Salah satu rasa yang diolah berdasarkan pengalaman batin ketika kita merasa puas akan sesuatu hal adalah rasa syukur. Bersyukur adalah sebuah bentuk olah batin, ketika diri kita melihat pemandangan indah, merasa kenyang setelah makan, dan pengalaman puas lainnya.
Rasa syukur dalam pandangan agama adalah juga
sebuah cara untuk berterima kasih atas anugerah yang telah diberikan sang
pencipta kepada para manusia (kita-kita juga).
Kita tahu bahwa ada banyak anugerah yang telah
diberikan oleh alam kepada kita, umat manusia, maka dari itu sepatutnyalah kita
mengucap rasa syukur.
Meski begitu, bukan hanya ucapan yang perlu
kita lontarkan, melainkan juga bagaimana agar tetap menjaga apa yang telah
disediakan alam kepada kita.
Secara umum bisa dibilang bahwa bersyukur di
satu sisi adalah ungkapan pribadi seseorang yang di sisi lain merupakan sebuah
petanda tentang bagaimana seorang individu berterima kasih kepada penciptanya.
Jadi, rasa syukur adalah sebuah laku di mana
seorang manusia berpikir bahwa segala jenis takdir yang terjadi keapda mereka
bukan merupakan kemauan mereka sendiri, melainkan berasal dari kekuatan yang
tidak tercapai.
Jika dikonkritkan, barangkali rasa syukur
merupakan bentuk spiritualitas di mana orang berusaha berhubungan dengan
penciptanya.
Pemahaman rasa syukur sebagai salah satu
bentuk spiritual mengisyaratkan sebuah formula di mana semua peristiwa yang
terjadi dalam hidup seorang manusia terjadi karena takdir (65 %) dan sisanya
terjadi karena kehendak bebas seorang manusia (35 %).
Dalam formula semacam itu, rasa syukur perlu
dimaknai sebagai perasaan dari dalam diri kita, di mana semua karunia dan
rahmat Tuhan terjadi karena kehendakNya.
Tentu saja rasa syukur bukan hanya soal
bagaimana anda berhubungan dengan Tuhan melalui ucapan tertentu (yang
mensyiratkan rasa syukur), melainkan juga bagaimana anda menciptakan kondisi di
mana rasa syukur tersebut bisa dipertahankan.
Artinya, bila anda memperoleh kenikmatan
karena anda melihat air terjun yang sangat indah, misalnya, anda bisa bersyukur
sambil tetap berusaha untuk menjaga keindahan yang ada di depan mata anda.
Sama halnya dengan ketika anda mengucap rasa
syukur karena kekenyangan, maka anda juga harus menciptakan kondisi di mana
anda bisa tetap merasa kenyang dan jauh dari rasa lapar (karena kemiskinan,
misalnya).
Jadi, mengucap rasa syukur adalah juga soal
bagaimana anda menghargai pencipta, di saat bersamaan anda berusaha keras
supaya rasa syukur itu tetap bisa dinikmati. Inilah kiranya yang disebut
sebagai kehendak bebas seorang manusia.
Dengan demikian, bersyukur yang hanya
diungkapkan melalui kata-kata adalah jenis rasa syukur yang begitu dangkal.
Yang paling penting adalah bagaimana memajukan laku spiritual kita dengan cara
menanamkan kebiasaan untuk bersyukur atas sebuah capaian atau sebuah
kenikmatan, sambil tetap berusaha supaya kita bisa mengungkap rasa syukur
setiap hari.
Bahagia bisa dicapai hanya jika kita mampu
mengungkapkan rasa syukur.
Fondasi rasa syukur memang bisa hancur begitu
saja, terutama bila kita terlalu gampang putus asa dan menganggap bahwa segala
yang ada di dalam kehidupan kita hanyalah keburukan dan kesialan terus menerus.
Karena itu, teruslah pupuk rasa syukur, sebab dengan begitu manusia akan bisa
berbahagia dan menemukan kebahagiannya.
Tanpa menemukan kebahagiaan, manusia cenderung
murung. Tanpa rasa syukur, manusia takkan mampu memaknai spiritualitasnya. Rasa
syukur menjadi penting di tengah hidup yang semakin kompleks dan seringkali
tidak berjalan sesuai keinginan manusia.