Renungan Islam; Analogi Kehidupan Manusia

Ada seorang pemuda yang sedang berjalan- jalan ditepi hutan untuk mencari udara segar, ketika dia sedang berjalan-jalan, tiba -tiba terdengarlah Bunyi auman suara harimau…

Auuuummmm… .!!!!!

Seekor harimau yang sedang lapar dan mencari mangsa untuk mengisi perutnya. Tiba-tiba tanpa disadari oleh pemuda tersebut.. harimau itu sudah berada dihadapan pemuda itu. Karena ketakutan akan kedatangan harimau itu, dia pun berlari dan sejauh yang dia mampu, harimau yang sedang lapar itu sudah tentu tidak akan melepaskan dia pergi begitu saja , harimau itu pun mengejar pemuda tadi.

Ditengah kepanikan itu, pemuda tadi sempat berdoa agar diselamatkan dari terkaman harimau itu dan dia amat bersyukur karena doanya dikabulkan, dalam keadaan dia sedang berlari dia melihat sebuah sumur  tua, terlintas di pikirannya untuk lompat dan masuk kedalam sumur itu, karena harimau pasti tidak akan mengejarnya dan ikut lompat ke dalam sumur tersebut.

Amat bernasib baiklah pemuda itu karena ditengah-tengah sumur itu ada tali yang menjulur ke bawah, sehingga pemuda tadi tidak perlu melompat yang mungkin akan menyebabkan kakinya patah disebabkan dalamnya sumur tersebut.

Namun, tali itu terlalu pendek sehingga kakinya tidak bisa menapakkan kakinya ke dasar sumur tersebut , akhirnya dia bergelantungan ditengah-tengah sumur  itu. Ketika pemuda itu sedang bergelantungan, dia mengangkat mukanya keatas, ternyata harimau tadi masih menunggunya di bibir sumur itu, dan ketika dia menunduk kebawah, terdengar suara air yang ganas,  setelah diamati ternyata ada 2 ekor binatang buas yang berusaha menggapai badannya,.

Pemuda itu mengeluhhh....

Ya Allah apakah yg harus aku lakukan???, diatasku harimau sedang menunggu, dibawah ada binatang buas yang juga bersiap menerkamku. Ketika pemuda itu sedang memikirkan cara untuk keluar dari sumur tua itu, tiba-tiba di celah-celah sumur itu terdapat lobang kecil dan tanpa disangka oleh pemuda itu keluarlah seekor tikus putih .

ciiit…ciiit. .. ….ciit… tikus putih itu naik meniti tali ia menggigit tali dimana pemuda tadi bergelantungan, masih dalam keadaan terkejut, pada waktu yang sama dari lobang itu juga muncul lagi seekor tikus hitam yang melakukan hal sama seperti tikus putih tadi, menggigit tali yang digunakan oleh pemuda itu untuk bergelantungan.

ooohhhh…jika tali ini putus, .habislah riwayatku dimakan binatang buas di bawah..!!! dia berpikir dengan penuh kecemasan,… jika aku naik keatas …, sudah pasti harimau menerkamku, . ..jika menunggu disini , tali ini akan putus dan binatang buas dibawah ini telah lama bersiap sedia untuk menerkamku...

Saat itulah dia mendengar deruan serombongan lebah yang sedang mengangkut madu untuk dibawa ke sarang mereka,.. dia mendongakkan wajahnya keatas ..Dan tanpa disangka-sangka jatuhlah setetes madu dari lebah itu dan kebetulan jatuh tepat dalam mulut pemuda itu..

Spontan pemuda tadi berkata…

Subhanallah ... Alangkah manisnya madu Ini ,.. baru kali ini aku merasakan madu semanis dan selezat ini…!!! Dia lupa akan ancaman para binatang buas tadi.



Sahabat renungan Islam...

Tahukah anda, inti dari cerita diatas…secara analoginya -- Pemuda tadi adalah Kita semua 'manusia', harimau yang mengejar adalah maut kita, ajal memang selalu mengejar kita . Jadi ingatlah akan mati. Dua ekor binatang buas di dalam sumur tua adalah diumpamakan sebagai malaikat Munkar Dan Nakir yang menunggu Kita di alam kubur kita nantinya .

Tali tempat pemuda bergelantungan adalah umur kita , tikus putih dan tikus hitam adalah dunia kita siang dan malam yang senantiasa mengikis umur kita. Diibaratkan cerita tikus tadi yang menggigit tali pemuda itu siang dan malam . Madu setetes yang jatuh itu adalah nikmat dunia yang hanya sebentar. Bayangkan madu setetes tadi masuk ke mulut pemuda itu, dia lupa akan ancaman harimau Dan binatang buas di bawah sumur yang sedang menunggunya ,.. begitulah Kita , ketika Kita menerima nikmat sedikit, Kita lupa kepada Allah. Ketika susah baru ingat kepada Allah.. 


Astaghfirullah 


Baca juga: Al Mahfudzat kelas 3 KMI Darussalam Gontor; dilengkapi penjelasan dan terjemah; Syair Mahmud Sami Basya (Wafat 1366 H) TentangMemanfaatkan Kesempatan


Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama