Siapa orang yang tidak ingin meraih kesuksesan? Tentu tidak ada dan hampir mustahil bagi kita untuk menemukan orang yang tidak menginginkan kesuksesan.
Sukses adalah sebuah bentuk kata yang selalu
ingin dicapai dan selalu didambakan oleh setiap orang. Setiap orang ingin
sukses dan selalu mengukur nilai dirinya dari kesuksesan yang telah dicapainya,
dalam hal apapun.
Sukses didefinisiakan sebagai keberhasilan
yang dicapai seseorang, atau yang disebut sebagai momen di mana tujuan tertentu
sudah tercapai.
Sebagian dari kita menganggap bahwa kesuksesan
bisa diukur melalui hal-hal yang bersifat material – menjadi kaya, misalnya –
meskipun pada dasarnya sukses itu bukanlah melulu diukur dari hasil, melainkan
juga dari proses.
Dalam pandangan agama, kesuksesan dicapai
ketika sang manusia mencari kesuksesan (dalam bentuk material) dengan cara yang
positif.
Pendek kata, kesuksesan dalam pandangan agama
berarti bahwa anda mampu untuk menjalani proses menuju kesuksesan dengan bekal
spiritual, emosi, fisik, dan mental yang sesuai dengan ajaran agama, atau tidak
melenceng darinya.
Selain resep pendek mengenai kesuksesan, orang
juga perlu memperhatikan hal lain, yakni lingkungan pergaulan. Umat agama
manapun selalu berpijak pada ajaran agamanya, apalagi jika mereka berniat mencari
kesuksesan, oleh karenanya bergaul lah dengan orang yang mampu membawa anda ke
jalan yang kesuksesan yang positif.
Dalam perbincangan mengenai kesuksesan dalam
pandangan agama, doa supaya sukses (artinya mengharapkan kesuksesan dari sang
pencipta) tidaklah cukup, karena diperlukan sesuatu yang lain, misalnya:
menafkahkan sebagian kecil dari kesuksesan melalui jalan agama.
Tentu apa yang dibicarakan sejauh ini adalah
konsep kesuksesan yang terkesan umum. Karenanya diperlukan rincian lebih lanjut
mengenai bagaimana konsep kesuksesan dari sudut pandang agama tertentu.
Kali ini kami akan menjabarkan kesuksesan
dalam pandangan Islam, yang pada intinya beranggapan bahwa kesuksesan di dunia
ini semata-mata hanya titipan Tuhan, yang mana manusia memanfaatkannya untuk
hal tertentu yang berdampak positif bagi diri-personal dan juga bagi manusia di
sekitarnya.
Kesuksesan dalam Islam tolak ukurnya berasal
dari tingkat pencapaian individual, atau kepemilikan harta yang diperlukan
untuk kepentingan menghadap sang maha pencipta, yakni:
• Harta atau kesuksesan yang digunakan untuk
membeli pakaian yang rapi, wangi, dan bagus, yang bisa dipakai ketika
menjalankan ibadah shalat.
• Berhaji sebagai sebuah salah satu cara untuk
memahami spiritualitas. Maksudnya, anda sebagai orang Islam diharapkan
menyisihkan sebagian hartanya untuk melaksanakan ibadah haji.
• Mengunakan harta untuk bersedekah dan
berzakat, menyalurkannya untuk orang-orang yang tidak mampu.
• Kesuksesan yang diukur dari harta yang
sebagian kecil lainnya digunakan untuk kemaslahatan masyarakat yang hidup di
sekitar (misalnya, untuk keperluan pendidikan bagi orang tak mampu, untuk
keperluan pembangunan rumah bagi anak-anak jalanan, dan lain sebagainya).
Bisa dilihat bahwa konsep kesuksesan tidak
semata berkaitan dengan kepemilikan harta, melainkan juga bagaimana orang yang
telah meraih kesuksesan memperoleh kebahagiaan dengan cara membahagiakan
lingkungan di sekitarnya.
Dalam hal ini, doa supaya sukses hanyalah
salah satu jalan untuk memohon kepada maha pencipta, memohon supaya usaha
menjadi sukses, dan bahwa sang pengusaha mampu berbuat baik kepada sesamanya
ketika kelak ia menjadi sukses.
Dilihat secara umum, kesuksesan adalah benar
menjadi tujuan hidup, namun bagaimana orang menjalani proses untuk mencapai kesuksesan
adalah juga sebuah hal yang perlu dipertimbangkan.
Doa supaya sukses hanyalah bagian kecil dari
upaya mencapai kesuksesan.
Yang paling penting dari semuanya adalah
apakah proses tersebut tidak menyakiti diri, tidak bertentangan dengan kaidah
keagamaan, dan bermanfaat atau tidak bagi lingkungan sekitar.