiri tempat
tidurmu, maka berwudhu’lah layaknya wudhu’ untuk shalat, kemudian berbaringlah
dengan sisi kanan badanmu.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
4)Janganlah tertidur dengan
telengkup, karena Rasulullah Saw melarang hal tersebut dalam sabdanya:
“Itu adalah bentuk berbaring yang
tidak disukai oleh Allah Swt.” [Diriwayatkan oleh Al-Hakim]
5)Bacalah zikir-zikir berikut ini
ketika mau tidur
Pertama: Subhanallah,
Walhamdulillah, Allahu Akbar, masing-masingnya sebanyak tiga puluh kali.
Kemudian ucapkanlah: La Ilaha Illallah Wahdahu La Syarika Lah, Lahul Mulku Wa
Lahul Hamdu, Wa Huwa ‘Ala Kulli Syai-in Qadir.
Kedua: Bacalah Al-Fatihah, kemudian
awal surat Al-Baqarah sampai ayat 5, ayat kursy dan penutup surat Al-Baqarah,
yaitu dari 284-286.
Ketiga: Setelah itu, bacalah doa
berikut ini:
بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ
وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِاسْمِكَ أَرْفَعُهُ, اللَّهُمَّ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَاغْفِرْلَهَا,
وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ الصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادَكَ,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ, وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ, وَأَلْجَأْتُ
ظَهْرِي إِلَيْكَ, أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ, آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي
أَنْزَلْتَ وَنَبِيَّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ فَاغْفِرْلِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ,
وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ, وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي, أَنْتَ الْمُقَدِّمُ
وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ
عِبَادَكَ
“Dengan nama-Mu ya Allah saya
berbaring, dan dengan nama-Mu saya mengangkatnya. Ya Allah, jikalau Engkau
menahan jiwaku, maka ampunilah. Dan jikalau Engkau melepaskannya, maka jagalah
sebagaimana Engkau menjaga para hamba-Mu yang shaleh. Ya Allah, saya
menyerahkan jiwaku kepada-Mu, menyerahkan urusanku kepada-Mu, membalikkan
punggungku kepada-Mu, memohon ampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu, beriman
dengan kitab yang Engkau turunkan, Nabi yang Engkau utus, maka ampunilah dosaku
yang terdahulu dan sekarang, yang tersembunyi dan nyata. Engkau lebih
mengetahuinya dariku. Engkaulah yang terdahulu dan Engkaulah yang terakhir,
tiada Tuhan melainkan diri-Mu. Ya Rabbku, jagalah diriku dari azab-Mu ketika
Engkau membangkitkan para hamba-Mu.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
Baca juga: ALLAH BERKUASA ATAS SEGALANYA